Mohon tunggu...
Naufal Arief
Naufal Arief Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Hobi saya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Satu Tahun Perang Gaza: Merefleksikan Perjuangan dan Kontribusi Civil Society Australia untuk Kebebasan Palestina

12 Desember 2024   16:25 Diperbarui: 12 Desember 2024   16:25 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Polarisasi Civil Society di Australia sebagai Tantangan dan Hambatan

Sebagaimana yang terjadi di negara-negara lainnya, dualisme pandangan terhadap konflik Palestina-Israel terjadi juga di Australia yang menyebabkan terciptanya polarisasi yang kuat antara masyarakat. Polarisasi ini menciptakan tantangan signifikan dalam mengadvokasi hak-hak masyarakat Palestina dan mendorong pemerintah Australia dalam mengambil sikap yang berpihak. Hal ini diperparah dengan narasi-narasi media yang telah dikuasai oleh kelompok pro-Israel, sehingga tidak jarang mempengaruhi pembentukan opini publik di sana. 

Kelompok pro-Palestina di Australia seperti Australia Palestine Advocacy Network (APAN) seringkali menghadapi resistensi dari kelompok pro-Israel seperti Australia Israel & Jewish Affairs Council (AIJAC), yang memiliki akses kuat ke media dan jaringan politik. Dalam hal ini, Australia Israel & Jewish Affairs Council (AIJAC) merupakan organisasi yang berfokus mendukung hubungan yang kuat antara Australia dan Israel. Organisasi ini memainkan peranan penting dalam memperjuangkan keberpihakan Australia terhadap Israel melalui berbagai aktivitas advokasi dan lobi, serta mempengaruhi kebijakan publik.  

Beberapa upaya yang dilakukan oleh kelompok pro-Israel misalnya adalah tekanan balik berupa tuduhan antisemitisme, yaitu sikap prasangka atau kebencian terhadap Yahudi kepada para aktivis Palestina. Selain itu, kelompok ini seringkali melakukan lobi-lobi politik di parlemen Australia, sehingga tidak jarang menyebabkan terjadinya inkonsistensi sikap pemerintah Australia mengenai konflik ini. Kelompok ini juga menguasai media-media besar di Australia, sehingga dapat dengan mudah membentuk opini publik melalui narasi-narasi yang tidak netral. Di sisi lain, pergerakan kelompok pro-Palestina di Australia seringkali terbatas karena maraknya tindakan represif dan kriminalisasi yang dilakukan oleh aparat.

Dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan tersebut, kelompok pro-Palestina mengadopsi berbagai strategi sebagai upaya meningkatkan solidaritas dan keberpihakan masyarakat Australia kepada Palestina. Mereka meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai hak-hak masyarakat sipil Palestina dengan melakukan kampanye publik melalui platform-platform sosial media, seminar, serta aksi simbolik. Selain itu, mereka juga mengatasi tuduhan antisemitisme dengan menekankan bahwa perjuangan mereka tidak berfokus pada diskriminasi komunitas Yahudi, melainkan pada pendirian hak asasi manusia masyarakat sipil Palestina yang selama ini hilang seiring berjalannya konflik. Mereka juga menjaga momentum isu ini yang misalnya tercermin melalui aksi demonstrasi yang dilakukan ketika kelompok pro-Israel di Australia akan menyelenggarakan peringatan serangan Hamas ke Israel. Hasilnya, pada Desember 2024 lalu, pemerintah Australia telah mengubah posisi politiknya dengan menyerukan Israel untuk mengakhiri pendudukannya atas wilayah Palestina.

Refleksi Peranan Penting Civil Society dari Fenomena di Australia

Kegigihan kelompok pro-Palestina di Australia dalam mendukung kebebasan Palestina telah menyadarkan kita mengenai pentingnya peranan dan kontribusi civil society. Meskipun seringkali menghadapi tantangan besar, dengan adanya usaha dan keinginan kolektif, mereka berhasil membangun kesadaran yang lebih luas serta memberikan tekanan pada pemerintah Australia untuk mengambil sikap politik.  Fenomena ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi negara lain, termasuk Indonesia, untuk memahami pentingnya peranan civil society dalam mempengaruhi kebijakan pemerintah yang berpihak pada hak asasi manusia dan keadilan internasional. 

Referensi

Han, E., & Rane, H. (2011). Australian press and public opinion on the Israel-Palestine conflict. Media International Australia, 141(1), 58-69.

Miller, B. (2024, Desember 3). Australia changes position to support vote demanding Israel end occupation of Gaza, East Jerusalem and West Bank. ABC. https://www.abc.net.au/news/2024-12-04/australia-un-vote-israel-occupied-palestinian-territory/104682246?utm_source=abc_news_web&utm_medium=content_shared&utm_campaign=abc_news_web

Samuel, M. T. (2023). The IsraelHamas War: Historical Context and International Law. Middle East Policy, 30(4), 3-9.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun