Mohon tunggu...
Muhammad Naufal
Muhammad Naufal Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya membaca buku, dan suka menulis isu yang sedang hangat sekarang seperti politik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia akan Hadapi Resesi di Tahun 2023

19 Januari 2023   13:33 Diperbarui: 19 Januari 2023   13:44 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berulang kali menjelaskan bahwa ekonomi global sedang tidak baik baik saja. Hal ini tercermin dari adanya ancaman resesi ekonomi yang menjadi hantu menyeramkan bagi seluruh negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Tidak hanya itu, inflasi yang tingggi, pngetatan liquiditas, hingga konflik geopolitik Ukraina dan Rusia membuat ekonomi dunia kian terjerumus dalam jurang kehancuran.

Namun Indonesia tampaknya harus sedikit lega karena IMF memperkirakan, ekonomi Indonesia tetap tumbuh hingga 5,3% tahun ini dan 5% pada 2023. Namun, apakah angka tersebut hanya prediksi semata beberapa data menunjukan fakta yang berbalik atas prospek ekonomi Indonesia yang belakangan cukup bergantung pada ledakan harga komoditas utama, seperti batubara, minyak kelapa sawit timah , nikel, dan gas alam dan lainya. 

Apalagi permintaan dunia yang juga turun akibat ketidakpastian yang disebut banyak pejabat pemerintah sebagai akibat dari the perfect storm membuat sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2023 berada pada kisaran 2,3%-2,9% turun dari estimasi tahun ini dikisaran 2,8%-3,2%.

Penurunan harga dan permintaan komoditas dunia menjadi sinyal berbahaya bagi perekonomian Indonesia yang dapat membahayakan penerimaan negara yang selama ini cukup mengandalkan penerimaan dari sektor komoditas. Harga batu bara yang menjadi primadona sekarang misalnya, pada kontrak Newcastle sudah mulai melanda dari puncak tertingginya, USS458 per ton pada awal September lalu perhari ini sudah turun nyaris 15% ke harga USS391. 

Kemudian prediksi Fitch Solutions harga batu bara juga turun mulai taun depan,dari rata rata estimasi tahun ini USS320 per ton , menjadi anjlok ke USS280 pada 2023 dan USS250 pada 2024 tidak hanya itu masa depan harga minyak sawit bahkan lebih buram. Berada dalam trend, penurunan tajam dari level tertinggi sepanjang massa diatas 7.000 ringgit Malaysia per ton pada akhir April lalu kini nyaris tinggal separuhnya MYR4.123 per ton.

Prediksi yang dimuat trading economics. Menunjukkan harganya akan terus melandai hingga akhir tahun 2013 menjadi di kisaran MRY3.000 demikian pula harga timah, perlahan menjauh dari level tertinggi USS50.000 per ton pada maret tahun ini, terus menerus turun ke level di bawah USS20.000 per ton sekarang. 

Trend pelemahan ini diperkirakan juga akan terus berlanjut. Sementara tembaga juga mengalami nasib yang sama harganya melorot dari level tertinggi nyaris USS11.000 per ton pada maret lalu kini nyungsep USS7.400 per ton. Pemerintah berupaya untuk tetap berjaga mengingat resesi terjadi tidak lama lagi, Staf Khusus Menteri keuangan Bidang Komunikasi Strategis Yustinus Prastowo mengatakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2023 sudah disiapkan untuk membangkitkan optimisme sekaligus menjaga kewaspadaan untuk menghadapi resesi global. 

"Kita sudah antisipasi dengan prediksi yang baik dan diharapkan kita bisa terus menjaga momentum pemulihan ekonomi", menurut Prastowo, APBN 2023 juga sudah didesain dengan reformasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang alokasinya bisa dihemat dan digunakan untuk belanja yang lebih produktif lagi .

Misalnya, saja akan disalurkan untuk belanja perlindugan sosial (perlinsos) yang di fokuskan ke beberapa sektor. Diantaranya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), mengatasi stuting, dan juga menjaga tingkat kematian ibu dan anak, kemudian pemerintah juga akan fokus pada pembangunan infrastruktur kesehatan dan digital, industrtry yang di revitalisasi dan ekonomi hijau, dengan meningkatkan pendapatan negara dan juga spanding better.

"Pertumbuhan belanja tahun depan memang akan semakin rendah secara presentase, tetapi kualitasnya akan semakin baik. Ini yang di rancang di 2023 Harapannya, ini akan in line dengan semangat Presidensi G20 kita ingin mendorong dan mengajak Global untuk dapat pulih bersama dan bangkit lebih kuat", tambah Prastowo. Selain APBN 2023 yang tangguh dan kuat, kordinasi antara otoritas fiskal dan juga monster juga terus dilakukan, selain itu pemerintah juga akan terus memperkuat di sektor lain contohnya UMKM.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun