Mohon tunggu...
Naufal Ammar Fuady
Naufal Ammar Fuady Mohon Tunggu... -

menemukan titik temu intelektual berhati nurani berkutat di Universitas Azzahra sebagai mahasiswa mandiri

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Senang Menulis Sekuatnya

17 Desember 2011   16:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:08 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya mulai tulisan saya dari ruangan kecil dikampus berisikan banyak benda didalamnya, kadang - kadang saya ingin bercerita dengan beberapa benda di dalamnya dan apa yang dirasakannya setiap hari. Entah ada imajinasi atau apa tetapi pertama-tama saya berdialog dengan lampu yang ada di atas ruangan, saya menanyakan kepada lampu kenapa lampu tersebut ada disana lalu lampu itu menjawab dengan nada sumbang dan raut muka yang menunjukan ekspresi bingung lalu dia menjawab ‘saya juga kurang tahu kenapa saya disini’ dan saya pun bertanya lagi kepadanya ‘memangnya dari mana asal kamu?’ lalu kembali dengan nada sumbang ia menjawab ‘seingat saya pertama kali saya dilahirkan dipabrik yang sangat luas dan megah, saya langsung diberikan tugas untuk menerangi apapun yang ada disekitar kita dan saya menanyakannya kembali sejak kapan kamu disini saya sudah menerangi lampu ini selama tiga tahun lamanya, tapi bagaimana kalau kamu dimatikan? ‘ya kalau saya dimatikan berarti jasa saya sudah tidak dipakai lagi dan ketika mereka membutuhkan saya lagi maka mereka pun akan menyalakan saya kembali.

Saya bertanya lagi kepada lampu ‘kalau tidak ada kamu memangnya apa yang akan terjadi pak lampu?’ lalu ia menjawab dengan ekspresi muka yang bangga dan nada bicara yang lantang ‘ kalau tidak ada saya maka orang yang akan menulis disaat malam hari tidak bisa menulis karena kekurangan cahaya dariku, lalu orang yang sedang mencari salah satu barang yang ada diruangan ini pun akan kesuitan dan akan memakan waktu lama karena kalau tidak ada saya pun terkadang pencariannya membutuhkan waktu yang lama, orang yang ingin membaca juga tidak bisa membaca tulisan dengan baik karena mata manusia membutuhkan cahaya karena setiap benda bertugas memantulkan cahaya yang menyebabkan benda itu terlihat.Tetapi saya tidak puas bertanya saya bertanya lagi ‘kalau terjadi listrik tidak teraliri dari pusat bagaimana pak lampu dan terjadi konsleting listrik?’ lalu ia menjawab ‘kalau terjadi halseperti itu maka mau tidak mau semua orang yang membutuhkan saya harus bersabar menunggu sampai listriknya teraliri kembali.

Puas berbincang-bincang dengan seorang lampu lalu saya lanjutkan berdialog dengan gitar-gitar yang ada diruangan itu ‘hey gitar apa yang kamu lakukan disini, apa tugas kamu?’ lalu gitar itu menjawab dengan santainya ‘memang itu urusan kamu? Saya mau ngapain aja disini terserah saya dong’ wahkenapa anda menjawab dengan nyeleneh seperti itu ‘hahaha saya hanya bercanda mas, tugas saya disini adalah untuk menghibur manusia - manusia yang sedang kesal, atau mengalami kegalauan yang berkepanjangan, bisa juga untuk menemukan inspirasi dalam membuat suatu karya musik yang baik untuk didengar, ‘tetapi kamu juga terkkadang bisa sangat menyebalkann karena senar kamu putus maka saya harus membelikan senar yang baru, sudah begitu saya membelinya jauh juga sampai ke tebet, yang saya mau tanyakan adalah mengapa senar amu itu kadang-kadang putus tiba-tiba begitu?’ lalu gitar pun menjawab ‘kalau senar saya putus itu banyak factor yang menyebabkannya, misalnya salah seorang yang memainkan saya tuh terlalu keras dalam memetiknya maka bisa saja senar itu kurang kualitasnya maka itu akan dengan mudah putusnya. ada juga faktor lain, seperti senar itu memang sudah karatan.

