Mohon tunggu...
Immanuel Wiranda Valentino
Immanuel Wiranda Valentino Mohon Tunggu... Apoteker - Gamers

Hobi saya main efef

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belajar Memahami

22 Maret 2024   07:04 Diperbarui: 22 Maret 2024   07:12 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada tahun ini pertama kali sekolah menjalankan program P5 yang diadakan bersama dengan Lustrum Sekolah. Awalnya wali kelas memberitahu pada kita bahwa kita akan menjalankan program p5 yang kedua kalinya dengan tema Bhinneka Tunggal Ika.lalu kita berdiskusi bersama-sama untuk memikirkan tema, konsep, dan koordinator untuk p5 kali ini.saat berlangsung aku disuruh untuk ikut Nari Saman, tapi aku nolak. Habis itu ternyata Alan mau buat ikut nari, disitu aku langsung bilang mau juga.akhirnya aku dapat bagian peran Tari Saman.

Pertama kali latihan aku merasa malas dan tidak minat dibagian ini,tapi karena Alan mau, aku jadi terpaksa mau.Ini pertama kalinya juga aku menari,aku tidak berbakat sama sekali dalam peran ini dan belum menemukan titik ternyamanku.Aku selalu merasa jenuh saat berlatih,rasanya seperti sangat terpaksa melakukannya.Aku terus mencoba untuk bisa menerima peranku dan mendalami peran yang aku perankan.

  "Valen yang bener to!" kata Maureen yang menegurku.

 " Ya ini tu udah bener, terus maunya gimana?! "

" Kamu tu kaya males - malesan,niat gak sih?"

" ini udah niat mau gimana lagi! "

 Terulang terus setiap kali latian, Aku dan Alan selalu ditegur karena dianggap tidak serius padahal Aku dan Alan udah seserius mungkin.cape rasanya ditegur terus disaat aku udah usaha buat serius.

 "maumu apasih len? " tanya Ry 

 " Aku gasuka kalau ditegur terus,dimarah-marahin apalagi dibentak. "

Hari terus berlangsung dan kita sudah mulai mendekati hari Lustrum tiba.Semakin padat juga latihan kita.disini aku udah mulai terbiasa sama latihan dan udah kebal buat dengerin teguran yang kesekian kali.

"Valen lo jangan hancurin semuanya,lo harus serius kalo lo tetep mau ikut tampil!!" salah satu teguran yang aku denger.

 Aku langsung merasa gagal buat ikut berdinamika di P5 kali ini.Aku selalu berusaha buat terbiasa sama peranku tapi masih aja dianggap salah.Akhirnya kita buat evaluasi dengan membentuk lingkaran yang dinamain lingkaran cinta. Disitu aku bilang apa yang aku gasuka dan menjadi pembelajaran untukku dan yang lainnya.

  Tiba saat lustrum,aku bangun pagi untuk kumpul disekolah dan mempersiapkan semuanya.hari itu aku biasa aja dan tidak gugup awalnya,ketawapun masih bisa saat persiapan.saat mau tampil tiba tiba kakiku gemeter, jantungku berdebar, rasanya pengen jalan mundur menjauh dari panggung.Namun akhirnya aku bisa tampil dengan maksimal dan penampilan jadi maksimal. Aku senang karena sudah bisa melewati masa p5 ini, dan punya banyak pembelajaran untuk diriku sendiri dan bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun