Pelagik merupakan wilayah perairan yang meliputi perairan yang jauh dari daratan dan termasuk ke dalam perairan dingin, tetapi masih dipengaruhi oleh campuran arus hangat dan arus dingin. Menurut Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, lingkungan pelagik merupakan suatu wilayah yang terdiri dari berbagai kolam air, mulai dari permukaan hingga dasar laut. Ekosistem pelagik terbagi menjadi dua, yaitu zona neritik dan zona oseanik.
Zona neritik merupakan jenis ekosistem pelagik yang berada diatas continental shelf dengan kedalaman hingga 200m. Pada zona neritik terdapat berbagai ekosistem yang menghasilkan produktivitas primer, seperti ekosistem terumbu karang, ekosistem lamun, dan ekosistem rumput laut. Hal tersebut dikarenakan zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari yang digunakan untuk proses fotosintesis produsen. Selain itu, terdapat kandungan zat hara yang tinggi dan bervariasi.Â
Zona oseanik merupakan jenis ekosistem pelagik yang berada disisa lingkungan pelagik dari zona neritik. Wilayah zona oseanik meliputi eksistem laut lepas dari yang terkena cahaya matahari hingga yang tidak dapat. Pada zona oseanik terdapat lapisan halokin dan termokin. Halokin adalah penurunan drastik salinitas yang berhubungan dengan bertambahnya kedalaman. Sedangkan termokin adalah penurunan drastik suhu yang berhubungan dengan bertambahnya kedalaman. Zona oseanik dibagi menjadi lima bagian berdasarkan kedalaman, parameter fisika-kimia, dan organisme. Zona tersebut antara lain epipelagik, mesopelagik, bathypelagik, abyssopelagik, dan hadopelagik.Â
Salah satu organisme yang berada di ekosistem pelagik adalah fitoplankton. Fitoplankton merupakan salah satu organisme yang mengapung atau melayang, memiliki klorofil, dan memiliki kemampuan untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Pada perairan, fitoplankton memiliki peran yang cukup penting, terutama dalam rantai makanan, yaitu menjadi produsen.
Umumnya fitoplankton akan dijadikan sumber makanan untuk banyak organisme, seperti ikan pelagis kecil dan larvanya. Kelimpahan fitoplankton cukup banyak pada ekosistem pelagik dan dapat menjadi indeks status trofik serta menunjukkan kondisi perairan. Karakteristik fitoplankton yaitu memiliki flagella dibeberapa titik dan memiliki struktur reproduksinya ruang gamet. Fitoplankton memiliki sel yang berpigmen. Pigmen tersebut diklasifikan menjadi beberapa warna, antara lain fikosianin (warna biru), klorofil (warna hijau), fikosantin (warna coklat), fikoeritrin (warna merah), karoten (warna keemasan), xantofil (warna kuning).
Referensi:
Andriani, A., A. Damar, M.F. Rahardjo, C.P.H. Simanjuntak, A. Asriansyah, R.M. Aditriawan. 2017. Kelimpahan Fitoplankton dan Perannya Sebagai Sumber Makanan Ikan di Teluk Pabean, Jawa Barat. Jurnal Sumberdaya Akuatik Indoplastifik 1(2): 133-143
Doray, M., P. Petitgas, M. Huret. E. Duhamel, J.B. Romagnan, M. Authier, C. Dupuy, J. Spitz. 2018. Monitoring small pelagic fish in the Bay of Biscay ecosystem, using indicators from an integrated survey. Progress in Oceanography 166: 168-188.
Farias, G.B., J-C. Molinero, C. Carre, A. Bertrand, B. Bec, P.A.M de Castro Melo. 2022. Uncoupled changes in phytoplankton biomass and size structure in the western tropical Atlantic. Journal of Marine System 227.