Pernahkah kalian bertanya-tanya, apa sebenarnya sampah itu?
Sederhananya, sampah adalah sisa-sisa kegiatan kita sehari-hari yang sudah tidak kita butuhkan lagi. Mulai dari bungkus makanan, botol bekas, hingga kertas bekas. Meskipun terlihat tidak berguna, sampah sebenarnya menyimpan potensi yang besar. Dengan pengelolaan yang tepat, sampah bisa kita ubah menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti pupuk kompos atau bahan baku untuk produk baru. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, sampah justru akan menjadi masalah besar.
Seperti yang telah kita bahas sebelumnya, sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan masalah lingkungan yang serius. Oleh karena itu kita memerlukan Implementasi strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Implementasi strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan sangat bergantung pada dukungan berbagai inisiatif masyarakatdan inovasi teknologi. Â Keterlibatan masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam mengelola sampah.Â
Melalui program edukasi, sosialisasi, dan kampanye, masyarakat dapat diajak untuk berperan aktif dalam memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik, dan mendukung inisiatif-inisiatif pengelolaan sampah. Selain itu, pembentukan kelompok-kelompok masyarakat yang peduli lingkungan juga dapat mendorong terciptanya gerakan pengelolaan sampah yang lebih luas. Inovasi teknologi sendiri sangat memainkan peran penting dalam mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan.Â
Perangkat seperti sensor sampah pintar, robot pemilah sampah, dan aplikasi berbasis AI dapat membantu mengoptimalkan proses pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah. Dengan memanfaatkan teknologi, kita dapat membangun sistem pengelolaan sampah yang lebih efisien dan efektif. Selain itu, keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga sektor swasta, juga menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
Pengelolaan sampah yang berkelanjutan membutuhkan berbagai pendekatan. Selain teknologi, edukasi, dan kebijakan. Dengan Inisiatif masyarakat serta perangkat juga dapat digunakan untuk mendukung kesuksesan strategi pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Beberapa contoh perangkat dan inisiatif telah dilakukan di beberapa kota dalam usaha untuk mendukung pengelolaan sampah yang berkelanjutan :
- Pemberian informasi dan pendidikan
- Untuk mempopulerkan program daurulang, Greater Vancouver Regional District, B.C menerbitkan buku "101 Uses for Your Old Shoes and Other Stuff" tahun 1996 berisi cara daur ulang dan perbaikan barang-barang rumah tangga sebagai sumber arahan bisnis serta organisasi untuk daur ulang, dengan memperbaiki dan menyewakan barang-barang di daerah tersebut.
- Kerjasama dan kemitraan
- Program pembuatan kompos pada komunitas di Switzerland terdiri dari hampir 600 lingkungan tempat pengomposan. Tempat yang cocok, informasi yang mendidik dan dukungan disediakan oleh kota tersebut. Pemeliharaan/perawatan penimbunan kompos dibagi dengan rumah tangga yang berpartisipasi. Hampir 10% dari populasi penduduk kota tersebut berpartisipasi dalam program ini.
- Penguasaan ilmu bidang komposter
- Di Seattle, Washington penduduk yang tertarik dapat ikut pelatihan program komposter. Partisipan yang telah menguasai kemudian terjun ke komunitas untuk melatih penduduk. Di Indonesia pelatihan ataupun penguasaan pendidikan dalam teknologi sampah masih rendah, dengan didirikannya sekolah penguasaan kompos merupakan salah satu upaya penanggulangan sampah yang signifikan.
- Program penghargaan (award)
- pengurangan sampah Salah satu bentuk penghargaan yang terkait dengan sampah di Indonesia adalah Adipura. Penghargaan Adipura diberlakukan untuk mendorong pemerintah daerah dan masyarakat dalam mewujudkan kota bersih danteduh dengan menerapkan prinsip- prinsip good governance dalam pengelolaan lingkungan hidup. Untuk Adipura, sampah menjadi salah satu substansi masalah lingkungan yang menjadi isu utama. Untuk itu dalam penilaian Adipura diantaranya adalah kebersihan kota dan kondisi TPA.
- Eco-labelling
- Pelabelan pada produk yang memberikan informasi tentang persentase konten yang dapat di daur ulang pada suatu produk dapat membantu konsumen untuk memilih produk yang ramah lingkungan. Selain pendekatan strategi melalui perangkat dan inisiatif, dalam pengelolaan sampah dikenal istilah hirarki sampah yang merupakan konsep dan perangkat prioritas yang dapat mengarahkan dalam mengembangkan strategi pengelolaan.
Keberlanjutan tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kemauan dan kesadaran dari masyarakat, selama ini indikator pemenuhan kebutuhan masyarakat dan peningkatan standar ekonomi dan perkembangan kemajuan telah dijadikan dasar alasan dalam meningkatnya jumlah sampah yang harus ditampung lingkungan.Â
Fokus pengelolaan sampah baru tertuju pada masalah teknis, dampak lingkungan, ekonomi dan sosial. Tapi akar permasalahan utama yaitu permasalahan paradigma dan pola pikir belum menjadi pertimbangan banyak pihak dalam mengelola sampah. Fehr (2006:319) mengungkapkan bahwa paradigma pengelolaan sampah yang telah terjadi di Brazil tidak mengarahkan solusi untuk mengatasi masalah sampah secara komprehensif. Konsekuensi dari model paradigma pengelolaan sampah yang kuno dan tidak berkembang mengarahkan ke situasi yang tidak berkelanjutan dan tetap berkembangnya pembukaan TPA sebagai tempat pembuangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H