Semakin meningkatnya penyebaran virus corona di Indonesia menghambat aktivitas setiap manusia yang pada umumnya terbiasa akan adanya kontak fisik dalam menjalani kehidupan sosial. Karena adanya pandemi covid-19 ini, kebiasaan sehari hari menjadi terbatas. Pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai protokol kesehatan diantaranya menjaga jarak satu dengan yang lain, memakai masker, mencuci tangan setelah bepergian, menjauhi kerumunan, olahraga dan menjaga imunitas. Demikian pula dengan kebijakan kampus Universitas Slamet Riyadi yang memutuskan pelaksanaan KKN tahun 2020 secara daring yang bertemakan KKN “BALI NDESO” CEGAH COVID-19, diikuti oleh kurang lebih 881 mahasiswa yang tersebar di Indonesia. Kebijakan tersebut mengharuskan setiap mahasiswa untuk melakukan KKN di domisili masing-masing. Dari panitia KKN daring membagi menjadi 43 kelompok bimbingan, namun pelaksanaan KKN tersebut tetap menjadi tanggungjawab setiap mahasiswa.
Kami terdiri dari lima mahasiswa yaitu Pebri Setiawan (Bimbingan Konseling), Virda Laily Rahmawati (Pendidikan Bahasa Inggris), Yosifya Nike Sarwoko (Pendidikan Bahasa Inggris), Indah Nur Syaraswati (Pendidikan Bahasa Inggris) dan Nathasa Karinnina (Ilmu Hukum) yang berasal dari kelompok 8 di bawah bimbingan Bp Drs. Suharno.MM.AK melakukan KKN di Kelurahan Manyarejo, Kec. Plupuh, Kab. Sragen. KKN ini dimulai sejak tanggal 23 Juli 2020 dan selesai pada tanggal 31 Agustus 2020. Selama kurang lebih 30 hari kami melakukan beberapa kegiatan sosial, yang pertama Sosisalisasi tentang Covid-19 dan protokol kesehatan. Kami melakukan sosialisasi secara door to door dan menjelaskan bahayanya covid-19 karena berdasarkan pengamatan kami, sebagian besar warga Manyarejo masih menyepelekan keberadaan virus corona dan di masa pandemi ini kami menghimbau agar warga tetap mematuhi protokol kesehatan.
Selain melakukan sosialisasi secara door to door, kami juga melakukan kegiatan pembuatan wadah cuci tangan untuk dibagikan ke tempat umum, salah satunya warung kelontong. Karena saat kami melakukan kegiatan keliling desa, kami mendapati beberapa tempat umum belum tersedia tempat cuci tangan yang seharusnya hal tersebut menjadi salah satu upaya pencegahan penyebaran virus corona. Sehingga tersedianya wadah cuci tangan, warga yang datang bisa mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memasuki warung.
Kami juga melakukan bakti sosial untuk sedikit membantu warga yang kekurangan secara finansial. Ada dua desa yang menjadi tujuan kami untuk menjalankan bakti sosial yaitu Jatirogo dan Mundungrejo. Adanya kerjasama Ketua RT setempat, kami berhasil memperoleh data warga yang mengalami kekurangan secara finansial. Untuk menuju ke setiap rumah warga tersebut, kami melakukannya secara berpencar. Pandemi covid-19 ini mengakibatkan warga mengalami masalah perekonomian.
Dengan demikian kami berharap kepada warga desa Jatirogo dan Mundungrejo tetap menjaga kesehatan dan tetap mematuhi protokol kesehatan, sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H