Jika kita bertanya pada siswa “Apa yang ada dalam pikiranmu tentang guru BK?” biasanya mereka akan menjawab “Guru BK tuh GALAK”. Mengapa hal ini bisa terjadi? Stigma terhadap seorang guru BK yang galak bisa terjadi karena beberapa hal. Salah satunya adalah cara penyampaian yang kurang tepat seorang guru BK terhadap peserta didiknya, sehingga sering kali siswa salah menangkap maksud dari sikap tegas seorang guru BK tersebut. Siswa kerap menyimpulkan dengan kata “Galak”. Hal tersebut berdampak serius dalam relasi antara siswa dan guru BK.
Siswa menganggap guru BK sebagai polisi sekolah dan bertugas menangani anak-anak yang bermasalah, memotong rambut siswa, melakukan razia hp atau sepatu dan sebagainya. Hal tersebut membuat siswa menjadi takut untuk berurusan dengan guru BK. Mereka beranggapan bahwa guru BK akan memarahi atau memberi hukuman pada mereka. Padahal kenyataannya tidak semua guru BK yang terkesan galak memiliki sikap yang buruk.
Guru BK mempunyai peran dan fungsi serta tanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Fungsi guru BK adalah : 1. Fungsi pemahaman yaitu fungsi yang menghasilkan pemahaman tentang peserta didiknya. 2. fungsi pencegahan yaitu fungsi yang menghasilkan terhindarnya peserta didik dari masalah yang bisa menghambat perkembangannya. 3. fungsi penuntasan yaitu fungsi yang membantu mengatasi masalah yang dialami siswa. 4 fungsi pemeliharaan, yaitu fungsi yang menghasilkan berkembangnya potensi siswa.
Dengan demikian bisa diartikan bahwa seorang guru BK punya peran yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik serta membantu siswa mengenali dan mengembangkan potensi dalam dirinya. Akan tetapi pada kenyataannya apakah semua fungsi itu dapat dilaksanakan dengan baik? Kebanyakan guru BK kurang tepat dalam melaksanakan peran dan fungsinya.
Disisi lain ada pula sekolah yang mengangkat seorang guru yang terkenal ditakuti oleh siswa sebagai guru BK karena kurangnya sumber daya di sekolah itu. Hal itu semakin membuat siswa menjadi takut, kurang nyaman dan terpojokkan dengan kehadiran guru BK seperti diatas. Apabila kondisi tersebut berlangsung terus menerus maka fungsi adanya guru BK disekolah tidak akan terwujud. Bagaimana proses bimbingan dan konseling yang seharusnya diperoleh peserta didik tidak akan berlangsung dengan baik karena siswa memiliki persepsi negatif terhadap guru BK.
Seorang guru BK yang baik harus terlebih dahulu nmemahami peran dan fungsinya secara benar. Dengan demikian guru BK dapat dengan tepat mengenali dan memahami sifat serta karakter peserta didik secara menyeluruh, yang mana pada akhirnya akan dapat memberikan bimbingan dan konseling dengan cara yang tepat.
Disisi lain pihak sekolah pun perlu memperhatikan dengan seksama penentuan dan pemilihan guru BK. Sehingga proses bimbingan dan konseling terhadap siswa bisa efektif. Padahal jika semua fungsi guru BK dapat diterapkan dengan baik, hal ini dapat memiliki pengaruh yang besar dalam perkembangan kemandirian siswa.
Oleh karena itu, pihak sekolah dan guru BK sendiri juga harus lebih mempertimbangkan lagi apakah fungsi seorang guru BK di sekolah apakah sudah diterapkan dengan baik. Dengan memperhatikan hal tersebut, mungkin dapat mengurangi kesan guru BK sebagai guru yang galak karena siswa sendiri dapat benar-benar merasakan pengaruh positif dari keberadaan guru BK di sekolah mereka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H