Mohon tunggu...
Naufal Ananda Putra
Naufal Ananda Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam

Sebagai Calon Sejarawan, Saya akan bagikan konten-konten berbau sejarah dari yang Islam sampai Internasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Corak Pemikiran Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari

14 Mei 2023   10:56 Diperbarui: 15 Mei 2023   15:00 2576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://ikpni.or.id/

Seorang tokoh nasionalis agamis bernama Muhammad Hasyim lahir pada 14 Februari 1871 di sekitar Desa Gedang, Jombang, Jawa Timur. Beliau adalah pendiri organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia sampai saat ini, Nahdhatul Ulama. Sangat produktif dalam menulis karya berbahasa Arab serta pidato yang sering kali dimuat di surat kabar menjadi bukti nyata atas kehebatannya. Lahir dari pasangan orang besar yang sama-sama memiliki darah kental ulama yaitu KH. Asy'ari dan Nyai Halimah.

Sebuah kalimat "dari pesantren kembali ke pesantren" sangat pas untuk KH Hasyim Asy'ari. Beliau lahir di kalangan pesantren lalu menerima Pendidikan dari ayah beserta kakeknya (Kiai Usman) dan saat beranjak besar berkelana ke seluruh Jawa untuk mencari guru agama.

Begitu pula saat pergi ke Makkah untuk Haji dan memutuskan menetap sambil memperdalam ilmu agama. Kehidupannya tidak jauh dari Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi yang sama-sama memiliki aroma lingkungan pesantren. Lalu meninggal saat dirinya sudah mendirikan Pesantren Tebuireng di Jombang yang sekarang terkenal karena banyak menghasilkan para tokoh besar.

Sosok Hasyim Asy'ari adalah ulama Islam tradisionalis yang bergerak dalam dakwah sosial, Pendidikan, maupun pemerintahan. Beliau pernah satu perguruan dengan Ahmad Dahlan saat berguru pada Ahmad Khatib Sambas di Makkah sekitar tahun 1903. Walaupun Hasyim lebih condong untuk meningkatkan dan memunculkan nilai-nilai Islam tradisionalis ala walisongo ketimbang cara-cara modern yang dikemukakan oleh Ahmad Dahlan dan para modernis Islam yang lain. Mereka tetaplah bersahabat dan menghargai satu sama lain sebagai orang dengan perjuangan yang sama.

Karena produktivitasnya dalam menulis kitab, kita dapat melihat corak pemikiran keislamannya melalui karya yang masih ada sampai hari ini. Pemikiran ala Islam beliau terbagi menjadi 3 subjek, yaitu Tasawuf, teologi dan fiqih.

1. Tasawuf

 Bisa dilihat dalam kitab berjudul Ad-Durar Al-Muntathirah fil Masa'il At-Tis' Asyarah (mutiara-mutiara tercecer tentang sembilan belas masalah) dan kitab At-Tibyan fin Nahi'an Muqatha'atil Arham wal Aqarib wal Akhawan (penjelasan mengenai larangan memutuskan kerabat dan teman). Dijelaskan adanya penyimpangan ajaran sufisme yang ternyata berasal dari para sufi itu sendiri. Beliau menganjurkan untuk bersikap tawasuth dalam mengamalkan ajaran-ajaran tasawuf termasuk hormat kepada guru. Hal ini dilakukan agar Islam tidak dicap radikal oleh siapapun.

2. Teologi

Beliau menulis kitab Ar-Risalah At-tauhidiyyah (tentang teologi). Seperti halnya yang diterapkan dalam Nahdhatul Ulama, Mbah Hasyim memiliki pemikiran teologi yang sejalan dengan Abu Mansur al-Maturidi dan Abu Hasan al-Asy'ari yakni Ahlusunnah wal Jamaah. Dalam artian menurut Mbah Hasyim, Ahlussunnah ini ajaran yang tunduk pada Rasul dan Khulafaur Rasyidin. Ada tiga cirinya yakni moderat, tegak lurus (menegakkan keadilan), dan seimbang. Selain NU, organisasi yang lain juga dapat disebut ahlussunnah jika memiliki tiga ciri tersebut.

3. Fiqih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun