Mohon tunggu...
Naudira Syifa
Naudira Syifa Mohon Tunggu... -

Mahasiswi hukum

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Krabi, Wisata Ramah Muslim di Thailand

20 Juni 2015   12:12 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:43 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

15 Juni lalu, saya bersama kakak dan adik saya memutuskan untuk melanjutkan acara backpacker-an kami ke Krabi (sebelumnya kami habis jalan-jalan di bangkok). Sekitar pukul 4 sore kami tiba di Bandara Don Mueng untuk terbang melalui penerbangan domestik ke Krabi. Menuju Krabi bukan tujuan yang saya duga sebelumnya, memangnya siapa yang tau Krabi? kebanyakan orang jalan-jalan ke Thailand setelah menyusuri Bangkok kemungkinan beralih ke Phuket, kakaknya Krabi yang sudah lebih dulu terkenal. Tapi ternyata perjalanan ke Krabi cukup membuat perjalanan kami benar-benar lengkap dan menyenangkan.

Krabi merupakan suatu daerah di Thailand yang memiliki populasi muslim yang cukup besar. Jadi, kalau di Bangkok kami cukup kesulitan mendapatkan makanan halal/halal food bahkan di sevel sekalipun, di Krabi tidak perlu susah-susah mencari makanan halal. Banyak sekali pedagang kaki lima yang menjajakan makanan halal dan pedagangnya juga berkerudung. Adapula restoran cepat saji seperti KFC yang halal dimana pelayannya ada juga yang berkerudung, jadi makannya juga tidak perlu was-was. Ya, di Krabi meskipun tidak banyak, tetapi kita dapat menemukan warga lokal muslim yang berkerudung.

Setibanya di Bandara Krabi, kami langsung menuju konter shuttle bus dengan tujuan Ao Nang (Salah satu pantai wisata di Krabi). Penginapan kami memang mengarah ke Ao Nang. Kami menginap di No.7 Guest House, sebuah guest house murah, bersih, dan sangat strategis. Harganya sekitar 1200 Baht sudah plus satu extra bed, kamar mandi di dalam, dan sebuah balkon yang menghadap ke dermaga beserta hutan mangrove. Luar biasa.

Saat itu sudah malam. Beruntung, di dekat penginapan kami, terdapat sederetan pedagang kaki lima yang menjual makanan halal. Alhamdulillah... cukup berjalan kaki 3 menit saja dan kami dapat dengan mudah mencicipi Padthai makanan khas Thailand ala pinggir jalan Krabi. Sedap. Tidak perlu khawatir salah pilih, karena di antara pedagang-pedagang itu diberi batas antara makanan halal dan non halal. Soal harga, untuk setiap porsi setiap makanan di sana kira-kira 50 baht saja.

Esok harinya, keberuntungan selanjutnya, di daerah penginapan kami juga terdapat tempat sewa motor khusus turis. Sewa motor ini harganya 150 baht untuk satu hari/24 jam. Ohya, kalau mau sewa helm ada biaya tambahan 20 baht/helm. Dengan harga demikian, kita puas menggunakan motor tersebut keliling Krabi kemana saja kita suka. Di sana nanti akan disediakan peta gratis sebagai petunjuk jalan kita. Pertama kali ambil motor, bensin sudah terisi penuh dan ketika dikembalikan harus dalam keadaan penuh juga ya. Udara Krabi yang kala itu sejuk, membuat perjalanan motor-motoran kami benar-benar memanjakkan jiwa. *alah.

Dengan motor ini, kami berkeliling kota Krabi. Hal pertama yang kami tuju adalah supermarket Big C di Krabi karena di sana ada KFC halal. Hmm... perlu diketahui, menu KFC di tiap negara bisa beda-beda lho. Jadi kami penasaran untuk cicip menu KFC di Thailand hehe. Di Supermarket tersebut kami juga membeli beberapa snack dengan bungkus ala-ala tulisan Thailand yang mirip aksara sunda sebagai oleh-oleh. Puas belanja di Big C, kami melanjutkan perjalanan ke pantai Ao nang! Mula-mula kami sempat nyasar, namanya juga baru pertama keliling Krabi tapi akhirnya setelah tanya-tanya warga lokal kami menemukan arah yang tepat. Menuju pantai Ao Nang jaraknya sekitar 20km.

Perjalanan menuju pantai Ao Nang sangat sejuuuuk. Di kanan kiri perjalanan terhampar tebing-tebing hijau yang menghijaukan pandangan. Hari itu, sedang sedikit hujan rintik-rintik menambah kesegaran udara Krabi. Krabi memang tempat wisata yang rasanya belum banyak terjamah wisatawan. Jadi, jalanan sangat lengang, sepi, jalanan luas, pemandangan indah, bersih, adem, top pokoknya. Selama perjalanan, kami juga menemukan banyak masjid di pinggir jalan Krabi. Hal yang sulit ditemukan di Bangkok. Bahkan Krabi memiliki sebuah masjid yang sangat besar, ibarat masjid rayanya Krabi. Di Krabi juga tidak banyak klub-klub malam atau anjing berkeliaran seperti di Bangkok atau daerah wisata pantai pada umumnya. Meski demikian, tetap banyak bule berkeliaran, jadi jangan khawatir untuk tidak merasakan euforia wisata bareng bule hehe. Tiba di kawasan pantai Ao Nang, akan banyak pedagang cinderamata khas Krabi/Thailand menjajakan barang. Trotoar luas dan bersih sangat ramah untuk pejalan kaki. Pantainya sepi, berasa punya pantai pribadi.

Puas mengelilingi pantai Ao Nang, kami segera pulang. Tapi sebelumnya kami menyempatkan untuk beli dessert terkenal dari Thailand yaitu mango sticky rice yang dijual di night maket dalam perjalanan pulang kami ke penginapan. Selain itu, kami juga bungkus makan malam hehehe. Malam itu kami packing karena esok hari tanggal 17 Juni kami sudah harus pulang dengan penerbangan Krabi-Kuala Lumpur pukul 07.55 pagi. Dalam kurun waktu tersebut, sangat tidak puas menjelajahi Krabi. Masih sangat banyak tempat wisata di Krabi yang bisa dijelajahi seperti emerald pond, krabi historical walk, berbagai pantai lainnya selain Ao Nang, dan masih banyak lagi. Sayang kami sudah harus pulang....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun