Pancasila merupakan dasar Negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan pada masa kemerdekaan dan tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pancasila sebagai dasar Negara berarti Pancasila menjadi dasar, pedoman, dan petunjuk dalam mengatur kehidupan bersama serta mengatur penyelenggaraan pemerintahan Negara, juga Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia, berfungsi sebagai pemersatu masyarakat Indonesia dalam wilayah Nusantara yang begitu luas dengan berbagai suku, budaya, hingga agama. Sebagai dasar negara sekaligus ideologi bangsa dan negara, maka pancasila pada hakikatnya hadir untuk menyikapi nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk negara.
Namun dalam hal ini, perkembangan zaman yang semakin nyata adanya mengakibatkan eksistensi dan relevansi Pancasila sebagai ideologi Negara dan Bangsa itu sendiri perlahan pudar. Padahal nyatanya ideologi akan menjadi sangat penting dalam menyikapi perkembangan zaman, oleh karena itu, agar sebuah ideologi dapat memenuhi aspirasi rakyat untuk mencapai tujuan bermasyarakat, bernegara, dan bernegara, maka ideologi ini harus bersifat dinamis, terbuka, berwawasan ke depan, dan dapat beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman.
PEMBAHASAN
Pancasila yang merupakan dasar Negara yang mengandung nilai-nilai luhur yang harus melekat dan menjadi ciri bangsa Indonesia, harus mampu tercermin dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Pancasila merupakan pondasi, azas dan pandangan serta pedoman hidup bangsa Indonesia. Pancasila memuat nilai-nilai luhur yang yang mengatur tatanan kehidupan dan menjadi ciri bangsa yang dimiliki oleh rakyat Indonesia.
Indonesia yang memiliki keanekaragaman suku, budaya, ras, etnis dan agama menganut ideologi pancasila yang tidak bersifat kaku dan tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Artinya ideologi Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat. Keterbukaan ideologi pancasila bukan berarti mengubah nilai-nilai dasar yang dikandungnya, tetapi menjadikan ideologinya lebih konkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan masalah-masalah yang senantiasa hadir dalam perkembangan zaman.
RELEVANSI PANCASILA DAN GLOBALISASI
- Relevansi nilai Sila kesatu
- Sila kesatu yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa" yang memiliki arti percaya terhadap Tuhan dan menjalankan kewajibanNya serta tidak memaksakannya terhadap orang lain. Ketika masyarakat sudah percaya akan Tuhan dan tetap menjalankan kewajibanNya tidak akan cepat terpengaruh dan tetap bisa menjaga dari pengaruh global, pada era globalisasi ini masyarakat mengenal paham liberalisme, yaitu paham yang tidak mempercayai nilai-nilai agama dan cenderung mengandung nilai-nilai kehidupan sekuler bebas dan tidak terikat pada aturan agama, dan juga paham komunisme yang tidak mengakui adanya Tuhan dan menitik beratkan pada persamaan ekonomi yang diatur negara serta memisahkan hubungan antara negara dan agama
- Relevansi nilai Sila kedua
- Sila Kedua yang berbunyi "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab" artinya mengakui persamaan derajat sesama manusia dalam hal hak dan kewajiban. Sila ini mengandung nilai pengakuan atas hakikat kodrat manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial yakni menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia seperti hak untuk mendapatkan informasi, dan hak untuk mendapatkan penghormatan atas martabat diri. Dengan mengimplementasikan Sila ini masyarakat bisa menghindari berbagai tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, seperti banyak ditemui kasus perundungan, melakukan kekerasan fisik dan mengganggu lingkungan sosial, dan bebasnya orang bermedia sosial yang akhirnya melakukan tindakan provokasi, mengujarkan kebencian antarmasyarakat, menghilangnya tenggang rasa dan kepedulian terhadap sesama.
- Relevansi nilai Sila ketiga
- Sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia" artinya patriotisme-persatuan, dimana mengutamakan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan individu. Keanekaragaman Indonesia meliputi manusia, keluarga, kelompok, golongan, suku bangsa, keragaman wilayah, namun menjadi satu kesatuan integral baik lahir maupun batin, tantangan menyatukan berbagai ragam budaya, suku dan bahasa juga sudah di payungi oleh Sumpah Pemuda yang menyatakan berbangsa, berbahasa dan bertanah air Indonesia. Dalam fenomena globalisasi ketika budaya-budaya barat masuk ke Indonesia, ketika masyarakat sudah cinta terhadap budaya sendiri maka budaya barat tidak akan secara gampang diterima di Indonesia.
- Relevansi nilai Sila keempat
- Sila keempat yang berbunyi "Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan" mengandung nilai penghormatan terhadap demokrasi melalui karakter masyarakat Indonesia yang gotong-royong dan musyawarah mufakat tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan dalam hidup bersama. Artinya demokrasi dan seluruh pengambilan keputusan akan selalu berdasarkan hasil musyawarah dan kepentingannya untuk bangsa dan negara. Dengan mengamalkan Sila ini pada era globalisasi masyarakat bisa meminimalisir tantangan seperti politik identitas yang praktik demokrasinya didasarkan pada sentiment primordial, atau politik sebagai sarana aspirasi masyarakat tidak berfungsi diakibatkan politik uang.
- Relevansi nilai Sila kelima
- Sila kelima yang berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat" artinya menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban untuk memajukan kehidupan sosial. Sila ini mengandung nilai keadilan untuk mewujudkan hidup bersama baik bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Keadilan sosial dalam sila kelima ini mencakup berbagai aspek, seperti keadilan ekonomi, keadilan pendidikan, keadilan kesehatan, keadilan lingkungan, dan lain sebagainya. Semua warga negara harus memiliki akses yang sama terhadap kesempatan dan sumber daya yang tersedia. Karakter yang melekat pada masyarakat Indonesia terkait sila kelima pada era globalisasi adalah masyarakat ekonomi yang dikenal dengan koperasi, pengelolaan ekonomi masyarakat mengandung langkah positif melalui sistem bagi hasil yakni keuntungan dari koperasimaka akan dibagikan merata kepada anggota.
KESIMPULAN
Pada tulisan Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Negara Dan Bangsa Indonesia Pada Masa Sekarang, dapat digaris bawahi bahwa Pancasila sebagai dasar negara sangat luas peranannya di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seiring perkembangan zaman Pancasila tidak hanya menjadi dasar negara yang hanya bertitik tolak di negara Indonesia, tetapi juga beradaptasi dengan fenomena global dan perubahan yang modern di seluruh aspek. Pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Berdasarkan paparan perpoin mengenai relevansi pancasila dan globalisasi diatas dapat disimpulkan bahwasanya Pancasila masih relevan sebagai ideologi negara dan bangsa Indonesia pada masa sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H