Mohon tunggu...
Naudira Syifa
Naudira Syifa Mohon Tunggu... -

Mahasiswi hukum

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hati-Hati.. Kristenisasi Bagiku & Islamisasi Bagimu? Belum Tentu

17 Agustus 2014   04:30 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:21 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati-Hati.. Kristenisasi Bagiku & Islamisasi Bagimu? Belum Tentu.

Sebelumnya saya mohon maaf. Postingan saya kali ini akan menyebutkan jelas jenis-jenis agama yang akan saya ceritakan. Oh ya, tolong baca postingan ini sampai habisjangan setengah-setengah agar tidak salah kaprah.

Sore lalu, ketika berjalan menuju kosan, saya bertemu dengan seorang ibu muda berambut panjang, agak berisi,  berkaos hitam, dan celana hitam bersama dengan seorang anak kurus berbaju bola. Anak ini konon katanya adalah anaknya. Mulanya ibu ini berjalan di depan saya, namun kemudian entah bagaimana kami berjalan seiringan. Ibu ini pun mulai menyapa basa basi seperti, ‘baru pulang?, kuliah dimana?, jurusan apa?’ setelah kian beramah tamah, akhirnya ibu-ibu ini mencurahkan kisahnya,

“Mbak mah enak ya masih islam. Saya jam 7 malam nanti mau pindah agama jadi kristen. Nih saya mau ketemu anak-anak --- (organisasi kristen). Tapi bukan salah --- (organisasi kristen) itu sih. Tapi GI, dari gereja. Jadi anak saya dioperasi butuh biaya. Dibantu sama orang gereja tapi saya disuruh pindah agama jadi kristen. Sebenernya dari mesjid udah dapet 4 juta. Tapi kurang 250 ribu lagi. Yaudah aja saya dibantu gereja, tapi disuruh pindah agama. Aduh saya mah sedih tapi gimana lagi.”

Saya deg-degan juga dengar cerita dari si ibu. Saya bertanya-tanya, Masa sih? Tapi berhubung angkot saya sudah di depan mata, jadilah kami berpisah. Sejenak, sulit bagi saya untuk berprasangka baik pada kristen. Orang-orang bilang ini namanya, kristenisasi.

Sampai pada akhirnya.. Hari ini, malam ini. Teman saya yang seorang kristen menulis status di facebooknya.

Kalian bisa mengubah isi kolom agama di KTP mereka. Tapi iman mereka di dalam hatinya hanya Tuhan yang tahu. Nama organisasi kalian tidak akan pernah aku lupakan sampai mati. Oh, jadi syarat dari bantuan kalian adalah harus masuk agama kalian? Oooh begitu.”

Saya bingung. Teman saya ini non muslim, tepatnya kristen. Kok bisa teman saya ini sekiranya memojokkanagamanya sendiri? Masih segar akan ingatan, percakapan dengan ibu muda sore lalu. Jadi, saya kira dia sedang membicarakan agamanya sendiri.

Kemudian setelah berkomentar panjang, teman saya mengatakan:

“Dia bawa anak. Anaknya mesti dioperasi. Mereka dapat bantuan dengan syarat pindah agama. Tadi ketemu di gereja, senyum sih tapi nangis. ‘Hari ini hari terakhir saya mampir di gereja’, katanya.”

Loh?

Kemudian ada lagi komentarnya: “....menghapus kolom agama gak mengubah apapun kalau mental agama mayoritas tetap subur.”

Loh?

Mau tak mau saya mengindikasikan kalau pindah agama yang dimaksud adalah pindah agama ke agama islam. Artinya, yang memberi bantuan adalah orang islam dan orang tersebut mensyaratkan ibu tadi untuk pindah dari kristen ke islam.

Otomatis saya kaget luar biasa. Kenapa jadi berkebalikan begini? Saya dengar kristenisasi. Jangan-jangan yang orang kristen dengar adalah istilah islamisasi.

***

Pelajaran yang saya dapat adalah jangan mudah percaya omongan orang yang tidak begitu dikenal. Apalagi ia bicara dengan memojokkan salah satu agama. Sensitifnya terlalu. Akibatnya bahkan bisa menimbulkan perpecahan antar agama. Saya masih gak nyangka aja sampai detik ini. Soalnya kalau benar ibu ibu yang kami temui adalah orang yang sama, berarti ia bisa jadi seorang oknum pengadu domba antar agama. Gila ya.....

Lebih baik kita pelajari dan perdalam agama kita sendiri masing-masing agar lebih yakin. Tidak perlu membicarakan atau mengurus bahkan memanas-manaskan isu dari agama lain. Karena semua yang kita dengar bukan berarti pasti benar, apalagi dari orang antah berantah. Kalau ingin menghakimi, lihat dulu sumbernya. Tapi jika sumbernya valid-pun tidak pantas pula kita menghakimi apalagi soal keyakinan.

Untuk sekadar informasi bagi kawan-kawan. Jangan mudah terpengaruh. Kristenisasi dan islamisasi yang kalian dengar, belum tentu benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun