Mohon tunggu...
Naufal Athallah Ramadhan
Naufal Athallah Ramadhan Mohon Tunggu... Lainnya - Project Officer Askara Nusantara

Pecinta literasi digital yang aktif berbagi ide, pengalaman, dan kisah inspiratif. Memiliki latar belakang di bidang gaming, kegiatan sosial, serta pengembangan komunitas. Tertarik pada pemberdayaan masyarakat, edukasi, inovasi kreatif, dan isu-isu lingkungan. Berkomitmen menghadirkan tulisan yang membawa manfaat dan menginspirasi untuk perubahan positif.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mendukung Perdagangan Karbon yang Berkeadilan: Langkah Menuju Keadilan Iklim Global

8 Januari 2025   18:00 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:22 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perdagangan karbon semakin menjadi topik utama dalam upaya global untuk menangani krisis iklim. Namun, seperti banyak solusi iklim lainnya, implementasi dan dampaknya sering kali menimbulkan ketimpangan, terutama bagi negara-negara dan komunitas yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Sistem ini, meski menawarkan potensi besar, membutuhkan pendekatan yang lebih adil dan berpusat pada keadilan sosial.

Mengapa Perdagangan Karbon Penting?

Perdagangan karbon memungkinkan negara atau perusahaan untuk membeli dan menjual izin emisi karbon. Sistem ini bertujuan untuk memberikan insentif ekonomi bagi pengurangan emisi, mendorong investasi dalam teknologi rendah karbon, dan memberikan fleksibilitas kepada negara atau perusahaan dalam mencapai target iklim mereka. Namun, sistem ini sering kali lebih menguntungkan bagi negara-negara maju yang memiliki kapasitas teknologi dan keuangan lebih besar, sementara negara-negara Global South dan komunitas lokal yang terdampak justru sering kali menjadi korban.

Dekolonisasi Sistem Perdagangan Karbon

Climate Change Conference  COP27. Sumber: UN-Water
Climate Change Conference  COP27. Sumber: UN-Water

Dalam Konferensi Perubahan Iklim COP27 di Sharm El-Sheikh, Mesir, isu perdagangan karbon kembali mendapat sorotan, terutama dari negara-negara Global South. Mereka menekankan bahwa pasar karbon harus mencerminkan prinsip keadilan iklim. Dalam konteks ini, perdagangan karbon bukan hanya soal angka emisi, tetapi juga tentang mengakui kontribusi historis negara-negara maju terhadap krisis iklim dan memastikan bahwa solusi tidak memperburuk ketimpangan global.

Inisiatif seperti REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation) di beberapa negara tropis menjadi contoh bagaimana negara Global South dapat mengambil kepemimpinan dalam perdagangan karbon sambil melindungi keanekaragaman hayati. Namun, implementasi inisiatif ini sering kali menemui kendala, seperti kurangnya pendanaan, transparansi, dan dukungan teknologi dari negara-negara maju.

Mengapa Masyarakat Lokal Harus Menjadi Pemimpin?

Pengalaman menunjukkan bahwa masyarakat adat dan komunitas lokal memiliki peran penting dalam melindungi hutan, lahan gambut, dan ekosistem penting lainnya. Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa kawasan yang dikelola oleh masyarakat adat sering kali lebih terlindungi daripada kawasan yang diawasi oleh otoritas pemerintah atau swasta.

Meskipun demikian, mereka sering kali tidak mendapatkan kompensasi yang adil atas kontribusi mereka terhadap mitigasi iklim global. Sistem perdagangan karbon harus memberikan prioritas kepada kepemimpinan lokal ini, dengan memastikan bahwa mereka mendapatkan manfaat langsung dari setiap kredit karbon yang dihasilkan dari wilayah mereka. Pendekatan ini tidak hanya berkeadilan tetapi juga lebih efektif dalam jangka panjang.

Kegagalan Global North: Sebuah Panggilan untuk Tanggung Jawab

Negara-negara Global North yang menjadi penghasil emisi terbesar memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bahwa perdagangan karbon tidak menjadi alat untuk mencuci tangan dari kewajiban mereka. Skema perdagangan karbon saat ini sering kali menjadi alat bagi negara-negara maju untuk terus menghasilkan emisi sambil "membeli" kredit karbon dari negara berkembang.

Solusinya adalah memastikan bahwa dana yang mengalir melalui perdagangan karbon bersifat transparan, adil, dan benar-benar mendukung ketahanan iklim komunitas di Global South. Pendanaan harus berupa hibah, bukan pinjaman yang semakin membebani negara berkembang. Selain itu, harus ada mekanisme pengawasan yang melibatkan masyarakat lokal untuk memastikan bahwa mereka tidak dirugikan oleh skema ini.

Saatnya Bertindak

Membangun sistem perdagangan karbon yang adil bukanlah tugas yang mudah, tetapi hal ini sangat penting untuk menciptakan masa depan yang berkelanjutan. Kita perlu mendorong kebijakan global yang mengakui dan mendukung peran masyarakat lokal dalam aksi iklim. Negara-negara maju harus mengambil langkah nyata untuk membayar "utang iklim" mereka, bukan hanya melalui komitmen verbal, tetapi juga melalui aksi yang nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun