Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Aulia
Muhammad Naufal Aulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Data Science di Universitas Airlangga

The best student in the Software engineering class in the 2023 academic year. Active in learning, collaborating, and developing projects on the topic of web development resulting in a number of websites. Experienced in the field of software engineering for 2 years. Current interest lies in AI and technology

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Transformasi Limbah Fashion: Mengubah Sampah Tekstil Menjadi Karya Bernilai

30 Desember 2024   20:42 Diperbarui: 30 Desember 2024   20:42 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Transformasi Limbah Fashion: Mengubah Sampah Tekstil Menjadi Karya Bernilai

Dunia fashion terus berkembang dengan tren yang silih berganti, tetapi di balik gemerlapnya, ada masalah besar yang mengikuti. Limbah tekstil menjadi salah satu penyumbang utama kerusakan lingkungan. Setiap pakaian yang kita buang tidak hanya memenuhi tempat pembuangan sampah, tetapi juga menambah beban ekosistem kita. Salah satu faktor utamanya adalah fast fashion, industri yang memproduksi pakaian secara massal dengan siklus yang sangat cepat. Namun, dampaknya jarang disadari oleh konsumen.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, pada tahun 2022 Indonesia menghasilkan limbah tekstil sebesar 2,63% dari total 33,9 juta ton sampah per tahun. Produksi fast fashion yang murah dan cepat memang memenuhi permintaan konsumen, tetapi juga membawa dampak besar terhadap lingkungan. Pembuatan satu kaos katun saja, membutuhkan kurang lebih 2.700 liter air dan menggunakan bahan kimia yang dapat mencemari sungai dan air tanah. Di sisi lain, pakaian fast fashion yang berumur pendek mempercepat timbunan sampah tekstil di tempat pembuangan akhir (TPA).

Sebagai mahasiswa Universitas Airlangga, kami mencoba memberikan solusi melalui proyek dengan judoul "DAUR ULANG LIMBAH TEKSTIL UNTUK FASHION BERKELANJUTAN: SOLUSI UNTUK MENGATASI TINGGINYA LIMBAH TEKSTIL DI INDONESIA". Proyek ini bertujuan mengolah kain perca yang biasanya terbuang menjadi produk fashion yang bernilai. Kami memulai langkah ini dengan mengumpulkan kain perca dari berbagai sumber, memilahnya berdasarkan warna dan pola, lalu mengolahnya menjadi produk seperti scrunchies (ikat rambut) dan kaos dengan motif batik. Dalam proses ini, kami juga melibatkan nilai-nilai budaya lokal melalui penggunaan kain perca batik, sehingga setiap produk yang dihasilkan memiliki nilai estetik dan budaya.

Tahapan proyek ini mencakup survei lokasi untuk mencari kain perca, pengumpulan bahan dari Pasar Gembong dan Kain Majun Surabaya, serta kolaborasi dengan penjahit lokal untuk proses produksi. Produk-produk kami tidak hanya menonjolkan  visual yang bagus, tetapi juga membawa pesan penting tentang keberlanjutan dan pelestarian budaya. Sebagai contoh, scrunchies kami menggunakan motif batik, sementara kaos yang diproduksi menggabungkan elemen modern dan tradisional yang sesuai dengan selera generasi muda terutama gen z.

Hasil dari proyek ini sangat positif. Dengan memasarkan produk melalui media sosial dan kegiatan promosi di Universitas Airlangga, merek kami, "Kawiswaraa", berhasil menarik perhatian masyarakat. Selama expo proyek, seluruh produk kami berhasil terjual dengan total pendapatan mencapai Rp645.000. Hal ini menunjukkan bahwa fashion dengan konsep ini memiliki potensi besar untuk diterima di pasar.

Namun, proyek ini tidak hanya tentang penjualan produk. Kami juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fashion berkelanjutan. Melalui edukasi tentang dampak buruk fast fashion dan manfaat mendaur ulang, kami berharap semakin banyak orang yang mulai memilih gaya hidup lebih ramah lingkungan. Selain itu, proyek ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin ke-12 tentang konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Dengan mengurangi limbah tekstil, kami turut berkontribusi pada pengelolaan sumber daya yang lebih efisien dan pengurangan jejak karbon.

Ke depannya, kami berencana memperluas skala proyek ini dengan melibatkan lebih banyak komunitas lokal dan memperkenalkan produk kami ke pasar yang lebih luas. Kami juga ingin menjalin kemitraan dengan pengrajin lokal untuk mengembangkan desain yang lebih inovatif. Harapan kami adalah agar fashion berkelanjutan tidak hanya menjadi tren, tetapi juga menjadi gaya hidup yang dapat membawa perubahan besar bagi lingkungan dan masyarakat.

Melalui langkah kecil ini, kami percaya bahwa kreativitas dan keberanian untuk mengubah paradigma dapat membawa dampak besar. Dari membuang menjadi mendaur ulang, dari limbah menjadi karya seni --- inilah wujud kontribusi kami untuk masa depan yang lebih baik. Saatnya kita semua berperan aktif dalam menciptakan dunia yang lebih ramah lingkungan. Karena setiap pilihan fashion yang kita buat hari ini akan menentukan seperti apa bumi yang kita wariskan untuk generasi mendatang.

Penyusun:

M. Naufal Aulia. NIM. 164241069

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun