G20 merupakan sebuah forum internasional yang melakukan sebuah kerja sama multilateral dan beranggotakan negara-negara dengan perekonomian besar di dunia.
Anggota dari G20 terdiri dari 19 negara besar dengan perekonomian yang kuat, serta Uni Eropa.
Negara dan Lembaga yang ikut menjadi anggota G20 diantaranya yaitu Amerika Serikat, Australia, Argentina, Brasil, China, Kanada, Jerman, Perancis, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Arab Saudi, Turki, Afrika Selatan, Korea Selatan, Russia, Inggris, dan Uni Eropa.
G20 dibentuk karena dunia Internasional kecewa atas kegagalan G7 dalam mencari solusi dari permasalahan ekonomi global yang dihadapi saat itu, serta mereka berpendapat bahwa negara-negara berpendapatan menengah harus ikut serta dalam perundingan, karena tujuan dari dibentuknya komunitas Internasional ini yaitu untuk menuntaskan permasalahan ekonomi global.
Berikut merupakan daftar negara anggota yang sudah pernah menjadi presidensi G20 dari tahun ke tahun sejak 2008 hingga 2022, sebagaimana dilansir oleh Kementerian Keuangan :
- Amerika Serikat, 2008 (Financial Markets And The World Economy)
- Inggris, 2009 (Stability, Growth, Jobs)
- Amerika Serikat, 2009 (From Crisis To Recovery)
- Kanada, 2010 (Recovery And New Beginnings)
- Korea Selatan, 2010 (Shared Growth Beyond Crisis)
- Perancis, 2011 (Building Our Common Future: Renewed Collective Action For The Benefit Of All)
- Meksiko, 2012 (Promoting Growth And Job)
- Rusia, 2013 (Boosting Economic Growth And Job Creation)
- Australia, 2014 (Acting Together To Lift Growth And Create Jobs, Building A Stronger, More Resilient Global Economy And Strengthening Global Institution)
- Turki, 2015 (Collective Action For Inclusive And Robust Growth)
- China, 2016 (Towards An Innovative, Invigorated, Interconnected, And Inclusive World Economy)
- Jerman, 2017 (Shaping An Interconnected World)
- Argentina, 2018 (Building Consensus For Fair And Sustainable Development)
- Jepang, 2019 (Ensure Global Sustainable Development)
- Arab Saudi, 2020 (Realizing Opportunities Of The 21st Century For All)
- Italia, 2021 (People, Planet, And Prosperity)
- Indonesia, 2022 (Recover Together, Recover Stronger)
Diantara negara yang pernah menjadi presidensi G20, yang sampai saat ini belum pernah menjadi presidensi G20 yaitu India, Afrika Selatan, Brazil, dan Uni Eropa.
Suatu kehormatan bagi Indonesia karena bisa menjadi presidensi G20 2022 ini.
Pada tahun ini, Indonesia akan membawa tiga isu utama dalam KTT G20 2022, diantaranya yaitu transisi energi berkelanjutan, arsitektur kesehatan global, serta transformasi digital.
"Itu adalah tema-tema yang sangat relevan dengan tantangan ekonomi saat ini dan suasana geopolitik serta perubahan tren global yang sedang terjadi" ujar Sri Mulyani, yang dikutip dari situs Kementerian Keuangan.
Sebagai anggota forum G20, Indonesia bisa mendapatkan manfaat dari informasi dan pengetahuan lebih awal tentang perkembangan ekonomi global, potensi risiko yang dihadapi, serta kebijakan ekonomi yang diterapkan negara lain terutama negara maju. Dengan demikian, Indonesia mampu menyiapkan kebijakan ekonomi yang tepat dan terbaik.
Selain itu, Indonesia juga dapat memperjuangkan kepentingan nasionalnya dengan dukungan internasional lewat forum ini. Nama dan prestasi Indonesia juga semakin dikenal dan diakui oleh berbagai organisasi dan forum internasional
Setelah KTT G20 selesai dilaksanakan, Presiden Jokowi mengadakan rapat evaluasi terbatas terkait pelaksanaan KTT G20 yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Pada Hari Senin, 28 November 2022.
"Berkaitan dengan hasil yang nyata, saya kira juga ini betul-betul ini yang paling penting agar segera ditindaklanjuti dengan membentuk task force untuk menyelesaikan kesepakatan-kesepakatan yang telah tercapai" ujar Presiden Jokowi dalam rapat evaluasi terbatas, yang dikutip dari situs Kementerian Sekretariat Negara.
Tidak hanya itu, Presiden Jokowi juga meminta kepada jajarannya agar terus mengawal berbagai komitmen investasi agar cepat bisa terealisasi.
Komitmen investasi tersebut diantaranya yaitu komitmen Amerika Serikat melalui skema Partnership for Global Infrastructure Investment sebesar USD 600 miliar dan USD 20 miliar untuk pengembangan kendaraan listrik berbasis fosil melalui Just Energy Transition Partnership.
Selain itu, komitmen investasi juga datang dari Jepang, Korsel, dan Inggris untuk pembangunan MRT Jakarta, serta investasi Turkey dalam pembangunan tol Trans-Sumatra.
Semoga pemerintah dapat dengan cepat membentuk team untuk merealisasikan hasil-hasil dari KTT G20 Bali tersebut, agar investasi-investasi yang dating dari berbagai negara tersebut tidak sia-sia dan menjadikan pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi semakin naik dan stabil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H