Lalu saya melihat karpet yang tergulung di pojok ruangan dan saya menggelar karpet tersebut dan saya menggelarnya, ketika saya memanjangkannyaterlihat banyak debu yang berterbangan membuat dada saya sesak dan saya langsung berfikir kepada karpet tersebut bahwa kasihan sekali dia tidak pernah dibersihkan dari sini pun sudah terlihat betapa tidak terurusnya ruangan tersebut karena begitu banyak debu yang menempel di setiap sudut ruangan. Saya ingin sekali meneruskan berdialog dengan semua barang yang ada disekitar saya sambil membersihkan ruangan yang tidak terurus ini, tetapi pandangan saya langsung tertuju kepada sebungkus rokok sampoerna mild yang membuat saya tergiur untuk menghisapnya. Dengan mudah saya buka bungkus itu karena sudah tidak bersegel, kemungkinan rokok yag saya ingin hisap ini adalah milik orang lain tetapi karena sudah kebiasaan jika di dalam ruangan ini kalau ada rokok yang sudah ditaruh maka itu sudah milik bersama, sepintas itu seperti paham komunis yang menyamaratakan rasa di antara manusia tetapi itulah yang kita sebut sebagai solidaritas antar mahasiswa. Kembali kepada sebatang rokok yang saya pegang dan ketika saya ingin menyalakannya tetapi saya tidak memiliki alat untuk menyulutnya, lalu saya memperhatikan sekitar saya dengan seksama lalu saya melihat sesuatu yang sangat kemilau yang menyilaukan mata saya karena sangat terangnya cahaya yang menuju langsung ke mata saya.

Inspirasi Berlanjut

Namun ketika saya perhatikan lagi itu adalah korek yang dibagian bawahnya terdapat senter yang bisa membantu kita jika gelap menghalangi aktifitas kita misalnya sedang terjadi mati lampu di daerah kita, lalu korek itu saya ambil dan saya geser tombol yang ada dikorek itu dari keadaan on sampai keadaan off lalu lampu itu mati. Dan saya geser sebuah batu pematik yang ada disebuah korek merah bertuliskan ‘TOKAI’ pada bagian kepala rokok tersebut, ketika sebuah percikan kecil terjadi dibagian dalam kepala rokok seketika juga saya menekan tombol bagian belakang dari pematikuntuk menahan gas agar keluar dengan leluasa menyambut percikan api yang sudah saya buat yang mana menjadikan api kebahagiaan bagi seorang perokok yang mendambakan beberapa hisapan yang menstimulasi pikiran kita sehingga otak kita bisa berpikir dengan cepat dan menghadiahi kita sebuah pemikiran atau inspirasi baru. Denengan sangat hati-hati saya dekatkan ujung rokok bagian tembakau kepada api kebahagiaan yang dihasilkan dari korek tersebut.

Lalu ketika ujung rokok sudah mendekat dengan api lalu saya hisap ujung rokok bagian lain yang berupa filter yang lembut seperti kulit bayi yang baru lahir rentan akan sentuhan manusia dewasa, tetapi seperti vampir yang haus akan darah sayahisap rokok itu dengan hisapan yang kuat sampai - seperti badai yang menumbangkan pohon kelapa yang mempunyai akar yang kokoh, asap itupun masuk kedalam mulut saya dan langsung menuju kerongkongan dan tiada hentinya menuju paru – paru yang menerimanya dengan senang hati lalu asap itu terikat dengan darah langsung di transfer ke otak ku dengan cepat seperti kilatan yag menyambar satu tiang listrik dan membuat listrik itu memiliki muatan lebih tinggi dan menyatukan sel – sel yang ada di syaraf otak kita yang menyebabkan saya dapat berfikir rileks dan tidak tahu dari mana asalnya dengan tidak sengaja timbul beberapa inspirasi karena seperti terjadi ledakan – ledakan dalam diri yang akan di ungkapkan dengan teriakan tetapi di sisi lain ada perasaan yang menahanku seakan ada seseorang yang sedang menenangkanku dan menasihatiku. Setelah satu batang rokok yang saya hisap itu habis lama kelamaan saya merasa sedikit lapar, apakah ini yang dinamakan meningginya asam laktat yang ada dilambung saya dan menimbulkan bunyi keroncongan tanda sudah tidak ada makanan yang di cerna didalam lambung yang siap mencerna makanan yang masuk kedalam lambung tersebut. Di malam minggu yang hening ini saya masih berkutat di depan laptop saya yang menemani dan disini aku merangkai kata – kata dan bercumbu dengan kata – kata dan berciuman dengan kata – kata karena tidak adanya pasangan yang menemaniku hingga larut begini. ”Lapar sekali saya belum makan dari tadi siang”, satu kalimat yang ada dipikiran saya dari siang hari karena dari tadi siang saya belum makan hahahaha.

Mencoba Lepas Dari Kekangan

Sekarang saya sedang berada di lingkaran yang menentukan kehidupan saya di masa mendatang dan menantang karena dengan kegiatan positif yang saya jalani ini dapat menjadikan saya manusia yang lebih kaya akan ilmu dan haus baca buku adalah hal yang jarang dimiliki khalayak ramai di sekitar kita. Tiba - tiba ada orang yang datang dan berkata orang – orang yang ada diruangan tempat saya duduk ini sedang di tegur karena saat adzan berkumandang masih banyak orang yang ada di dalamnya dan yang menegur adalah yang sering di panggil “si jenggot” karena terlalu fanatik dengan sesuatu yang dia anggap benar atau dia terlalu mengedepankan pemikiran dari apa yang ia yakini tanpa memikirkan orang lain yang terkadang membuat banyak orang geram karena ulahnya. Sebenarnya kita geram bukan karena kita di tegur tetapi karena banyak kebijakan kampus yang dibuat sepihak dengan tidak dimusyawarahkan kepada mahasiswa dan banyaknya kepincangan yang terjadi di para petinggi kampus.

Kembali ke bahasan sebelumnya karena saya belum makan dari siang makaterjadipergolakan yang terjadi di dalam otak saya yang membuat saya berfikir lebih cepat, seketika juga saya langsung mambayangkan didepan saya ada sepiring makanan yang didalamnya terdapat beberapa sendok nasi dengan lauk – pauk yang beragam seperti sepotong ayam bakar yang baunya sudah menggodaku sampai memetes air liurku dibuatnya yang mengingatkan ku pada satu acara televise yang menampilkan berbagai masakan yang menggoda seperti acara Farrah Quin dengan cirri khasnya di akhir penyajiannya dia selalu bilang ‘this is it’ yang saya tonton setiap pagi sebelum sarapan untuk menggugah selera makan. Tetapi semua itu hanyalah khayalan belaka, untuk menghilangkannya maka saya mengambil sebotol air mineral untuk menghilangkan dahaga yang sejak tadi menggangguku. Dengan hati – hati aku mengambil sebuah botol tersebut yang terletak di sebelah kanan beberapa sentimeter dari laptop saya, dengan tangan kanan aku mengambilnya dan saya buka botol itu dengan segera karena haus yang telah mendera saya yang membuatku menderita merasakan kekeringan seperti merasakan gersang di tengah gurun sahara yang luas dan saya berjuang untuk mendapatkannya walaupun sampai tertatih – tatih aku terus berusaha, setelah membuka tutup botol itu aku melihat air di dalamnya sampai bergoyang karena guncangan yang ku perbuat setelah membuka tutup botol tadi seakan goyangan air itu menggoda saya untuk mencicipi air tersebut bak manusia mendambakan air surge yang menyejukan hati dan pikiran tetapi ini bukanlah air surge melainkan air mineral yang bertuliskan “SANQUA” ( maaf menyebutkan merk lagi ) yang bisa di beli dengan harga tiga ribu rupiah di kantin kampus yang hanya berjarak sekitar tujuh meter dekat ruang BEM tempat saya bernaung sekarang ini.

Setelah menuangkan air mineral tersebut ke tenggorokan saya terasa sejuk mengalir hingga kelambung yang terasa panas tadinya, rasa sejuk itu pun sudah berhasil mengurangi rasa penat yang di alami oleh otak saya karena kurangnya asupan yang masuk ke tubuh saya. Rasa penat di otak saya seperti ada orang yang orasi di dalam otak saya menuntut haknya layaknya mahasiswa yang sedang beraksimendemo pemerintah yang sedang meminta hak – hak yang belum diberikan kepada pemerintah kepada rakyat yang sedang merasakan kemiskinan, huh itulah potret pemerintah maupun mahasiswa di Indonesia yang kaya akan sumber daya alamnya . aku merasa bosan dan ku lihat sekitar dank u lihat gitar yang tadi saya ajak bicara, karena dia berkata bahwa tugasnya adalah menghibur para pengunjung ruang BEM yang sedang dilanda rasa bosan atau sesuatu yang bisa membuat mood kita menjadi turun, maka aku ambil salah satu gitar yang ada disana untuk menghilangkan rasa penatku. Dan mungkinn semua yang saya tulis ini akan berlanjut.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun