Mohon tunggu...
Naufal Ananda Putra
Naufal Ananda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam

Sebagai Calon Sejarawan, Saya akan bagikan konten-konten berbau sejarah dari yang Islam sampai Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fazlurrahman: Al Quran Hasil Kerja Sama antara Allah dan Nabi Muhammad

15 Mei 2023   16:14 Diperbarui: 15 Mei 2023   16:18 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fase kedua yakni di tahun 1960-an saat Ia mulai kembali dari Pendidikan panjangnya di luar Pakistan. Fazlurrahman mulai merambah pada kajian normatif. Ditambah Ia juga memberikan interpretasi baru terhadap al-Quran dengan metode barunya. Hal ini ditolak keras oleh ulama konservatif di kampung halamannya. Fase ketiga di tahun 1970-an Fazlurrahman memutuskan untuk pergi dari Pakistan karena beberapaa ancaman yang didapatkan dari para penolak gagasannya.

Pandangan Mengenai Al-Quran

Menurut Fazlurrahman al-Quran ini tidak diwahyukan secara verbal (bersuara) melainkan dalam bentuk ide dan maknanya saja. Dasar yang dikemukakan oleh ulama satu ini terdapat pada QS. al-Syura : 51 dan 52. Pemikiran ini sebenarnya senada dengan Muhammad Iqbal dan Syaikh Waliullah yang menjadi rujukan.  

Tidak hanya itu, Fazlurrahman menolak anggapan ketika Malaikat Jibril menampakkan dirinya secara langsung saat menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad. Ia percaya bahwa hanya dua waktu Nabi bertemu dengan Malaikat Jibril berdasarkan al-Qur'an seperti QS. an-Najm: 15-18. Pertama, adalah di Upuk Tinggi dan kedua di Sidrotul Muntaha.

Ulama-ulama tradisionali dan fundamentalis pada zaman itu tidak terima dengan gagasan yang dibawa oleh Fazlurrahman. Bahwa al-Qur'an merupakan kalam Allah dalam arti biasa dan keseluruhan adalah perkataan (qoul) Nabi Muhammad. Pernyataan ini lah yang terkesan Allah dan Nabi Muhammad berkerja sama dalam meurunkan al-Qur'an pada umat Muslim. Padahal Fazlurrahman tidak sepenuhnya salah akan hal ini.

Lewat muridnya bernama Syafi'i Ma'arif menjelaskan al-Qur'an ini seluruhnya kalam Allah yang bersifat sempurna dan bebas dari kecacatan. Namun, saat turun pada hati Nabi Muhammad lalu diucapkan secara lisam melalui lidahnya tentu definisi al-Qur'an ini menjadi perkataan beliau.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun