Pagi-pagi sebelum brangkat kerja beli koran langsung lihat headline beritanya yang di cetak dengan huruf segede gaban judulnya tidak lain dan tidak bukan adalah Perseteruan para elit politik yang gak ada endingnya di negri tercinta ini! Saya bosan bnar2 bosan lihat semrawutnya Perpolitikan kita saat ini.
Siang hari iseng-iseng buka kompasiana waduh yang bertaburan artikel pilihan masih sama sperti kemaren2, Pihak pendukung Ahok maupun Anies saling berlomba2 membuka kejelekan masing-masing, saling berusaha memfitnah masing-masing dan saling berargumen dengan keras dan panas untuk berusaha menunjukkan pihak yang mereka dukung itu yang benar.. Saya kira setelah Pilkada kemarin harusnya semua akan kembali normal seperti sedia kala tapi ternyata saya saya.
Mas-mas dan mba-mba... Politik itu kotor udah dari sananya emang begitu, tapi mengapa kalian masih mau mengotori fikiran dan hati kalian dengan kubangan lumpur yang bernama politik itu? Cukuplah mereka yang bermain-main di lumpur itu, kita jangan ikut-ikutan mandi disana.
Dari semenjak Persaingan calon Presiden antara Joko Widodo dan Prabowo masyarakat sudah mengisap dalam-dalam racun memabukkan akan kotornya perseteruan dunia politik di negeri ini. Seumpama ganja mereka mulai ketagihan untuk terus menerus memposisikan diri menjadi Pasukan ZOMBIE untuk membela "junjungan" masing2.... Beberapa Pendukung Jokowi mengatakan Pendukung Prabowo belum bisa move on dan dibalas Pendukung Prabowo bahwa Pendukung Jokowi mendukung orang yang tidak kompeten dan begitupun seterusnya.
Belum lagi ditambah maraknya berita Hoax atau berita palsu yang merambah Dunia maya di kalangan pengguna media sosial seakan-akan kebenaran itu tidak lagi mutlak alias bisa diputarbalikkan.
Jujur saya pun dulu memposisikan diri sebagai pendukung salah satu kubu dari Pilpres kemarin maupun Pilkada DKI, tetapi saya kembali merenungkan bahwa saya ternyata telah terhipnotis dengan berbagai drama Politik dalam negri ini, sejak itu saya belajar bahwa saat saya melihat, membaca ataupun mendengar berita yang bisa membuat saya ikut bersiteru didalamnya maka saya meninggalkannya walau betapa pun besarnya keinginan saya untuk ikut nimbrung ataupun membalas perkataan yang membuat teling saya panas. and In the end saya berhasil lepas dari jebakan lumpur politik yang hanya mencoret-coret hati dan fikiran saya.. Maaf saya tidak ingin bermain dengan lumpur lagi.
Saat ini saya tidak lihat lagi sifat-sifat ketimuran bangsa tercinta ini sebab ditutupi egoisnya para pelaku politik yang parahnya menjamur dikalangan masyarakat Indonesia itu sendiri. Saya menantikan masa-masa dimana Politik negri ini tidak lagi dijadikan ajang pertandingan untuk melihat siapa yang menang ataupun siapa yang kalah tapi lebih kepada siapa yang pantas mengemban dan merawat sang Ibu pertiwi tetap jaya dan sejahtera.
Entah sampai kapan "kanker politik" kita ini akan terus kita biarkan bertumbuh, sebab menurut saya cukuplah persaingan yang seperti kemarin-kemarin.
Ini bukan lagi tentang saya pendukung A dan kamu pendukung B, tapi saya bangsa Indonesia dan kamupun demikian mari sama-sama kita bangun bangsa kita ini, Jika saya salah maka tegurlah dan saya akan mendengar, bgitupun sebaliknya ijinkanlah saya mengkritik jika kalian berbuat salah.. yang ujung dari semuanya adalah untuk kebaikan Tanah Air tercinta kita INDONESIA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H