Perlukah cara mengajar konvensional ditinggalkan sepenuhnya sebagai upaya adaptasi mengajar di era digitalisasi? Apakah media digital akan memberikan dampak yang signfikan dalam urusan mengajar di kelas? Di samping itu apakah pendidik memiliki kecapakan dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi?
Pertanyaan-pertanyaan di atas tentunya hingga saat ini terus menggema dan menjadi hal yang perlu di jawab oleh pendidik di era ini. Perkembangan teknologi, transfromasi digital, merupakan kemajuan sekaligus menjadi tantangan di dunia pendidikan.
Pendidikan di era digitalisasi tentunya akan diwarnai dengan kemudahan dalam mengakses informasi, kemudahan dalam membangun suasana pembelajaran berbasis digital, hingga pemanfaatan media sebagai penunjang keefektifan pembelajaran, tinggal bagaimana seorang pendidik mampu memanfaatkan itu semua dengan cara yang paling mungkin dilakukan.
Di samping itu tentunya kita semua pernah menjadi peserta didik, dan setiap orang pernah merasakan tatkala pendidik menyampaikan materi terkadang kurang menarik, sehingga fokus materi yang mestinya tersampaikan dengan baik, justru terkesan bias dan seakan kehilangan arah, karena masih mempertahankan cara mengajar konvensional, dan tidak sedikit yang akhirnya menganggap pendidik tersebut tidak adaptif dengan perkembangan zaman.
Penilaian tersebut tentunya tidak bisa dikesampingkan, karena seorang pendidik bukan profesi hafalan yang selalu mengulang tiap tahunnya tanpa adaptif dengan perkembangan zaman. Pembelajaran masa kini mestinya konsisten menjadikan peserta didik sebagai titik fokus, sehingga pendidik mampu menjalankan perannya sebagai fasilitator.
Manfaat internet perlu dimaksimalkan dengan baik sebagai jembatan akses ke media digital. Pendidik mesti menghadirkan pembelajaran dengan memanfaatkan media seperti video, animasi, maupun juga media interaktif lainnya.
Bila kurang cakap dalam membuatnya, saat ini sudah banyak sebetulnya para kreator-kreator yang membagikan video pembelajaran gratis yang dapat digunakan sebagai penunjang pembelajaran di kelas, tentunya hal ini akan menarik perhatian peserta didik dan menambah gairah dalam belajar di kelas.
Di samping itu pemerintah terkait juga mesti aware, bukan hanya melatih pendidik agar adaptif dengan zaman, akan tetapi juga mesti menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung transformasi itu di setiap sekolah.
Berdasarkan pengalaman saya mengamati sewaktu mengajar di sekolah daerah Pandeglang, Banten, yang mana sekolah tersebut masih menggunakan papan tulis hitam dan menggunakan kapur sebagai alat tulisnya. Miris sekali memang melihat kondisi dimana teknologi yang semestinya sudah berbicara banyak di era ini, namun tidak bisa diimplementasikan karena keterbatasan sarana dan prasarana.
Beberapa tahun belakang sebagai respon atas wabah yang terjadi di Indonesia, Kemendikbud Ristek juga sebenarnya berupaya untuk melakukan percepatan digitalisasi sekolah, yang diharapkan mampu mempermudah proses belajar mengajar peserta didik, baik dalam hal mengakses bahan ajar ataupun bahan ujian, sehingga nantinya dapat diakses dalam satu jaringan
Sejalan dengan hal itu Telkom Indonesia bersama BUMN beberapa waktu lalu juga berupaya menghadirkan digitalisasi pendidikan di salah satu daerah di Sumatera Utara dengan memberikan sejumlah perangkat komputer juga penyedian internet. Hal tersebut merupakan bentuk komitmen Telkom Indonesia dalam mengakselerasi pendidikan melalui digitalisasi.
Tidak sampai disitu Telkom Indonesia juga menghadirkan sebuah platform digital yang bernama Pijar Sekolah yang dapat membantu sistem pembelajaran digital terpadu dan mendukung pihak sekolah dalam menciptakan pembelajaran digital yang seru dan tentu saja menyenangkan.