Mohon tunggu...
Naufal Daffa
Naufal Daffa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Jakarta

Seorang mahasiswa biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Stoikisme dalam Keluarga: Seni Menjalani Hubungan Tanpa Ekspektasi Berlebihan

30 Januari 2025   05:47 Diperbarui: 30 Januari 2025   05:47 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ayah sedang menggendong anaknya (Sumber: unsplash.com)

Menerapkan Stoikisme dalam Hubungan Keluarga

1. Mengendalikan Reaksi, Bukan Orang Lain

Daripada sibuk mengubah perilaku anggota keluarga, kita bisa fokus pada bagaimana kita meresponsnya. Misalnya, ketika seorang anak mendapat nilai buruk, daripada marah dan menyalahkannya, orang tua bisa memilih untuk mendukung dan membimbing dengan tenang.

2. Menerima Ketidaksempurnaan dan Berlatih Amor Fati

Amor Fati adalah konsep Stoik yang berarti mencintai takdir. Dalam konteks keluarga, ini berarti menerima kenyataan bahwa setiap anggota memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan menerima mereka apa adanya, hubungan bisa berjalan lebih harmonis tanpa tekanan berlebihan.

3. Berlatih Premeditatio Malorum dalam Keluarga

Stoikisme mengajarkan kita untuk membayangkan skenario terburuk (Premeditatio Malorum) agar kita siap menghadapi kenyataan. Misalnya, alih-alih berharap pasangan kita selalu romantis, kita bisa membayangkan bahwa suatu saat mereka akan sibuk dan kurang perhatian. Dengan demikian, ketika itu terjadi, kita tidak terlalu kecewa.

Manfaat Stoikisme dalam Keluarga

  • Mengurangi konflik karena kita lebih memahami batas kendali diri.

  • Menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan realistis.

  • Membantu kita mencapai ketenangan batin dalam menghadapi dinamika keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun