Mohon tunggu...
Naufal Dlorif
Naufal Dlorif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa yang senang dengan tempat dan kuliner baru. Setiap tempat pasti memiliki keunikannya tersendiri dan saya selalu tertarik untuk mengabadikannya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Cireundeu, Kampung Adat dengan Segala Keunikannya

27 Oktober 2024   20:10 Diperbarui: 29 Oktober 2024   18:24 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika kita mendengar kata Kampung Adat sebagian besar dari kita pasti membayangkan sebuah kampung yang corak bangunan dan masyarakatnya masih sangat tradisional. Namun, hal ini tidak berlaku ketika anda mengunjungi Kampung Cireundeu yang terletak di Kelurahan Leuwigajah Kota Cimahi. Cireundeu merupakan salah satu kampung yang masih memegang teguh nilai-nilai tradisional walaupun letaknya berada di sebuah kota. Masyarakat di Kampung Cireundeu memiliki prinsip "ngindung ka waktu, mibapa ka jaman" yang artinya walaupun memegang teguh nilai-nilai tadisi selagi ada kebermanfaatan dari kemajuan zaman tidak ada salahnya untuk diterapkan.

Cireundeu memiliki keunikan tersendiri yang membedakannya dari kampung adat lainnya. Keunikan tersebut terdapat pada kebiasaan masyarakat yang tidak memakan nasi sebagai sumber makanan pokok melainkan dengan singkong. Menurut Kang Ogi selaku warga di kampung ini masyarakat Cireundeu sudah beralih sumber makanan pokoknya dari nasi menuju singkong sejak tahun 1918. Pada tahun tersebut sesepuh kampung merasa di masa yang akan datang lahan-lahan produktif akan terus berkurang dan tidak bisa bergantung pada satu sumber pangan saja. Setelah dicoba menanam berbagai macam tumbuhan pangan, dipilihlah singkong karena tanaman singkong merupakan yang ideal untuk ditanami di lahan berkontur perbukitan seperti Cireundeu.

Karena singkong menjadi bahan pokok utama di Cireundeu, maka muncullah berbagai inovasi kuliner dari sinkong. Salah satu kuliner yang khas dari Cireundeu adalah rasi atau beras singkong. Rasi merupakan olahan dari ampas singkong yang dikeringkan, rasi inilah yang menjadi penggganti beras bagi masyarakat Cireundeu. Selain rasi, ada juga olahan lainnya yang berbahan dasar kulit singkong yaitu dendeng kulit singkong. Di Cireundeu kulit singkong yang biasanya menjadi limbah justru diolah menjadi dendeng yang mumnya terbuat dari daging sapi. Meskipun terbuat dari kulit singkong, rasa dendeng ini justru cukup mirip dengan dendeng pada umumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun