karakter nilai bangsa Indonesia. Ini berarti bahwa seorang warga Indonesia dianggap memiliki karakter bangsa jika dalam kehidupan sehari-hari selalu mengimplementasikan nilai moralitas, religiusitas, dan nilai nilai luhur lainnya. Apabila sampai diabaikan, maka akibatnya bangsa ini akan terjadi ketimpangan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi Universitas Islam Negeri Walisongo memiliki visi yaitu 'Universitas Islam Riset Terdepan Berbasis dalam Kesatuan Ilmu Pengetahuan untuk Kemanusiaan dan Peradaban pada Tahun 2038'.
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang beradab, berbudaya, beretika, dan religius, itulah yang dikatakan sebagaiSebagai perguruan tinggi Islam, Universitas Islam Negeri Walisongo memiliki tanggung jawab ganda, yaitu mencetak lulusan yang berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai nilai Islam, serta menjadi warga negara yang baik  dan cinta tanah air. Bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan agama, tetapi juga membentuk karakter yang mencerminkan nilai-nilai luhur Islam. Dengan memiliki fondasi karakter yang kuat, individu dapat menghadapi kehidupan dengan keyakinan, integritas, dan kemampuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi para mahasiswa khususnya Universitas Islam Negeri Walisongo untuk memberikan contoh serius terhadap pendidikan Islam sebagai bagian integral dari pembentukan karakter anak-anak dan generasi mendatang.
Harmonisasi nilai kebangsaan dan keislaman dalam pengembangan karakter mahasiswa di Universitas Islam Negeri Walisongo merupakan upaya penting untuk membentuk karakter mahasiswa yang tidak hanya cerdas dalam akademis tetapi juga memiliki integritas, identitas yang kuat, dan sifat religius. Dalam konteks ini, pengembangan karakter mahasiswa dapat dilakukan dengan cara beberapa pendekatan, yaitu;
1. Integritas Kurikulum: Menyusun kurikulum yang menyatukan antara materi kebangsaan dan keislaman, sehingga mahasiswa tidak  hanya mendapatkan pengetahuan akademik, tetapi juga nilai-nilai nasionalisme dan agama yang dapat  diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Program Pendidikan Karakter: Mengadakan kegiatan yang secara khusus dirancang untuk membentuk karakter, seperti pelatihan kepemimpinan, seminar kebangsaan, dan pembinaan keagamaan.
3. Kegiatan Ekstrakurikuler: Menyediakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang dapat mendukung pembentukan dan pengembangan karakter, seperti unit kegiatan mahasiswa, organisasi kemahasiswaan, dan kelompok studi agama.
4. Pendidikan Berbasis Teladan: Melibatkan dosen dan staf dalam memberikan teladan yang baik dalam hal integritas, kepedulian terhadap bangsa dan ketaatan beragama.
5. Pembelajaran Berbasis Masalah: Menggunakan studi kasus yang relevan dengan isu-isu kebangsaan dan keislaman untuk merangsang pemikiran kritis dan pemecahan masalah mahasiswa.
Pembentukan karakter kebangsaan dan keislaman pada mahasiswa sangat penting untuk membentuk individu yang memiliki etika dan tata krama terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Dengan cara yang tepat, kita dapat mencetak generasi muda yang berkualitas, berkarakter, dan mampu menghadapi tantangan masa depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H