Mohon tunggu...
Naufal Wima Al Fahri
Naufal Wima Al Fahri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Catatan Dan Tulisan

Catatan Mahasiswa Akhir

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Keluarga dalam Menjaga Kesehatan Mental Siswa di Masa Pandemi Covid-19

4 Februari 2021   07:53 Diperbarui: 4 Februari 2021   08:03 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam suasana pandemi yang masih melanda di berbagai belahan dunia, banyak permasalahan yang dihadapi baik dari segi kesehatan, sosial, ekonomi, pariwisata hingga pendidikan. Tentunya pemerintah selaku pemangku kebijakan sudah menerbitkan aturan yang sedemikian rupa untuk mencegah meluasnya wabah pandemi khususnya di Kabupaten Ponorogo.

 Dalam rangka KKN MIT DR Ke 11 UIN Walisongo Semarang, Naufal Wima sebagai mahasiswa perwakilan dari kelompok 65 KKN MIT DR Ke 11 UIN Walisongo Semarang, berkesempatan untuk berbincang-bincang dengan salah satu guru Bimbungan dan Konseling di MTsN 1 Ponorogo yaitu Ibu Yulik. Dalam obrolan yang ringan ini membahas pandemi dari sudut pandang metal siswa diwaktu pandemi. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Banyak masalah yang dilihat disekitar bahwa kesehatan mental khususnya pada siswa sangat penting untuk mendukung berjalannya pembelajaran jarak jauh yang sedang dilakukan. Dalam petikan wawancara yang disampaikan oleh Ibu Yulik, Beliau menyampaikan bahwa " dikala pandemi seperti ini semuanya untuk situasi belajarnya terbalik, yang tadinya siswa dilarang menggunakan gadget ketika belajar dan sekarang malah harus menggunakan gadget". Hal ini menyebabkan perbedaan situasi ketika belajar. Jika sebelumnya belajar secara offline dan sekarang berbalik harus dengan internet ( online ).

Permasalahan-permasalahan sepriti jaringan yang susah, perangkat yang kurang memadai dan motivasi diri menjadi tantangan pembelajaran jarak jauh. Ibu Yulik juga mengungkapkan bahwa beberapa siswa yang mengikuti pembelajaran secara online mengeluhkan merasa stress dalam beberapa hal misalnya terlalu sering menggunakan HP menyebabkan mata sakit, dan kebingungan terlalu banyak intruksi dari guru yang hanya lewat tulisan kurang begitu jelas bagi siswa yang tergolong sulit menafsirkan sebuah intruksi. 

Permasalahan tersebut menyebabkan rasa cemas, khawatir, dan bosan tentunya. Beliau juga menuturkan bahwa dimasa pandemic seperti ini permasalah mental anak usia puber jenjang MTs ini belum ada kesiapan mental, misal rasa tanggung jawab, manajemen waktu, dan pemilihan priorotas mana yang diutamakan belum bisa memilih.

Dalam menghadapi permasalahan mental tersebut yang paling memiliki peran besar dalam menjaga mental siswa adalah keluarga. Karena siswa sendiri lebih banyak waktu untuk belajar di rumah dan lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Dalam menanaggapi peran keluarga dalam menjaga mental siswa, beliau menuturkan  " sejak dimulainya pembelajaran online ini, semua elemen itu sangat berperan. Yang paling utama keluarga dirumah. Karena dirumahlah proses pembelajaran ini berlangsung".  

Dalam ketercapaian tujuan pembelajaran secara online ini beliau juga menuturkan menghadapi beberapa permasalahan seperti sebagian besar orang tua mereka TKW atau TKI sehingga siswa banyak yg hanya tinggal dengan keluarga lain selain orang tua (missal nenek kakek, atau bulek). Tentunya hal ini mempengaruhi mental siswa untuk mengikuti pembelajaran secara online. 

Masalah seperti ini tentunya menjadikan kensentrasi yang lebih. Beliau menyampaikan bawha pihak sekolah tidak menyerah melihat ketercapaian tersebut sehingga pihak sekolah (Guru BK, Wali kelas, Guru mapel bahkan Kepala Sekolah serta Waka Kurikulum) terus berkoordinasi bagaimana siswa dapat aktif mengikuti pembelajaran, membantu menyelesaikan masalah siswa kenapa kurang atau tidak mengikuti pembelajaran online dengan diadakannya Home Visit.

Akhir dari percakapan kami dengan Ibu Yulik, Beliau menyampaikan bahwa  yang paling utama, diharapkan dukungannya adalah pihak keluarga. "Kami berharap komunikasi pihak keluarga dengan sekolah lebih dimaksimalkan sehingga kami(sekolah) mengetahui perkembangan siswa dalam belajar" pungkasnya. Dari petikan wawancara ini dapat diketahui bahwa peran keluarga sangatlah penting dalam menjaga kesehatan siswa ditengah pandemi agar dapat mencegah rasa jenuh, stress dan malas dalam belajar secara online.

Dokpri
Dokpri
                                    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun