Mohon tunggu...
Muhammad Naufal Abid R.P
Muhammad Naufal Abid R.P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pekalongan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

"UKM Zahra Batik Pekalongan Sukses Go Digital, Raup Pasar Lebih Luas Melalui E-Commerce dan Media Sosial"

8 Januari 2025   23:28 Diperbarui: 9 Januari 2025   00:08 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi tim bersama pemilik Zahra Batik, Bapak Huda 

Pekalongan -- Zahra Batik, salah satu pelaku UKM batik tradisional di Pekalongan, berhasil memperluas pasar dan meningkatkan penjualan melalui transformasi digital. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari program pendampingan digitalisasi yang bertujuan meningkatkan daya saing dan mempertahankan budaya batik di tengah persaingan industri.

Zahra Batik kini aktif memasarkan produknya melalui berbagai platform digital seperti Shopee, Instagram, dan TikTok. Selain itu, sistem pembayaran non-tunai dan layanan pengiriman online juga telah diintegrasikan untuk memudahkan pelanggan dalam bertransaksi.

Pemilik Zahra Batik, Bapak Huda, mengungkapkan bahwa sebelum masuk ke platform digital, penjualan mereka hanya bergantung pada peziarah yang datang ke toko fisik di pelataran Makam Sapuro, Pekalongan. Namun, sejak bergabung di marketplace dan memanfaatkan media sosial, pesanan datang dari berbagai daerah di Indonesia.

"Kami sebelumnya tidak pernah berpikir untuk masuk ke ranah digital. Setelah mendapat pendampingan dan pelatihan dari mahasiswa Universitas Pekalongan, kami mulai memahami betapa pentingnya pemasaran online. Kini, produk kami bisa dijangkau oleh pelanggan dari luar kota bahkan luar pulau," ujar Bapak Huda.

Pendampingan ini melibatkan berbagai kegiatan, seperti pelatihan fotografi produk, pengelolaan media sosial, hingga optimalisasi toko online di marketplace. Hasilnya, dalam waktu enam bulan, penjualan Zahra Batik meningkat hingga 45%.

Selain berdampak positif pada bisnis, transformasi ini juga memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa Universitas Pekalongan yang terlibat dalam program tersebut. Mereka dapat menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah secara langsung di lapangan.

"Ini adalah bentuk kolaborasi yang saling menguntungkan. Kami membantu UKM berkembang, sementara kami juga belajar banyak tentang bagaimana mengelola bisnis di era digital," ujar salah satu mahasiswa, Tria Nabita Soraya.

Dengan pencapaian ini, Zahra Batik diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi UKM lain untuk mulai memanfaatkan teknologi digital dalam memperluas pasar dan memperkuat identitas merek.

"Kami berharap bisa terus konsisten dan belajar lebih banyak agar batik tradisional tetap eksis dan bisa bersaing di pasar global," tutup Bapak Huda.

Liputan ini disusun oleh M. Naufal Abid Raharjo. P, Tria Nabita Soraya, Kinanti Ramadian Ariani, Zahra Dwi Tiara, Risalatul Khasanah  tim Universitas Pekalongan sebagai bagian dari program pengembangan UKM berbasis digital.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun