Mohon tunggu...
Nathasya Ayu Syaharani
Nathasya Ayu Syaharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indo Global Mandiri

intj

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengimplementasikan Demokrasi pada Generasi Z dalam Menggunakan Media Online

16 April 2023   11:49 Diperbarui: 20 April 2023   08:20 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita terlalu memperhatikan generasi milenial sampai lupa bahwa telah hadir generasi yang lebih muda, segar, dan siap untuk berdemokrasi, yakni Generasi Z. Menurut beberapa pakar dan para kajian, Generasi Z adalah anak 1996 sampai 2000-an. Generasi yang bisa disebut generasi Post-Milenial atau Information Generation (iGeneration). Kenapa bisa disebut begitu, Karena Generasi Z ini dari lahir mereka sudah dekat dengan yang namanya teknologi yang dimana bisa memanfaatkan teknologi, menyampaikan informasi serta menyampaikan beberapa hal yang terkait dengan aspirasi ke media sosial.

Gawai telah dekat atau bisa disebut berkembang bersama Generasi Z, karena gawai telah menjadi pengganti perpustakaan, sekolah, bahkan ruang publik, yang dimana generasi sebelumnya tidak bisa merasakan apa yang dirasakan Generasi Z sekarang. Van Dijk (2006) penulis dari The Network Soecity : Social Aspect of New Media, saat ini masyarakat hidup pada era "dunia yang terhubung" (connected world) atau masyarakat internet (a web society). Yang mana bisa diartikan masyarakat hidup bersama sama teknologi.

Lantas bagaimana mengimplementasikan demokrasi pada Generasi Z dengan memanfaatkan teknologi yang sekarang?

Di era sekarang banyak sosial media atau media online yang bisa digunakan oleh semua orang seperti instagram, twitter, youtube, tiktok, whatsapp dan lainnya. Dengan memanfaatkan media online pengguna bisa dengan bebas berekpresi seperti memperluas koneksi ataupun membagikan suasana dari si pengguna. Hal tersebut juga bisa mendorong generasi Z semakin bebas dan berani menyampaikan aspirasi lewat media online dan juga kritik terhadap hal hal yang dirasa menyeleneh pada proses demokrasi. Itu bisa juga sebagai langkah awal bagi generasi z untuk terjun ikut berpatisipasi dalam berdemokrasi dan berpolitik.

Generasi Z berpatisipasi dengan bentuk dukungan ataupun tuntutan melalui media online. seperti peristiwa pak ganjar yang menolak kehadiran tim nasional Israel ke Indonesia yang membuat batalnya Pildun U-20 Indonesia. Banyak tanggapan dari masyarakat terkhusus Generasi Z. Baik yang positif seperti pak ganjar sangat berideologi dan negatif seperti pak Ganjar telalu berideologi. banyak tapi lebih banyak kecaman dari netijen, karena pemain U-20 Indonesia yang awalnya sangat ingin memanfaatkan kesempatan tersebut berakhir dengan kekecawaan terhadap pak Ganjar. Banyak kontroversial terhadap hal tersebut.

Gerakan pada Generasi Z ini bisa dibilang membuat politik menjadi individual dan kultural. Hampir seluruh stakeholder diuji untuk merangkul para Generasi Z yang sedang memiliki energi besar saat ini. dikarenakan, Generasi Z lah yang berdominan dalam politik tetapi mereka tidak tertarik dengan parpol ataupun institusi. Karena menurut mereka institusi dan parpol dianggap negatif. Seperti dianggap sarangnya para koruptor, penuh konspirasi dan dianggap sangat kuno hingga membosankan.

Jika para generasi milenial lebih kearah aktif, terjun langsung ke lapangan seperti berkampanye atau demo. Generasi Z lebih cenderung pasif, dengan kata lain mereka lebih memilih diam dan mengamati tetapi jika hal tersebut ada menyangkut ke kepentingan pribadinya, mereka tidak bakal diam, mereka bakal memperjuangkan hak haknya.

Ditahun depan adalah dimana Indonesia melaksanakan yang namanya pemilu, yang dimana kesempatan inilah yang harus digunakan oleh para Generasi Z sebijak bijaknya. Dengan partisipasinya dan kehadiran generasi Z yang bisa mengubah suasana atau situasi baru untuk pemimpin berikutnya. Dengan pemikiran yang kritis dan berideologi Generasi Z. diharapkan bisa menggunakan hak suaranya dengan baik dan benar.

Dengan demikian, dengan adanya Media Online menjadi langkah awal dalam pertisipasinya Generasi Z dalam berdemokrasi. Hubungan antara keduanya bukan lagi menjadi hambatan dalam menyampaikan aspirasi, kritik, dan juga masukan tanpa harus terjun langsung ke lapangan, tetapi bisa lewat mention, komen, like di media online. Bijaknya Generasi Z dalam penggunaan teknologi bisa membawa perubahan yang lebih baik dan benar terutama berdemokrasi.

Nama : Nathasya Ayu Syaharani

NPM : 2022610057

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun