Mohon tunggu...
Naufal Anugrah Shaktiaji
Naufal Anugrah Shaktiaji Mohon Tunggu... Penulis - Penuntut ilmu

خير الناس انفعهم للناس

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan Pendidikan Nasional

15 Februari 2024   08:06 Diperbarui: 15 Februari 2024   08:08 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alur perjalanan pendidikan nasional diawali dengan ketika masa hindu-budha. Pada masa hindu dan budha sistem pendidikan berbentuk guru kala yakni siswa tinggal bersama-sama gurunya di pertapaan dan pembelajaran berlangsung dengan sistem tanya jawab. Materi yang diajarkan cenderung tentang keagamaan dan kesustraan. Kemudian setelah islam menyebar karena runtuhnya beberapa kerajaan hindu-budha di Indonesia sistem pendidikan pada masa islam mulai menyebar dengan sistem pendidikannya yang menggunakan metode sorogan dan bandongan. Selanjutnya ketika Portugis datang ke Indonesia, Portugis mendirikan beberapa sekolah seminari untuk anak-anak pemuka pribumi yang diajarkan pada sistem pendidikannya adalah pelajaran agama, menulis, berhitung, dan bahasa latin. Kemudian ketika datang Belanda juga mendirikan sekolah yang konteks tujuannya untuk memenuhi kebutuhan pegawainya. Setelah jepang masuk pendidikan menjadi menyeleweng karena pendidikan di Jepang condong untuk mempersiapkan romusha dan prajurit-prajurit untuk membantu peperangan bagi kepentingan jepang sendiri.

Hal yang paling menonjol ketika pendidikan masa kolonial adalah sekolah yang dibuka hanya diperuntukkan untuk orang-orang kaya dan pejabat-pejabat sipil. Tujuannya supaya mendapatkan pegawai atau buruh dengan gaji yang murah. sebab ketimpangan dan tidak ratanya mengenai hal tersebut para tokoh menginisiasi beberapa organisasi terkait pendidikan seperti Budi Utomo yang fokus pada pendidikan karena Budi Utomo meyakini bahwa pendidikan adalah cara atau alat yang penting untuk memajukan bangsa. Setelah berdirinya Budi Utomo kemudian berdiri beberapa sekolah di antarannya ada sekolah Kartini sampai pada akhirnya muncul juga sekolah Ki Hajar Dewantara.

Ki Hajar Dewantara mendirikan sejenis sekolah yaitu  Taman Siswa untuk memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama bagi para pribumi yang tidak didapatkan seperti kalangan pejabat, sipil, priyayi atau orang orang belanda. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dan pengajaran adalah proses humanistik sehingga harus memerdekakan manusia dalam segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani, dan rohani. Ki Hajar Dewantara juga memberikan masukan supaya  mendidik anak-anak bangsa dengan cara yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam merupakan isi dan bentuk kondisi sesuai konteks lingkungan sedangkan kodrat zaman adalah pendidikan dan pengajaran yang diberikan sesuai dengan era zaman nya agar anak-anak dapat mengikuti perkembangan zaman.

Gagasan Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo (pendidik berada di depan memberi teladan); ing madyo mangun karso (pendidik selalu berada di tengah dan terus menerus memprakarsai/memotivasi), dan tut wuri handayani (pendidik selalu mendukung dan mendorong peserta didik untuk maju) diharapkan tidak hanya menjadi semboyan dan slogan yang ditempel diedarkan secara simbolik namun bisa diterapkan dan diimplementasikan secara nyata. System pendidikan yang masih membelenggu harus direparasi supaya dapat sejalan dan relevan dengan keinginan Ki Hajar Dewantara dalam mengembangkan jati diri kultural anak bangsa untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan berkarakter. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun