Cobalah, sesekali ayo cobalah kita bertanya sebentar kepada kawan-kawan kita seprofesi, keluarga kita, atau bahkan diri kita sendiri...
Mari bertanya Kepada Pegawai-pegawai negeri kita, yang datang tepat waktu, namun jam sekian menghilang keluar, jalan jajan ke warung kopi, atau shopping ke mal-mal, yang seharusnya pulang sore, tapi pukul dua sudah tiada sambil berkata, "tak ada lagi yang bisa kami kerjakan", mari tanyakan apa pandangan mereka soal korupsi, dan koruptor...
Tanyakan pula kepada atasan-atasan mereka, para  Birokrat-birokrat  dan pejabat-pejabat yang terhormat, yang menarik pungli untuk setiap tanda tangan yang ia torehkan, maupun yang menunda-nunda pelayanan, diperlama, agar masyarakat memberikannya katalis "uang pemercepat" yang bisa membuat label "SELESAI 7 HARI" menjadi "SELESAI HARI INI", Coba kita tanyakan apa pendapat merka soal korupsi.
Jika kita sakit, atau menjenguk kawan, tak ada salahnya kita ngobrol dengan  Dokter-dokter kita yang "mengabdi" di klinik, puskesmas, dan rumah sakit negeri sekalipun, yang "tak kenal jemu" memberi resep obat bermerk yang harganya lebih mencekik daripada seratus tiang gantungan. Padahal bisa saja ia kasih resep obat generik dengan harga super irit kepada rakyat jelata kita, meskipun ia nanti tak dapat "uang terimakasih" dari agen obat-obatan, meski ia tak segera "balik modal" biaya kuliah dan spesialis...  Cobalah disela-sela obrolan kita dengan mereka, kita selipkan pertanyaan-pertanyaan soal korupsi...
Jika punya kawan lama, yang sekarang berseragam gagah menjadi Polisi-polisi dan perwira militer, baik yang gendut maupun yang kurus, dengan pistol mentereng ditenteng, yang karena "wibawa"nya punya tunjangan uang "setoran" Â balas jasa atas becking usaha illegal yang dilakukan kriminal-kriminal daerahnya. Atau perwira yang adakalanya menilep "uang tilang", maupun yang mencari-cari kesalahanmu, lalu "menilangmu" hanya karena tutup pentil atau stiker pajak, yang berakhir dengan tawar menawar "harga damai", mari kita silaturahimi mereka, sambil bertanya-tanya, bagaimana pendapat mereka soal kasus korupsi di tanah air...
Anda punya putra-putri atau adik saudara yang masih sekolah? Dengan penuh nada persahabatan, mari kita coba tanyakan,  kepada para pelajar SD, SMP, pelajar SMA, dan  mahasiswa-mahasiswa kita yang rajin belajar, eh kliru... rajin mencontek ketika ujian, maupun yang menyediakan contekan ketika ujian.. maupun guru dan dosen yang menyediakan waktu contek mencontek agar hasil ujian nasional anak didiknya lebih "rasional", beserta seribu alasan mereka... mari coba kita tanyakan sekaligus, apakah korupsi itu tindakan terpuji, ataukah tidak...
Jika punya tetangga guru, mari ngerumpi sejenak... kita tanyakan kepada bapak ibu guru-guru kita yang "bekerja-sama" dengan para penjual buku, lalu mewajibkan anak didiknya membeli buku-buku mahal itu, padahal ada buku paket yang gratis, agar guru-guru kita itu mendapat  tambahan uang cicilan sepeda motor keluaran terbaru mereka. Atau pula yang men-"sunnah"-kan  les-les tambahan di luar jam pelajaran di kediamannya, dengan "pahala" nilai lebih bagus untuk murid yang ikut dibanding yang tidak....  mari sesekali ngerumpi bersama bapak ibu guru kita itu, soal korupsi tanah air dan apa pandangan mereka soal itu...
Mari sesekali kita tanyakan pada mereka....
kita tanyakan pada para pengemil buah dan jajan di swalayan yang meskipun ditulis dengan kalimat tegas "DILARANG MENCICIPI", namun mereka dengan asyiknya mencicipi, tak cukup satu, tapi lima tujuh, bahkan bisa-bisa habis semua dimakannnya,
Para penyerobot antrian di loket-loket stasiun, di loket-loket kantor birokrasi, di bank, dan di tempat dimana ramai orang mengantri...
Para tengkulak dan ijon yang mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari petani, dan membiarkan para petani pasrah harga panennya dibeli dengan sangat murah...