Kayaknya udah nggak heran ya, buat kita mahasiswa di Jogja melihat deretan laundry yang berada di dekat kost miliknya. Memang udah nggak heran lagi jika di kota Jogja banyak pengusaha Laundry. Lantaran Kota ini juga ditempati oleh banyak perantau seperti mahasiswa atau pun pekerja.Â
Yang mana sebagian dari mereka mengandalkan laundry untuk menjaga pakaiannya tetap bersih. Adapun  berbagai laundry yang beredar memiliki berbagai macam pilihan dalam hal waktu pencucian dan strika. Seperti contohnya pada laundry "Tulus Lestari" ini terdapat tiga pilihan waktu, yaitu express yang hanya 5 jam saja (setiap laundry memiliki waktu express yang berbeda-beda), lalu ada satu hari jadi dan terakhir ada pilihan reguler dengan harga yang lebih terjangkau.Â
Seperti misal untuk para pekerja, memungkin mereka untuk dapat mencuci pakaian kerja mereka dengan waktu singkat untuk urusan mendadak. Sementara untuk mahasiswa akan lebih mementingkan harga yang lebih terjangkau untuk menjaga keadaan finansial tetap aman.Â
Sehingga dari hal ini memberikan pilihan kemudahan dan kepraktisan bagi para konsumen-konsumen laundry. Â Nah melihat alasan tersebut, timbul nih sebuah pertanyaan, apakah usaha ini benar-benar menjanjikan? Mengingat alasan diawal tadi. Lalu jika benar-benar menjanjikan apa alasannya? Dan apakah ada kekurangan dari usaha laundry?
A. Apakah usaha ini benar-benar menjanjikan?
Melihat penjelasan diawal usaha ini terbilang menjanjikan. Berikut beberapa alasan-alasan yang membuat usaha ini adalah:
1. Merupakan sebuah kebutuhan
Sama seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pasti deh anak kost gabisa jauh-jauh deh dari yang namanya laundry. Terlebih lagi dengan tipe anak kos yang nggak mau ribet, ya pasti andalannya ke laundry. Nah karena itu lah laundry bisa menjadi peluang usaha yang menjanjikan di Jogja yang merupakan kota pelajar yang memiliki banyak perguruang tinggi.Â
Di mana dilansir dari laman resmi Pemda DIY pada tahun 2022 tercatat terdapat 128 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Lalu selanjutnya Menurut Aminah, seorang pengurus laundry "Tulus Lestari" mengatakan bahwa kebutuhan akan laundry tidak hanya datang dari para kalangan perantau seperti mahasiswa dan pekerja. "biasanya yang minta untuk express tuh datang dari hotel mas, untuk para tamu hotelnya".Â