"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa."
- Al-Quran yang ditujukan di Lauhul Mahfuz.
- Al-Quran (dikatakan al-kitab karena tercatat).
- Turun dari Allah, Menjadi petunjuk, Menyangkut isi dan kandungannya.
- Petunjuk (dari kesesatan), Pembimbing, Arahan. (Hudan berkaitan dengan fungsi), Diarahkan keseluruh manusia, tapi yang dapat mengambil manfaat al-Muttaqin.
- Menjaga (hubungan dengan Allah, Manusia, Alam, Lingkungan), Memelihara (Iman), Melindungi (dari setan).
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah kitab yang tidak ada keraguan di dalamnya, yang berarti kebenaran dan keasliannya dijamin oleh Allah. Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu orang-orang yang menjaga hubungannya dengan Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Mereka yang bertakwa akan menemukan Al-Quran sebagai pedoman hidup yang lengkap dan benar.
Ayat 3: Al-lazina yu'minuna bil-gaibi wa yuqimunas-salata wa mimma razaqnahum yunfiqun(a).
"Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka."
Ayat ini menjelaskan sifat-sifat orang yang bertakwa. Pertama, mereka beriman kepada yang ghaib, yang mencakup keyakinan terhadap hal-hal yang tidak terlihat seperti Allah, malaikat, hari kiamat, dan takdir. Kedua, mereka mendirikan shalat, yang berarti melaksanakan shalat dengan benar dan khusyuk. Ketiga, mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang diberikan oleh Allah, yang mencerminkan kedermawanan dan kepedulian terhadap sesama.
Â
Ayat 4: Wal-lazina yu'minuna bima unzila ilaika wa ma unzila min qablik(a), wabil-akhirati hum yuqinun(a).
"Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat."
Ayat ini menambah ciri-ciri orang yang bertakwa dengan menyebutkan bahwa mereka beriman kepada Al-Quran dan kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya (Taurat, Zabur, Injil). Selain itu, mereka juga memiliki keyakinan yang kuat terhadap adanya kehidupan akhirat, yang memotivasi mereka untuk hidup sesuai dengan ajaran agama karena percaya akan adanya balasan di akhirat.
Ayat 5: Ula'ika 'ala hudam mir rabbihim wa ula'ika humul-muflin(a).
"Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung."
Ayat terakhir dari rangkaian ini menegaskan bahwa orang-orang yang memiliki sifat-sifat tersebut akan mendapatkan petunjuk dari Allah. Petunjuk ini membantu mereka menjalani kehidupan dengan benar dan menuju jalan yang diridhai oleh Allah. Mereka juga disebut sebagai orang-orang yang beruntung karena mereka berhasil meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.