Mohon tunggu...
nathaniela
nathaniela Mohon Tunggu... Mahasiswa - hai

hai

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Membangun Kembali Budaya Lokal ke Dalam Era Modernisasi Pendidikan

21 Agustus 2024   21:15 Diperbarui: 21 Agustus 2024   21:19 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

     Di zaman sekarang, tidak asing lagi dengan kata modernisasi. Dunia mulai berevolusi dari yang dulunya masih tradisional, melakukan segala hal secara manual, contohnya membuat barang barang yang mendukung jalannya kehidupan seperti alat kendaraan dan lainnya. Lalu lingkup masyarakatnya masih kecil dan terbatas sehingga komunikasi dan interaksi yang sangat minim, berbagai informasi yang tersebar juga masih sedikit dan belum ada pengaruh apapun. Tidak ada hubungan yang kompleks dan berbagai pertemuan serta penemuan terbuat secara alami. Semakin berjalannya waktu, dunia berubah. 

     Hal ini memiliki hubungan dengan sejarah, dimulai dari lahirnya golongan terpelajar yang cerdas. Sebagai cerita sejarah Indonesia yang dapat dijadikan contoh adalah ketika lahirnya tokoh tokoh besar yang terpelajar. Pada saat bangsa Indonesia dijajah,
masyarakat masih banyak yang belum bersekolah, akibatnya tidak ada gerakan
perlawanan dan hanya pasrah untuk terjajah. Lalu Belanda memberikan fasilitas
sekolah untuk Indonesia, dari hal ini baru terlahirlah tokoh tokoh terpelajar yang
akhirnya memberikan pergerakan perlawanan.
Tokoh Indonesia yang terpelajar ini dapat membuat inovasi inovasi dan karya
karya modern. Sesuai dengan pelajaran yang di dapat, tokoh tokoh tersebut mulai
mengembangkan zaman dengan cara menciptakan teknologi teknologi inovasi.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan mulai meningkat secara pesat dan
secara besar besaran. Sehingga terjadi modernisasi. Modernisasi berawal dari pengaruh globalisasi. 

     Tanda pertama yang menandakan globalisasi adalah pengaruh dunia luar mulai memperngaruhu suatu negara. Hal ini dapat ditunjukan seperti musuknya kebiasan
kebiasaan baru dari luar negeri yang mempengaruhi perilaku, contohnya
westernisasi dan hedonisme. Lalu dapat ditunjukan juga dengan mulai masuknya
produk produk luar negeri ke dalam suatu negara. Negara tersebut mulai
mengganti yang semulanya memakai produk negara sendiri menjadi
menkonsumsi produk produk dari luar negeri tersebut.

     Seringnya pengaruh tersebut masuk dengan intens, kearifan lokal dan budaya
asli semakin melebur. Dari yang awalnya tradisional dan manual, berevolusi
menjadi canggih dan praktis. Hal tersebut mempengaruhi segala aspek kehidupan,
salah satu contohnya yaitu pada bidang pendidikan. Jika dibandingkan dengan
bidang pendidikan beberapa tahun lalu, terdapat perbedaan yang signifikan.
Bidang pendidikan pada zaman lampau masih menggunakan alat mengajar yang
tradisional. Alat mengajar hanya menggunakan papan tulis, kapur, dan lainnya.
Modul yang digunakan untuk mengajar tidak kompleks dan sederhana. Era ini
berlangsung di beberapa tahun lalu. 

     Semakin berkembangnya zaman, perlengkapan untuk memajukan pendidikan semakin canggih. Alat alat elektronik
pun mulai berkontribusi dalam membantu mengajar. Contohnya handphone mulai
digunakan untuk menjalankan latihan, ujian, belajar mandiri, dan lain lainnya. Di
dalam kelas juga memakai proyektor, lcd, dan berbagai alat elektronik lainnya.
Seperangkat modern ini bertujuan untuk membantu proses pembelajaran ke
jenjang yang lebih maju.
Pastinya terdapat pengaruh baik dan buruk dari perubahan zaman tersebut.

     Pada zaman modernisasi pendidikan ini, efektivitas sangat dapat diraih, kemajuan materi pendidikan pun dapat dicapai karena peralatan yang mendukung. Namun,
ada banyak pengaruh buruk juga yang dihasilkannya. Salah satu contohnya yaitu
lunturnya nilai lokal. Bersambungan dengan dampak globalisasi dan modernisasi,
hal ini juga berdampak pada bidang pendidikan. Dikarenakan banyak pengaruh
yang masuk dan tercampur, ciri khas lokal pun mulai hilang. Seperti hal nya
pakaian seragam nasional mulai tidak terpakai maupun bahasa lokal menjadi tidak
terpakai lagi dikarenakan keterbukaan yang seluas luasnya mengakibatkan budaya
asli melebur.

     Sebagai generasi di era modernisasi ini dan sebagai generasi yang masih menjalankan pendidikan, membangkitkan eksitensi budaya lokal sangatlah
penting. Walaupun di era ini segala aspek sangat terbuka, tetapi kita harus terus
mengingat dari mana kita berasal. Aspek pendidikan dapat dimajukan dengan
kelokaal budaya negara sendiri, sebagai contoh memasarkan bahasa Indonesia ke
internasional agar bahasa Indonesia dapat dikenal banyak khalayak. Selain itu,
masih banyak budaya lokal yang belum dikenali oleh negara kita sendiri, alangkah
baiknya untuk memperbanyak bidang pendidikan yang mempelajari dan
memperdalam kelokalan budaya dan membawanya ke ranah internasional dan
menunjukkan bahwa negara kita dapat maju dengan kebudayaan yang dipunyai sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun