Mohon tunggu...
Naufal faruq
Naufal faruq Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya bela negara untuk kemakmuran bangsa Indonesia

18 Desember 2024   17:32 Diperbarui: 18 Desember 2024   17:34 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pentingnya bela negara untuk kemakmuran bangsa Indonesia


           Bela negara merupakan upaya seluruh elemen masyarakat dalam mempertahankan kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dari berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. Konsep bela negara tidak hanya terkait dengan militer, tetapi juga melibatkan partisipasi aktif seluruh warga negara dalam mendukung pembangunan bangsa. Bela negara harus dimaknai sebagai kewajiban moral, sosial, dan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran bangsa. Kemakmuran suatu bangsa tidak hanya terukur dari aspek ekonomi, tetapi juga meliputi keamanan, keadilan sosial, dan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks Indonesia, sebagai negara dengan keberagaman budaya, suku, dan agama, bela negara memiliki peran strategis untuk menjaga harmoni sosial, memacu pembangunan ekonomi, serta menguatkan persatuan. Namun, dalam perjalanan menuju kemakmuran bangsa, terdapat tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan (TAHG) yang harus diatasi bersama.


               Mahasiswa di UNISSULA perlu memahami bahwa bela negara adalah bagian dari identitas mereka sebagai warga negara. Kesadaran ini dapat dibangun melalui pendidikan yang menekankan pentingnya nilai-nilai kebangsaan, toleransi, dan persatuan. Mahasiswa UNISSULA dapat berperan aktif dalam berbagai program pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya belajar tentang teori, tetapi juga praktik langsung dalam membantu masyarakat. Dalam era globalisasi, mahasiswa dituntut untuk menjadi inovator. UNISSULA dapat mendorong mahasiswa untuk menciptakan solusi yang berkelanjutan bagi masalah sosial dan ekonomi yang dihadapi masyarakat. Kewirausahaan sosial dapat menjadi salah satu cara untuk mewujudkan bela negara melalui peningkatan ekonomi lokal. Bela negara tidak hanya berkaitan dengan pertahanan fisik, tetapi juga mencakup upaya untuk menciptakan kemakmuran ekonomi. Mahasiswa UNISSULA dapat berkontribusi dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) yang dapat meningkatkan perekonomian lokal. Mahasiswa juga memiliki tanggung jawab untuk memperjuangkan keadilan sosial. Melalui penelitian dan advokasi, mahasiswa UNISSULA dapat membantu mengidentifikasi masalah sosial dan mencari solusi yang adil bagi semua lapisan masyarakat. Bela negara juga mencakup tanggung jawab terhadap lingkungan. Mahasiswa UNISSULA dapat terlibat dalam program-program yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti kampanye pengurangan sampah plastik dan pelestarian sumber daya alam.


      Kemakmuran bangsa dapat dicapai melalui sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam berbagai sektor, seperti ekonomi, pendidikan, teknologi, dan pertahanan. Bela negara dalam konteks ini melibatkan:
1.Partisipasi dalam Pembangunan Ekonomi
Masyarakat yang memiliki semangat bela negara akan mendukung kebijakan ekonomi yang mendorong kemandirian nasional, seperti penggunaan produk lokal, pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pengembangan industri strategis. Dengan demikian, ketergantungan pada produk asing dapat diminimalisir, sehingga menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya saing bangsa.
2.Peningkatan Pendidikan dan Kecakapan
Pendidikan bela negara harus ditanamkan sejak dini agar generasi muda memahami pentingnya peran mereka dalam menjaga persatuan dan memajukan bangsa. Pendidikan ini mencakup penguatan karakter, penguasaan ilmu pengetahuan, dan pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
3.Penguatan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional adalah kunci dalam menciptakan kemakmuran bangsa. Hal ini melibatkan penguatan pertahanan militer, pengembangan teknologi pertahanan, dan pembentukan masyarakat yang sadar akan ancaman yang dapat merusak kedaulatan bangsa.


Tantangan, Ancaman, Hambatan, dan Gangguan (TAHG) dalam Bela Negara. Meskipun bela negara memiliki tujuan mulia, implementasinya dihadapkan pada berbagai TAHG, yang meliputi:
a.Tantangan
1.Globalisasi Ekonomi: Dalam era globalisasi, Indonesia harus bersaing dengan negara-negara lain dalam perdagangan internasional. Tantangannya adalah bagaimana menjaga kedaulatan ekonomi dengan mendorong daya saing produk lokal.
2.Transformasi Teknologi: Perkembangan teknologi yang pesat memunculkan tantangan dalam mengembangkan kemampuan sumber daya manusia agar tidak tertinggal dalam inovasi global.
b.Ancaman
1.Ancaman Ideologi: Penyebaran paham radikal, terorisme, dan disintegrasi bangsa menjadi ancaman serius bagi persatuan dan kesatuan Indonesia.
2.Ancaman Siber: Serangan siber yang menargetkan infrastruktur penting negara, seperti sistem perbankan, transportasi, dan pertahanan, dapat mengganggu stabilitas nasional.
3.Ancaman Eksternal: Persaingan geopolitik di kawasan Asia Tenggara, termasuk konflik Laut China Selatan, dapat mengancam kedaulatan wilayah Indonesia.
c.Hambatan
1.Kurangnya Kesadaran Bela Negara: Tidak semua masyarakat memahami pentingnya bela negara, sehingga partisipasi dalam program-program yang mendukung kedaulatan dan kemakmuran bangsa masih rendah.
2.Kesenjangan Sosial dan Ekonomi: Ketimpangan sosial dan ekonomi antardaerah menghambat pemerataan pembangunan dan memperlemah rasa persatuan.
d.Gangguan
1.Hoaks dan Disinformasi: Penyebaran berita palsu yang memecah belah masyarakat dapat mengganggu stabilitas sosial dan kepercayaan terhadap pemerintah.
2.Keamanan Internal: Konflik horizontal, seperti konflik antar kelompok masyarakat atau antarsuku, dapat menjadi gangguan yang menghambat upaya bela negara.
e.Strategi Menghadapi TAHG. Untuk mengatasi tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan tersebut, diperlukan strategi yang terintegrasi, antara lain:
1.Penguatan Ideologi Pancasila. Menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara kepada seluruh elemen masyarakat melalui pendidikan, media, dan komunitas, sehingga masyarakat memiliki filter kuat terhadap ancaman ideologi yang memecah belah.
2.Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM). Pemerintah perlu berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan yang relevan untuk menghadapi transformasi teknologi dan persaingan global. Hal ini termasuk pelatihan keterampilan digital, kewirausahaan, dan penguasaan bahasa asing.
3.Peningkatan Ketahanan Ekonomi. Pemerintah harus mendorong kemandirian ekonomi melalui penguatan UMKM, pembangunan infrastruktur, dan diversifikasi sektor ekonomi agar tidak terlalu bergantung pada satu sektor saja, seperti pertambangan.
4.Penguatan Pertahanan dan Keamanan. Pengembangan teknologi pertahanan yang mandiri, peningkatan kesejahteraan aparat keamanan, dan pelibatan masyarakat dalam sistem pertahanan semesta merupakan langkah penting untuk menghadapi ancaman eksternal dan internal.
5.Optimalisasi Teknologi Informasi. Pemerintah dan masyarakat harus bersinergi dalam memanfaatkan teknologi untuk melawan hoaks dan disinformasi, sekaligus membangun platform komunikasi yang transparan.


Kesimpulan
Bela negara adalah fondasi utama untuk mewujudkan kemakmuran bangsa. Dalam menghadapi TAHG, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berdaya saing. Semangat bela negara harus ditanamkan sebagai bagian dari identitas nasional yang mendorong kesatuan dan keberlanjutan pembangunan. Hanya dengan persatuan dan kerja keras bersama, bangsa Indonesia dapat meraih kemakmuran yang adil dan merata.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun