Mohon tunggu...
Naufal Rizky Fauzi
Naufal Rizky Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswa dan Dampak Teori Determinasi Teknologi di Era Digital

20 Desember 2024   14:07 Diperbarui: 20 Desember 2024   14:07 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan teknologi massa telah membawa revolusi besar dalam cara manusia berkomunikasi, berinteraksi, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Sebagai mahasiswa yang hidup di era digital, saya melihat teknologi tidak hanya sebagai alat, tetapi sebagai kekuatan yang membentuk masyarakat secara mendalam. Hal ini sesuai dengan teori determinasi teknologi yang dikemukakan oleh Marshall McLuhan, yang menyatakan bahwa "medium adalah pesan." Dengan kata lain, teknologi tidak hanya memengaruhi cara kita berkomunikasi, tetapi juga mengubah struktur sosial, budaya, dan pola pikir manusia.

Dalam konteks saat ini, teknologi digital seperti media sosial, portal berita, dan aplikasi streaming menjadi medium dominan yang mendikte pola hidup. Sebagai mahasiswa, saya melihat bahwa platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube telah menjadi sumber utama informasi dan hiburan. Medium-medium ini membentuk cara saya memproses informasi: cepat, visual, dan cenderung singkat. Teknologi telah menciptakan kebiasaan baru, di mana kita lebih suka konsumsi konten yang instan daripada membaca artikel panjang atau mendalami isu-isu secara mendalam.

Namun, determinasi teknologi juga memunculkan pertanyaan kritis: sejauh mana teknologi menentukan arah masyarakat? McLuhan percaya bahwa medium memiliki kekuatan besar, tetapi sebagai mahasiswa, saya juga menyadari bahwa manusia memiliki peran aktif dalam menentukan bagaimana teknologi digunakan. Sayangnya, sering kali teknologi membawa dampak negatif ketika tidak dikelola dengan bijak, seperti penyebaran hoaks, polarisasi masyarakat, dan ketergantungan pada perangkat digital.

Sebagai mahasiswa, kita berada di persimpangan antara menjadi pengendali teknologi atau sekadar konsumen pasif. Tantangan besar yang kita hadapi adalah bagaimana menggunakan teknologi untuk hal-hal yang produktif dan membangun, tanpa terjebak dalam dampak negatifnya. Di sinilah pentingnya literasi digital. Kita harus mampu memilah informasi, memahami konteks, dan bersikap kritis terhadap apa yang disampaikan oleh media.

Teori determinasi teknologi juga memberikan pelajaran bahwa teknologi tidak sepenuhnya netral. Ia membawa nilai-nilai dan logika tertentu yang bisa memengaruhi keputusan, pola pikir, dan budaya masyarakat. Sebagai mahasiswa, kita harus menjadi agen perubahan yang tidak hanya mengikuti tren teknologi, tetapi juga mampu menciptakan inovasi yang berorientasi pada kemajuan manusia secara holistik.

Pada akhirnya, teknologi massa akan terus berkembang, dan teori determinasi teknologi menantang kita untuk bertanya: Apakah teknologi membentuk kita, atau kita yang membentuk teknologi? Jawabannya ada di tangan kita, mahasiswa sebagai generasi yang akan menentukan arah masa depan. Jangan sampai kita hanya menjadi produk dari teknologi, tetapi jadilah pengguna yang bijak, kreatif, dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun