Mohon tunggu...
Juniar Hokmauli Pakpahan
Juniar Hokmauli Pakpahan Mohon Tunggu... -

Natural

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Harus Bagaimana Lagi?

4 Maret 2014   17:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:15 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiba2 pikiranku terusik setelah banyak hal yang mendorongku untuk segera menjalin hubungan serius, minggu skitar pukul 16:00 Wib handphone ku berbunyi sangat keras sekalian membangunkanku dari tidur siang yang panjang, abang yang baru saja berangkat dari rumah menelepon, tumben dan aneh  karna kami baru saja bertemu ...
Abang : Hallo jun (suara itu ga asing tapi aneh buatku)
*sambil beranjak aku mendapati mamah yang lagi ada tamu dirumah
Aku : ma abang telepon kayaknya mau ngomong ama mamah (sambil memegang hp)
*mama hanya tersenyum dan kembali ngobrol serius dengan tamunya (disisi yang berbeda aku mendengar kalimat dari hp yang sambil kudekatkan ditelinga)
Abang : Ga jun aku pengen ngobrol ama juni, kamu umurnya berapa jun?
*sambil beranjak ke kembali kekamar
Aku : (dengan polos dan spontan aku menjawab) 27 bang tahun ini 28 heheh kenapa bang
* ini abang gue kenapa kok rada ngeselin nanya umur maksudnya apa coba
Abang : iyah kami dengar kamu ada rencana menikah bulan juni tapi kami kok taunya dari orang (maksudnya keluarga dekat).
Aku : (dengan nada yang sdikit ragu dan terbata) mmmmmm ga ada bang itu mungkin hanya omongan yang ga jelas tapi tujuanku kesitu pasti slalu ada bang (tujuan menjalin hubungan serius)
Abang : iyah kamu sudah memasuki umur matang, sudah dewasa dan jangan perasaan muda terus... pacarmu marga apa ?
*sukuku suku batak jadi ada marga nya
Aku : Sirait bang
*sambil berkata dalam hati jangan diterusin plissss...
Abang : Lulusan mana ?
Aku : lulusan undip bang
*sambil mikir bakal nanya detail nih, karna terdengar agak ragu abang mengulangi pertanyaan nya.
Abang : Kerja dimana ?
Aku : di Kalimantan bang jauhhh ...
Abang : Abangpun pengen tugas dikalimantan
*Tugas negara, abang gue AKP (Anggota POLRI)
Aku : diapun (Mr.X) pengen pindah bang soalnya jauh bgt tempat kerjanya makanya aku juga agak ragu
*kemapanan
Abang : Emang dia itu gimana uda ada ngomong serius?
Aku : Belom bang aku suka tapi anaknya kaku, yang ngomong itu ortunya ... lah aku bisanya bilang apa orang dia (Mr.X) belom ada ngomong apa2, kita hanya ngobrol biasa, tapi arahnya aku udah bisa nebak bang.
*Mr. X adalah Laki2 yang kukencani sejak 9 Jan 2014, masih seumur jagung tapi kita uda kenal dan keep komunikasi dr feb tahun lalu dan sekarang kita long distance relathionship.
Abang : Okeh deh jun yang penting pikirkan masak2 ya, be mature dan kalau ada apa2 gpp curhat ama abang atau eda (eda itu istri abang yang setahun dibawah gue umurnya)
*Sambil menyudahi pembicaraan aku hanya meng OK kan dan say thank you bang.

Setelah itu aku termenung sambil berfikir
_____________________________________________________________________________
- Jauh sebelum ceritera ini aku menjalin hubungan dengan seseorang yang lain (bkn Mr.X) dia berasal dari keluarga yang biasa saja dengan ayah yang mungkin sebentar lagi akan menikah (lagi), memiliki kaka yang tiap hari kenak bogem mentah karena suaminya ketergantungan drugs diluar itu semua kami saling mencintai dan sudah menjalani hubungan pacaran selama hampir 7 tahun. Tapi kurasa cinta kami akan sulit, akan penuh perjuangan mengingat keluargaku sangat perfectionist dalam hal yang seserius ini ditambah lagi dia (bkn Mr.X) belum bisa berkomitment (Belum mapan secara financial), masih harus menanti dan menanti entah sampai kapan dan akhirnya aku memutuskan hubungan dengannya. Perjalanan cintaku memang rumit.
_____________________________________________________________________________

Malam tadi mamah mendapatiku ke kamar dan bertanya hal yang itu itu aja ... seketika ku berbalik dan menunjukkan rasa ketidaksukaanku tentang pertanyaan itu, sampai aku berfikir untuk pindah ke kota lain dan jauh dari keluarga.
Pagi tadi aku bangun mama kembali mendapatiku dan kali ini bukan bertanya melainkan memberikan informasi bahwa tetangga ku sebelah kanan menikah bulan juni tahun ini, dan tetanggaku sebelah kiri akan menikah bulan januari awal tahun depan dan kesemuanya  umurnya tak jauh dariku bahkan tak jauh dibawah umurku.
Hidup terkadang memang harus berjalan suka atau tidak suka, dibalik diam dan heningku sebenarnya aku berfikir untuk itu, mungkin jalanku ga semulus jalan mereka yang bisa kulakukan hanya mengikuti aliran arus air sampai air itu akan bermuara pada satu titik yang berakhir bahagia entah dengan si X atau dengan si Y. dan mungkin pernikahanlah yang akan mengakhiri hubunganku dengan si X atau si Y meskipun aku akan menyakiti salah satunya :( .

NB : Mohon solusi, wejangan atau nasihatnya ya para pembaca... makasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun