Mohon tunggu...
Naufal Bagaskara
Naufal Bagaskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

D4 Teknik Informatika 2024

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebaikan Para Oknum Silat Yang Terlupakan!?

31 Desember 2024   14:45 Diperbarui: 31 Desember 2024   14:45 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Nganjuk -  Mempelajari seni ilmu bela diri ialah salah satu kebutuhan sekunder manusia. Kebutuhan tersebut didasari berbagai faktor eksternal serta internal seperti faktor lingkungan tempat tinggal dan keperluan pengembangan diri. Seni bela diri merupakan perpaduan aktivitas fisik dengan unsur seni, olahraga, dan olah batin yang bertujuan sebagai pertahanan diri dikala situasi genting, salah satu versi  dari seni bela diri adalah pencak silat. Menurut KBBI pencak silat adalah permainan (keahlian) dalam mempertahankan diri dengan keahlian menangkis, menyerang serta membela diri menggunakan atau tanpa senjata.

P***, P*, P*** serta I*** merupakan sederet perguruan pencak silat yang sudah cukup memenuhi telinga masyarakat, namun mereka dikenal bukan karena prestasi melainkan tindakan-tindakan tidak terpuji yang merugikan lalu dibanggakan bak prestasi. Mulai dari perusakan fasilitas umum hingga jatuhnya korban jiwa, hal-hal itu membuat kekhawatiran masyarakat  memuncak terhadap keselamatan diri sendiri dan orang-orang terdekat mereka.

Namun siapa sangka permasalahan tersebut menebalkan dompet UMKM industri kreatif textile printing khususnya didaerah yang memiliki pengikut perguruan silat melimpah seperti Kabupaten Nganjuk. Fanatisme Perguruan Silat di Kabupaten Nganjuk yang dominan dinilai merugikan oleh masyarakat justru dimanfaatkan dengan sangat baik oleh UMKM Textile Printing, permintaan kaos atau baju sablon yang semakin meroket selaras dengan semakin serunya persaingan adu kebolehan masing-masing perguruan silat.

Permintaan kaos atau baju tersebut cukup konsisten dalam beberapa periode, hal ini dapat dilihat dari perbandingan umur UMKM industri kreatif textile yang hanya sedikit lebih muda dari awal mula budaya adu pasukan batalyon para oknum silat terjadi. Pernahkah kalian dalam setengah hari tidak bertemu dengan entitas yang bajunya ada gapura silat?, normal day in Nganjuk itu bang. Seriusan jualan baju sablon di Nganjuk dijamin diborong abiezz, langsung jadi “Tukang Sablon Naik Haji”   for real.

Dari malam bulan sabit hingga malam bulan purnama, para oknum silat mulai menunjukkan kekreatifannya dalam memilah kalimat pamungkas dan mendesain animasi ciamik yang kemudian mereka wujudkan ke dalam baju sablon atau printing lalu akan dikenakan dengan niat dan tujuan masing-masing. Kekreatifan tersebut berhasil menarik minat banyak pengikut perguruan silat dari yang cuma fomo (ikut-ikutan) hingga mereka yang sangat mencintai seni bela diri ini. Mendadak banyak yang belajar desain hanya untuk ikut andil memeriahkan tren tersebut (adu outfit pun dimulai).

Lagi-lagi permasalahan tersebut dinikmati oleh UMKM industri sablon, alih-alih menyengsarakan rakyat nyatanya kegiatan tangkis pukul itu dibuat sebagai bentuk dukungan kepada UMKM kita. Gilanya mereka (oknum) mampu melihat peluang ekonomi yang siapa sangka menghasilkan pundi-pundi cuan, ya walaupun dengan cara ekstrim sih. Menurut saya hal itu adalah “prestasi” yang kini sedikit lebih layak untuk dibicarakan ”kebaikan”.

Jika kita melihat harga baju atau kaos sablon di toko online rata-rata di sekitar harga Rp70.000,00 dan jika diasumsikan dalam tiap tempat latihan silat jumlah orang sama rata yakni 20 orang dari berbagai perguruan di Kabupaten Nganjuk dimana jumlah tugu atau gapura silat diibaratkan sebagai jumlah tempat latihan seni bela diri yaitu 30 tugu perguruan silat (berdasarkan data Kepolisian Resor Nganjuk) maka UMKM industri kreatif textile printing mampu meraup sekitar Rp40.000.000,00 lebih dalam rentang 1 periode tren fanatisme perguruan silat, keuntungan tersebut sangat mungkin bertambah menjelang hari-hari penting atau akan adanya suatu kepentingan masing-masing perguruan seni bela diri pencak silat.

Berdasarkan SK Gubernur Jawa Timur Nomor 100.3.3.1/775/KPTS/013/2024 , pada 2025 ini upah gaji minimum di Kabupaten Nganjuk ditetapkan senilai Rp2.405.255,00 naik 6,5% dari tahun sebelumnya dengan begitu Kabupaten Nganjuk menduduki peringkat 28 dari 38 kabupaten dan kota di jawa timur dengan peringkat pertama adalah Kota Surabaya yang upah minimumnya berada di angka Rp4.961.753,00 artinya ketidakpuasan sosial bisa saja terjadi imbas dari kesenjangan ekonomi antara pendapatan UMKM dan pendapatan konsumen (umr nganjuk). Anehnya baju mereka kok bisa update terus!?. Lalu apa aja kira-kira dampak yang bisa dirasakan kedepannya, mulai dari penurunan kemampuan daya beli konsumen terhadap produk, dapat juga berdampak pada pendapatan para UMKM dalam jangka panjang, kecemburuan sosial dari orang-orang yang memiliki pendapatan lebih rendah dapat mengakibatkan permasalahan sosial lainya, hingga kualitas hidup para konsumen dalam jangka panjang akan menurun akibat gaya hidup yang tidak seimbang, inflasi serta pajak yang akan semakin mencekik rakyat kita.

Bak penyakit yang pasti tercipta bersama dengan obatnya, suatu solusi juga tercipta dari permasalahan yang membingungkan. Manusia memang dituntut kreatif dan solutif dalam hidup guna mempermudah hidup mereka, untuk permasalahan kesejahteraan konsumen yang boros kita bisa beri edukasi manajemen keuangan lalu untuk permasalahan oknum silat kita pasti mengajukan mereka untuk bergabung dengan akademi militer (usulan dari salah satu anggota DPR) ide yang bagus bukan?. Edukasi keuangan dapat memberikan masyarakat pemahaman akan manajemen atau pengelolaan pendapatan mereka dengan lebih baik dan tidak akan lagi mudah terjebak oleh pengeluaran kebutuhan non-esensial. Pelatihan Akademi Militer merupakan hukuman yang adil bagi masyarakat sekaligus langkah cerdas dalam meningkatkan mutu negara. Pelatihan Akademi Militer bagi oknum perguruan silat juga merupakan bentuk peningkatan sumber daya manusia di Indonesia, dengan adanya hukuman tersebut diharapkan ketertiban, keamanan, kesejahteraan dan kerukunan masyarakat terjaga dengan kokoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun