Mohon tunggu...
Muhammad NaufalRamadhan
Muhammad NaufalRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Known as Bena

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Hidup Pak Ardi, Keterbatasan Bukan Alasan Untuk Tidak Berusaha Mencari Nafkah

11 Desember 2021   09:50 Diperbarui: 11 Desember 2021   10:31 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Ardi ketika sedang bernyanyi di depan bekas Hotel Mutiara Malioboro. (Foto : Dokumen Pribadi)

Yogyakarta - Malioboro menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Malioboro pun banyak menampilkan para penghibur. Tetapi dari sekian banyak orang yang bernyanyi mata saya tertuju pada satu orang yakni orang yang saya temui ialah Pak Ardi sosok yang tenang dan penuh dengan senyum yang mengambang dari wajahnya sedang bersenandung ria ditengah keramaian Malioboro. Pak Ardi yang sudah berumur 40 tahun ini merupakan seorang tunanetra yang lahir pada tahun 1981 di Nusa Tenggara Barat.

"Saya itu awalnya kesini buat sekolah mas, setelah saya ngomong ke orang tua saya dan mengutarakan keinginan saya, mereka pun membolehkan saya untuk pergi ke Jogja, " kata Pak Ardi. Demi bisa menambah penghasilan dan membayar uang sekolah akhirnya Pak Ardi pun mulai berani untuk bernyanyi di daerah Malioboro. Dirinya berkeliling dari ujung ke ujung Malioboro atau bahkan hanya duduk mengemper di depan Hotel Mutiara. "Hitung-hitung sebagai biaya bayar sekolah dan menambah penghasilan lah mas," Ujar penyanyi Malioboro Pak Ardi.

Tak terasa tiga tahun setelah Pak Ardi menempuh pendidikan di Yogyakarta Pada tahun 2008 setelah lulus dari SMA dirinya kembali ke kampung halamannya di NTB. Tetapi kepulangannya ke NTB hanya sebentar dan Pak Ardi dan teman-temannya kembali lagi ke Yogyakarta untuk mencari nafkah. Sejak kembali ke Yogya pun Pak Ardi kerap kali bernyanyi untuk menghibur para wisatawan yang berada di Yogyakarta khususnya di daerah Malioboro.

"Setelah lulus itu kan tahun 2008 saya pulang ke kampung dulu mas di NTB ketemu orang tua dan keluarga lainnya, tapi kepulangan saya gak lama di NTB mas, setelah itu saya balik lagi ke Jogja sama temen-temen buat nyari nafkah lagi," Ujarnya.

Bulan mulai menyinari dan Pak Ardi kian larut juga dalam bercerita bahwa sebelumnya Pak Ardi dan teman-temannya bernyanyi di daerah yang berbeda-beda dan masih bekerja sendiri-sendiri. Tapi di tahun 2017 karena adanya perintah dari pengelola Malioboro yaitu tentang penerapan tempat mangkal para penyanyi dan juga para pedagang, akhirnya Pak Ardi dan teman-temannya membangun sebuah komunitas untuk para penyanyi tunanetra. "Sejak adanya perintah dari pengelola sini yaudah dari situ kita gak lagi mangkal sendiri-sendiri, akhirnya saya dan teman-teman juga bikin komunitas bagi penyanyi Malioboro," ungkapnya.

Setelah bercerita tentang komunitas saya pun bertanya mengapa rata-rata lagu yang dibawa adalah lagu-lagu lawas, kemudian Pak Ardi menjawab bahwa memang Pak Ardi senang dengan lagu-lagu lawas dan kebetulan malam itu Pak Ardi juga sedang membawakan banyak lagu-lagu dari Soneta. Pak Ardi juga mengatakan bahwa dirinya juga sedang menghafalkan beberapa lagu untuk ditampilkan di esok harinya.

Malam makin gelap tak terasa saya dan Pak Ardi sudah berbicara panjang lebar dan dia bercerita tanpa rasa lelah di raut wajahnya dan selalu dengan senyum yang mengambang tanpa henti, dirinya juga menceritakan bahwa sekarang ia bernyanyi ini untuk menghidupi keluarga kecilnya yang sudah ia bangun beberapa tahun belakangan. "Saya sekarang sudah punya istri dan sekarang anak saya itu 3 mas, sekarang ini saya menyanyi bukan untuk bayar biaya sekolah saya ya, tapi ya buat menghidupi keluarga saya ini mas dan Alhamdulillah cukup lah untuk kehidupan sehari-hari dan juga cukup untuk membiayai sekolah anak saya yang pertama mondok di Pesantren," Ungkapnya sembari tersenyum.

Saya yang ingin mengetahui lebih dalam kembali bertanya kepada Pak Ardi apakah ada orang yang senang dengan lagu yang dibawakan oleh Pak Ardi. Pak Ardi menjawab bahwa banyak juga orang yang senang dengan lagu yang dibawakan oleh Pak Ardi. "Sebenarnya senang apa gak itu kan relatif ya mas biarkan orang menikmati apa yang saya bawakan, Alhamdulillah sih banyak yang seneng dan juga banyak orang yang mengapresiasi lagu yang saya bawakan, beberapa orang pun banyak yang ikut bernyanyi dan bahkan ada yang request lagu-lagu lawas juga, yah intinya saya cuman pengen menghibur para wisatawan ini dengan suara saya masalah seneng atau gak itu kan relatif ya mas karena saya lewat bernyanyi seperti ini juga saya banyak ngobrol dengan orang-orang yang ada disini dn mereka mengapresiasi lah, yah intinya menghibur saja lah," Ujarnya sambil tertawa ringan.

Tak terasa kami berdua sudah larut dalam obrolan yang cukup panjang hingga akhirnya saya harus mengakhiri pertemuan dengan Pak Ardi karena air dari langit telah turun walau hanya dalam bentuk rintik kecil tapi saya tidak ingin menahan Pak Ardi lebih lama karena beliau pun masih harus menyanyikan lagu dan menghibur para wisatawan di kawasan Malioboro. Saya pun pamit kepada Pak Ardi dan mengambil beberapa foto bersama Pak Ardi agar menjadi pengingat bagi kita semua bahwa Keterbatasan bukan sebuah halangan bagi kita untuk terus mencari nafkah selama kita mau terus berusaha semaksimal mungkin dan juga berdoa kepada Sang Maha Kuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun