Mohon tunggu...
Natsir Alexander
Natsir Alexander Mohon Tunggu... -

hanya seorang yang memilih jalan kebenaran :) add facebook saya, di facebook.com/natsiralexander

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY, Wikileaks, dan Bom Buku -....Dhuar!

16 Maret 2011   02:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:45 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah panasnya wikileaks -sedikit- lumayan reda, akhirnya beberapa saat kemarin, di Indonesia mulai muncul kembali.

terlebih ketika sebuah surat kabar -The Age- memberitakan bahwa bapak Presiden "tercinta" kita "ABUSED POWER"... Wow, suatu hal yang lumayan berani untuk kelas surat kabar di negeri tetangga. Terlebih beritanya ini di Headline lho, bukan di halaman 7 atau 8.

Ini bukan soal isu yang biasa dirilis orang2 kampung kita, ini rilis dari Wikileaks, yang Andai katakanlah wikileaks ini sekedar pembual biasa, penyebar hoax, tentulah negeri paman Sam tak akan seheboh itu menekan orang2 wikileaks (bahkan servernya) dengan berbagai cara. Dan sebagaimana yang kita tahu, wikileaks tak merilis sesuatu melainkan mereka sudah memverifikasinya terlebih dahulu.

Tapi belum sempat heboh berita tentang wikileaks dan presiden kita, eh tahu2 kemarin ada bom,"Dhuar..." meledak. Bisa ditebak, wikileaks dan presiden akan tergeser dengan kejadian ini. Sebuah nafas lega tuk presiden dan ibu negara tercinta kita. :)

Meski ada beberapa orang yang "berlabel" pakar, menyebutkan bahwa usaha bom buku ini tidak terkait dengan pengalihan isu yang menimpa para pemimpinnya, rasa-rasanya kok jadi terlalu kebetulan sangat ini.

Terus terang saya tak habis pikir, Andai katakanlah ini benar soal bunuh membunuh, maka saya pun terpikir, alangkah bodohnya tentu para pimpinan "teroris" itu -kalau memang mereka benar2 teroris-.

- Pertama soal momentum, kenapa tak biarkan terlebih dahulu berita yang sedang menyerang presiden -yang tentu mereka juga benci SBY-, daripada menyerang sekarang, yang justru memberikan nafas lega buat musuh bebuyutannya?

-Kedua, kenapa dengan enteng para "bomber" ini mengakui identitasnya -meski palsu-, bahkan pakai embel2 gelar Lc segala? Pimpinan teroris yang cerdas tentu tahu bahwa cara macam ini justru kontraproduktif terhadap nama Islam, Kecuali kalau memang ada upaya fitnah didalam sini. Terlebih, siapa lagi sih yang -make sense- untuk mengebom jika bukan teroris(yang diidentikkan dengan Islam)? Kalau bunuh kenapa tak bunuh saja, kalaupun ada rilis tanggung jawab ya entar saja, daripada ngirim paket yang isinya sudah ngasih tahu identitas, isi suratnya dan -judul bukunya- pun bakal menimbulkan kecurigaan... kalau beneran teroris maka saya katakan, "TIDAK PROFESIONAL!"

- Ketiga, dan yang ini bagi saya lumayan menggelitik, kenapa pakai Bom? kenapa tidak pakai pistol saja, atau senapan otomatis macam perampokan bank niaga medan dulu? atau yang semacamnya? yang bisa lebih pasti orangnya kena, dan mati... daripada memakai bom yang dikirim dalam paket yang mencurigakan, dan belum tentu yang mbuka adalah si targetnya... Atau memang harus pakai bom dulu biar lebih heboh? biar lebih masuk berita dan menggeser berita2 soal wikileaks dan presiden tercinta kita?

-Keempat soal target, kalaulah Ulil, memang wajar, kyai Nu di kampung-kampung pun banyak yang kontra terhadap orang -terkenal- ini, apalagi bagi mereka yang di forum ini sering menyebutnya "garis keras"... tapi permasalahannya berapa banyak dari kita yang mengenal dua orang lainnya lagi? , Kenapa targetnya bukan -katakanlah- Luthfi Assyaukanie, atau orang-orang liberal yang terkenal semacamnya? Saya masih tak habis pikir dengan yang ini... apakah para teroris barangkali lebih kenal dengan dua orang lainnya lagi ini? atau memang saya yang kuper?

Ah, Tiba-tiba saya pun jadi teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu, dimana ketika terjadi kenaikan BBM, tak lama berselang timbullah sebuah isu yang menggeser berita2 headline terkait kenaikan BBM menjadi sekedar kolom-kolom kecil. Itu pun kalau masih ada...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun