Mohon tunggu...
Naufal ahmad
Naufal ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tulisan oleh Naufal Ahmad

News

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lentera Asa

22 Maret 2021   15:06 Diperbarui: 22 Maret 2021   15:27 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bandung - Lentera Asa merupakan sebuah komunitas yang fokus pada pendidikan. Lentera Asa didirikan pada bulan Oktober 2020 oleh anak muda asal Lembang, Faqih Rasyid Hermawan. Latar belakang Faqih mendirikan komunitas Lentera Asa yaitu karena merasa resah dengan kondisi pendidikan di kampung yang pernah ia datangi.

"pernah datang ke sebuah kampung. Sdm anak-anaknya masih kurang, dan banyak yang buta huruf, seumur SMP. Kami membuat program yang bernama kampung cerdas untuk meningkatkan sumber daya yang ada di kampung tersebut." Kata Faqih, saat proses wawancara melalui zoom, Jumat  (20/03/21).

Peserta Lentera Asa rata-rata anak seumuran siswa kelas 3 sampai 6 SD. Adapun terdapat siswa SMP yang jumlahnya sekitar 3-5 orang. Selain itu, Lentera Asa beroperasi di beberapa titik, yaitu di perempatan Jl. Terusan Pasirkoja, Kec. Babakan Ciroyom, Kota Bandung; Desa Jati Sari, Kec. Cangkuang, Kab. Bandung; dan di Kampung Cerdas, Desa Gajah Mekar, Kec. Kutawaringin, Kab. Bandung. 

"Anak-anak ada, tapi terkadang tergantung mood untuk belajarnya. Kalau dipaksa mereka takut berontak, dan hal yang tidak diinginkan. Absen berjalan ketika anak-anak ingin belajar." Faqih juga menjelaskan bahwa setiap tempat memiliki perbedaan satu sama lain. 

"Kalau di Pasirkoja, pure anak jalanan, pengamen. Bener-bener hidup di pasirkoja. Karakternya agak ngeleyed, belajarnya diajak main. Lalu kalau di Cangkuang, murid-muridnya merupakan siswa SD yang terkendala dengan hape saat keadaan pandemi. Dan kalau di Gajah mekar, murid-muridnya lebih semangat, dan dianjurkan belajar oleh orang tuanya. Namun di sana orang tua dan anak kurang dekat, perkembangan anak juga tidak diketahui orang tua. Mereka berpikir kalo sudah sekolah, maka lepas dari orang tua. Kalo ada apa-apa juga berurusannya dengan sekolah."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun