Mohon tunggu...
Nathania Amelia Putri Andini
Nathania Amelia Putri Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Nathania Amelia Putri Andini, biasa dipanggil Dini. Mahasiswi Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri Malang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sektor Industri Kecil dan Menengah di Indonesia Dalam Wadah Ekonomi Kerakyatan

16 Desember 2024   18:34 Diperbarui: 16 Desember 2024   18:34 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: foto presentasi kelompok 3 (Tema 8)

Malang, 6 Desember 2024 Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan, terutama melalui Industri Kecil dan Menengah (IKM). Di berbagai pelosok negeri, IKM menjadi tulang punggung perekonomian yang menyerap tenaga kerja lokal, memanfaatkan potensi sumber daya alam, dan mempertahankan kearifan lokal. Namun, tantangan untuk mempertahankan eksistensi di tengah persaingan global membuat sektor ini membutuhkan perhatian serius. Berdasarkan dengan fenomena tersebuta kami mahasiswa ekonomi kerakyatan yang beranggotakan dengan nama I Made Pandu Atmajaya, Muhammad Yafi Nizam Ali, Nathania Amelia Putri Andini, Novita Fitriana Asnawi, Nur Asiva Nirmalasari. Melaksanakan kegiatan diskusi dengan Tema "SEKTOR INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI INDONESIA DALAM WADAH EKONOMI KERAKYATAN" hal ini merupakan kontribusi kelompok dalam mata kuliah Ekonomi Kerakyatan. Yang diampu oleh dosen Bu Emma Yunika Puspasari, S.Pd, M. Pd

Gambar: judul presentasi
Gambar: judul presentasi
Gambar: contoh aplikasi ekonomi kerakyatan di IKM
Gambar: contoh aplikasi ekonomi kerakyatan di IKM

Salah satu pertanyaan rekan saya yaitu dari ppt diatas dijelaskan kopi Gayo aceh sepertinya peran pemerintah tidak terlalu terlihat, sejauh mana peran pemerintah untuk membantu meningkatkan daya saing tersebut?

Setelah hasil diskusi kelompok kami ternyata Kopi Gayo Aceh merupakan salah satu komoditas unggulan yang telah mendunia. Namun, tantangan seperti minimnya fasilitas produksi dan akses pasar internasional masih menjadi penghambat. Peran pemerintah dalam meningkatkan daya saing kopi Gayo di Aceh memang menjadi perhatian penting. Meskipun ada beberapa inisiatif, seperti program pemberdayaan petani dan standarisasi kualitas. Berikut penjelasan peran pemeritah program Kopi Gayo di Aceh.

Pemerintah perlu mengambil peran yang aktif dalam menetapkan dan mengawasi standar kualitas kopi Gayo untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi kriteria tertentu yang dapat diterima baik di pasar domestik maupun internasional. Dengan adanya standarisasi yang jelas, petani dan pengusaha kopi dapat mengikuti pedoman yang terukur dalam proses produksi, mulai dari pembudidayaan hingga pengolahan. Upaya ini tidak hanya menjaga konsistensi kualitas kopi, tetapi juga meningkatkan daya saingnya di pasar global, sehingga kopi Gayo dapat lebih mudah diterima dan dihargai oleh konsumen internasional yang semakin memperhatikan kualitas dan keaslian produk.

Selain itu, program pemberdayaan petani kopi harus diperkuat untuk memberikan pelatihan yang berfokus pada teknik budidaya yang efisien dan ramah lingkungan, serta akses kepada teknologi pertanian modern yang dapat meningkatkan hasil dan kualitas produk. Dengan membekali petani dengan pengetahuan tentang cara-cara terbaik dalam merawat tanaman kopi dan menggunakan alat serta teknologi terbaru, diharapkan produktivitas dan kualitas kopi yang dihasilkan dapat meningkat. Selain itu, program yang mendukung akses pasar, pemasaran, dan harga yang adil bagi petani kopi juga penting untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Hal ini akan menciptakan ekosistem yang lebih seimbang antara petani, produsen, dan konsumen, serta memastikan keberlanjutan industri kopi.

Lalu pemerintah berperan penting dalam mempromosikan kopi Gayo di tingkat nasional dan internasional, memperkenalkan kualitas dan keunikan kopi Gayo kepada konsumen global. Selain itu, membangun kemitraan dengan lembaga swasta, seperti eksportir dan distributor kopi, dapat meningkatkan akses pasar bagi produk kopi Gayo, memperluas jaringan distribusi, dan membantu menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga meningkatkan daya saingnya di pasar global.

Hasil diatas merupakan diskusi kelompok kami yang kesimpulannya yaitu Kopi Gayo Aceh merupakan komoditas unggulan Indonesia yang telah mendunia, namun masih menghadapi tantangan berupa minimnya fasilitas produksi dan akses pasar internasional. Untuk mengatasi hambatan ini, pemerintah memiliki peran penting dalam meningkatkan daya saing kopi Gayo, melalui standarisasi kualitas, pemberdayaan petani, serta promosi dan kemitraan.

Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca tulisan kami. Semoga informasi yang  dibagikan dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi Anda. Jika ada masukan atau pendapat yang ingin disampaikan, jangan ragu untuk berbagi di kolom komentar.

Salam hangat,
Kelompok 3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun