Setelah melewati masa renovasi pasca kebakaran, Museum Nasuinal Indonesia kembali menyambut para pengunjung dengan wajah baru. Pada tanggal 19 November 2024, saya berkesempatan untuk menjelajah kembali "rumahnya sejarah Indonesia" ini. Saya bersama Kelas Psikologi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah. Pengalaman ini sungguh mengesankan, mengasyikan bagiamana museum ini kembali bangkit dan mennyajikan koleksi-koleski berharganya dengan tampilan yang lebih modern dan interaktif.
Museum Gajah, begitulah museum ini akrab disapa, telah berhasil bangkit dari keterpurukan. Kebakaran yang terjadi pada tahun 2023 lalu sempat membuat khawatir akan nasib koleksi berharga di Museum Nasional. Namun, berkat kerja keras tim restorasi dan dukungan masyarakat museum ini berhasil bangkit dari keterpurukan.
Meskipun sebagian koleksi mengalami kerusakan akibat kebakaran, namun sebagian besar berhasil diselamatkan dan dipamerkan kembali dengan tampilan yang lebih segar. Saat memasuki ruang pameran utama, saya langsung terpukau dengan tata letak ruangan yang kini diubah lebih modern dan juga pencahayaan yang sempurna. Setiap sudut ruangan seolah bercerita tentang apa sejarah yang dimiliki oleh harta benda tersebut. Salah satu yang paling menarik adalah adanya video display interaktif mengenai informasi sejarah Indonesia dalam format yang lebih modern, seperti video animasi serta permainan interaktif.
Suasana museum lebih terasa kondusif untuk memahami serta belajar mengenai artefak sejarah tersebut, berkat tata letak ruangan yang lebih teratur sehingga pengunjung bisa leluasa mengunjungi tanpa merasa sempit, kemudian menuju belakang museum dimana letak kejadian kebaran tersebut terjadi sekarang diletakan infografis mengenai penyelamatan artefak, dibagian tersebut juga diberikan dokumentasi bagiamana dan siapa saja yang menyelamatkan artefak tersebut.
Kemudian masuk ke ruang tengah dimana terdapat augmented reality untuk mengetahui asal jenis suku berdasarkan muka kalian para pengunjung, jadi pengunjung awal mulanya menuju layar yang dapat mendeteksi wajah para pengunjung kemudian mengisi data, lalu pada layar yang besar akan mencari informasi suku berdasarkan wajah anda dan akan keluar suku di layar tersebut, menurut saya cukup interaktif dimana pengunjung bisa melihat suku apa yang mereka miliki.
Info menarik ketika datang pada weekend sekitar jam 6 kalian dapat menyaksikan video mapping seluruh museum, setiap sudut museum akan dipenuhi video mapping mulai dari gedung depan hingga ruang dalam.
Kunjungan ke Museum Nasional kali ini memberikan saya pengalaman yang berbeda, saya cukup terpesona dengan perubahan wajah dari Museum Nasional ini terakhir kali saya berkunjung pada tahun 2016 ketika saya duduk di bangku sekolah dasar, setelah 9 tahun kembali saya cukup mengapresiasi upaya semua pihak yang terlibat dalam pemulihan dan perubahan museum ini.
Museum Nasional Indonesia telah membuktikan bahwa semangat pelestarian budaya tidak pernah padam. Saya berharap museum ini semakin berkembang dan menjadi pusat edukasi yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H