Banyak orang selama ini 'eneg' untuk ngomongin politik, alasannya mending fokus dengan bidang masing masing saja. Namun saat ini semua mendadak memilih, latah berpihak ke kiri atau kanan, malahan terkesan memaksa. Dan selamat, anda atau mereka telah berhasil menjadi mangsa empuk konstituen yang berhasil dijaring oleh para makelar tim sukses. Di lain sisi ini trend baru yang bakal jadi siklus '5-tahunan sekali'. Bagus sih, artinya kepedulian kita meningkat akan siapa nakhoda negara ini. Tapi alangkah lebih baiknya kepedulian dibarengin kemampuan menganalisa jg, paham track recordnya, dan sepakat akan visi misi untuk Indonesia kedepannya. Atau ada yg tdk punya gambaran Indonesia mau jadi apa kedepannya? Sibuk sih, ya silahkan toh ujung ujungnya jg semua itu pilihan.
Dari tulisan ini ada satu yg ingin di brain-storming, bahwa kepedulian seharusnya dibarengin dengan wawasan analisa. Kita tdk mau cuma jadi bangsa 'penerawang', yang hanya bisa menilai dr bungkusnya. Kita mau memilih paket komplit, yang lengkap akan gambaran Indonesia yang dituju dan terukur kinerjanya. Jangan terbutakan oleh citra calon, karena citra sudah jelas ada sutradara yg mengaturnya. Arus informasi sudah luas tersedia, itu urusan pilah-pilih saja.
Mari mulai lagi 'melek' politik, seperti generasi awal bangsa hebat ini. Jadilah bangsa penganalisa supaya kita tidak di akal akalin, jadilah bangsa yang mengabdi agar kita tahu bahwa hasil jgn sampe diclaim. Saya sampai saat ini bukan 1 ataupun 2, itu hanya sebatas pilihan. saya adalah generasi yang mengidamkan INDONESIA TANGGUH, Indonesia yang sanggup #bangkit dari keterbelakangnya dgn konsep visionernya, Indonesia yang mampu #hebat berdiri dengan konsep ke-trisaktiannya. Hari ini bukan lagi masalah saling bergesekan karena mabuk kekenyangan citra, hari ini sudah saatnya berbicara hasil analisa yang mampu dinamis membawa Indonesia melunasi mimpinya dan mencapai keunggulan global.
Naufal NM
-Generasi Sadar-
#IndonesiaMenganalisa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H