Mohon tunggu...
Juniar Hokmauli Pakpahan
Juniar Hokmauli Pakpahan Mohon Tunggu... -

Natural

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kamu Punya Utang "Terimakasih"

12 Maret 2014   23:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut saja namanya Mira, lulusan Sarjana Akuntansi dari universitas negeri terkemuka di negeri ini awalnya, dia bekerja di salah satu perusahaan kontraktor yang bekerjasama dengan industri telekomunikasi, bisa dibilang kalau pekerjaannya biasa saja dan income nya juga ga jelas yah... alias tidak sesuai dengan kredibilitas ijazah yang dipunyainya dan berniat mencari pekerjaan yang lebih baik. Aku mengenalnya pertengahan tahun 2012 saat aku berkunjung ke kantor pusat tempat ku bekerja dan menginap di rumahnya yang kebetulan adalah sepupu sahabatku sendiri.
Pertemuan kedua aku berkunjung kesana (ke rumah sahabatku) dia tinggal di rumah kontrakan bersama kaka dan sepupunya mira, berniat untuk mengikuti bursa kerja dan mencoba peruntungan siapa tahu mendapat pekerjaan yang lebih baik dari sekarang  aku bersama sahabatku dan sepupunya mira berbelanja pekerjaan yang sesuai dan kami rasa kompeten. sesampainya di rumah aku merasa tidak enak memulai komunikasi dengan mira dari situ aku mengetahui kalau dia lulusan universitas yang terkemuka dan sudah melanglangbuana mencari pekerjaan, sedikit terheran dan merasa kasian sama dia (mira), terakhir aku mengetahui bahwa Staff accounting di perusahaanku mau resign, katanya sih  ikut suami yang bekerja di kota lain dan akupun mengabari mira mengenai hal itu, singkat kata dia mempersiapkan resumenya untuk melamar pekerjaan di tempatku bekerja.
Pagi aku ke kantor pusat masuk seperti jam2 kantor pada umumnya mendatangi staff hrd bilang saja namanya novi yang kebetulan sebaya denganku dan menyelipkan resume mira, langsung ke tangannya walaupun pada saat itu dia duduk rapi dimejanya sambil berkata dan memelas padanya " nov temenku, kayaknya bagus nov... tolong yaa proses dia jadi accounting" dan novi menyahut sipp say kebetulan yaah tau aja info accounting kita resign, sedikit banyak kami sambil bercanda.
Sekitar bulan juli, kurang lebih sebulanan resume itu pun diupdate sialnya aku tau bukan dari mira yang contak blackberrynya ada padaku (setidaknya komunikasi mudah) tapi dari manager keuanganku yang meneleponku dan bertanya banyak mengenai mira karna dia tau mira adalah kenalanku (yang merekomendasikannya) sontak sangking senengnya ada aura positif aku BBm mira, mir gmana ada panggilan dari perusahaanku dan dia menjawab dengan seadanya hmmmm sdikit agak kesal.................(laterkataken).
Panjang cerita sampai detik ini aku satu kantor dengan mira, bedanya dia di kantor pusat dan aku di kantor cabang sialnya dari struktur organisasi dia satu tingkat berada di atasku. sampai detik inipun ucapan trimakasihpun tak ada melayang dari bibirnya, mungkin  dia lupa siapa dia sebelumnya tapi aku berfikir positif bahwa mungkin tanpa aku pun dia memang memiliki rezeki bekerja di perusahaan tempatku bekerja walaupun rasa kesal selalu ada saat dia bertanya seolah-olah dia itu bos dan aku tidak suka hal itu. pernah suatu ketika aku bercerita ama sahabatku (sepupu mira) mengenai hal itu dan diapun terheran karna berfikir pasti sepupunya mira sudah jauh mengucapkan terimakasih, tapi aku tetep berfikir positif supaya aku ga merasa lemah. dan sahabatku itupun menceritakan bagaimana karakter sepupunya itu, dia cerita bahwa mira sebenarnya orang yang tertekan karena orangtuanya menuntutnya mendapatkan pekerjaan yang kantornya bagus dan incomenya sesuai dengan gelar dan ijazah yang ada dibelakang namanya aku berfikir bahwa sungguhlah dia pantas mengucapkan rasa terimakasih. mungkin sebuah kata terimakasih sangat sulit bagi sebahagian orang. terkadangpun aku berfikir tanpa membantu orangpun aku beterimakasih... disini aku kurang paham baik apa tidaknya ucapan itu ... semoga suatu saat kata-kata itu keluar dari mulutmu *mira karna kata terimakasih itu adalah utang dan kau berutang itu padaku.
http://mengertimaknahidup.blogspot.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun