Mohon tunggu...
Nathania CahyaRamadhani
Nathania CahyaRamadhani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Prodi ilmu komunikasi, Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Media Sosial Terhadap Partisipasi Generasi Z Dalam Pemilihan Presiden 2024 Di Indonesia

5 Januari 2025   13:20 Diperbarui: 6 Januari 2025   22:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

A.PENDAHULUAN


      Pemilihan Presiden Indonesia tahun 2024 menandai era baru dalam partisipasi politik, terutama di kalangan Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Generasi ini tumbuh berkembang pesat bersama teknologi digital dan media sosial, yang menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Media sosial tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga sebagai tujuan utama untuk memperoleh informasi, terkait isu-isu politik. Jenis media sosial tertentu memiliki pengaruh lebih besar terhadap partisipasi politik Generasi Z. Instagram, TikTok dan Telegram, biasa disebut sebagai sarana informasi yang paling berguna dalam mencapai dan mengumpulkan isu isu terkait, dengan ini Generasi Z terlibat dalam proses pemilihan yang disebabkan oleh format konten yang saling mempengaruhi sesuai dengan keutamaan informasi.
Salah satu penelitian mengungkapkan bahwa 91% media sosial sangat berperan penting dalam Generasi Z, media sosial mempengaruhi keputusan mereka untuk berpartisipasi dalam pemilu. Faktor yang membantu meliputi interaksi langsung calon presiden dan wakil presiden melalui siaran langsung di platform media sosial, keterlibatan influencer dalam kampanye, pemanfaatan kecerdasan buatan konten kampanye. Namun, tingginya partisipasi tidak selalu sejalan dengan pemahaman politik yang mendalam. Banyak dari Generasi Z cenderung menerima informasi dari video pendek yang menarik tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kebenaran informasi tersebut. Kondisi ini menekankan pentingnya pendidikan politik yang menyeluruh untuk memastikan bahwa keikutsertaan yang tinggi juga diiringi dengan pengetahuan politik yang memadai.
Secara keseluruhan, media sosial telah membuktikan sebagai alat yang berguna dalam meningkatkan penelitian politik Generasi Z pada pemilihan presiden 2024 di Indonesia. Namun, tantangan terkait kualitas informasi dan pemahaman politik tetap perlu mendapat perhatian serius untuk memastikan bahwa partisipasi yang meningkat benar-benar berperan positif terhadap proses demokrasi.


B.PEMBAHASAN


Generasi Z yang lahir di era digital saat ini memiliki peran penting dalam menentukan arah demokrasi Indonesia di masa depan. Sebagai generasi digital, mereka kerap dijuluki sebagai "digital natives" karena mereka lahir dan tumbuh di era digital sehingga mereka sangat akrab dengan teknologi digital sejak usia dini, hampir seluruh generasi Z menggunakan media sosial setiap hari untuk berbagai keperluan, termasuk mendapatkan informasi..Media sosial memberikan pengaruh besar dalam membentuk pola berpikir dan berpatisipasi politik generasi Z. Oleh karena terdapat pola penggunaan untuk mencari informasi politik terkait Pemilu 2024. Beberapa penelitian telah menyingkap preferensi utama generasi Z terhadap platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube (Utomo et al.,2023) Selain itu, frekuensi tinggi penggunaan media sosial setiap hari juga mempengaruhi caranya mengonsumsi berita pemilu (Pratama & Mukhlis, 2022). Berikut pola penggunaan dalam mendapatkan informasi politik terkait
1. Pilihan Platform
Generasi Z cenderung memilih platform media sosial yang saling mempengaruhi dan tampilan. Instagram, facebook dan TikTok menjadi pilihan utama karena format konten yang menarik dan mudah dibuka. Studi menunjukkan bahwa platform ini efektif dalam menjangkau dan mengarahkan Generasi Z untuk terlibat dalam proses pemilihan
2. Tingkatan dan Penggunaan
Generasi Z dikenal sebagai pengguna aktif media sosial dengan tingkat tinggi. Mereka memanfaatkan platform ini untuk berbagai aktivitas, termasuk mencari informasi politik, berdiskusi, dan terlibat dalam kampanye digital. Penggunaan media sosial yang tinggi ini meningkatkan pengaruh mereka terhadap konten politik dan mendorong partisipasi dalam pemilu.
3. Interaksi dengan Konten Publik
Generasi Z tidak hanya sebagai individu tanpa memberi respond balik tetapi juga aktif bersosialisasi dengan konten publik. Mereka sering membagikan, mengomentari, dan membuat konten terkait isu politik, yang mencerminkan keterlibatan mereka dalam diskursus politik. Hubungan ini memperluas jangkauan informasi politik dan dapat mempengaruhi keyakinan serta keputusan pemilih lainnya.
4. Sumber Informasi yang Dipercaya
Meskipun media sosial menjadi sumber informasi utama, Generasi Z cenderung mempercayai konten yang disampaikan oleh tokoh terkenal atau influencer yang mereka ikuti. Kepercayaan ini didasarkan pada kedekatan dan kesesuaian konten dengan nilai-nilai mereka. Namun, hal ini juga membuka peluang bagi penyebaran informasi yang tidak akurat jika sumber tersebut tidak terpercaya.
5. Peran Influencer Politik
Influencer memiliki peran penting dalam membentuk opini politik Generasi Z. Dengan dasar pengikut yang besar, mereka dapat menyebarkan pesan politik secara luas dan mempengaruhi keputusan pemilih muda. Keterlibatan influencer dalam kampanye politik dapat meningkatkan keterlibatan dan kesadaran politik di kalangan Generasi Z.
6. Tantangan Disinformasi
Tingginya arus informasi di media sosial membawa tantangan berupa disinformasi (kabar hoax). Generasi Z rawan terkena berita palsu yang dapat mempengaruhi tanggapan dan keputusan politik mereka. Kurangnya kemampuan menggunakan teknologi dan kecenderungan untuk menerima informasi tanpa memeriksa masalah ini, sehingga diperlukan upaya belajar untuk meningkatkan kemampuan kritis dalam menyaring informasi.
7. Aktivisme Digital
Secara keseluruhan, media sosial menawarkan peluang untuk meningkatkan keterlibatan politik, tantangan seperti disinformasi dan kebutuhan akan pengetahuan digital yang lebih baik tetap menjadi perhatian utama. Selain itu, Media sosial menjadi tempat bagi Generasi Z untuk mengekspresikan pandangan politik dan terlibat dalam penggunaan digital. Mereka memanfaatkan platform ini untuk menyuarakan tujuan, dan mengarahkan dukungan. Aktivisme digital ini menunjukkan bahwa Generasi Z tidak hanya sebagai penerima informasi tetapi juga sebagai agen perubahan yang aktif dalam proses demokrasi.


C.Kesimpulan


Media sosial sangat penting dalam mendorong partisipasi politik Generasi Z. Generasi ini, lahir antara tahun 1997 dan 2012, merupakan pengguna aktif platform seperti Instagram, Telegram, TikTok, dan WhatsApp, yang menjadi sumber utama informasi politik mereka. Sekitar 91% dari mereka mengandalkan media sosial untuk memperoleh informasi politik, yang membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman mereka terhadap isu-isu politik. Hubungan Generasi Z dengan konten politik di media sosial, termasuk berbagi, mengomentari, dan membuat konten, mencerminkan keterlibatan mereka dalam pembahasan politik.Tantangan seperti berita palsu tetap menjadi ancaman serius yang dapat mempengaruhi nilai politik Generasi Z. Oleh karena itu, peningkatan ketrampilan media dan keterampilan berpikir kritis menjadi penting untuk mengatasi penyebaran informasi yang salah. Secara keseluruhan, media sosial telah menjadi alat yang berguna dalam meningkatkan keikutsertaan politik Generasi Z pada Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia. Namun, untuk memastikan suara yang berkualitas, diperlukan upaya bersama dalam meningkatkan ketrampilan digital dan menyediakan informasi politik yang akurat dan terpercaya.


D.Saran


Meningkatkan Literasi Digital
Masyarakat perlu mengadakan program kemampuan teknologi yang mempengaruhi Generasi Z. Program ini dapat mencakup cara mengenali informasi palsu, memeriksa sumber kepercayaan, dan memanfaatkan media sosial secara bijak. Hal ini penting mengingat tingginya arus informasi di media sosial, di mana 68% dari Generasi Z di Indonesia mengaku sulit membedakan informasi yang benar dan palsu.
Memanfaatkan Influencer dengan Bijak
Para pelaku politik harus memanfaatkan influencer yang memiliki reputasi tinggi untuk menyampaikan informasi politik yang mendidik dan memotivasi supaya Influencer yang terlibat sebaiknya diberikan aturan prinsip agar mereka mempromosikan informasi berbasis fakta dan tidak menyebarkan laporan yang menyesatkan.
Memperkuat Peran Komisi Pemilihan Umum (KPU)
KPU dapat meningkatkan dengan strategi konten kreatif dan informatif, KPU dapat menjangkau Generasi Z lebih berpengaruh dan membantu akses mereka terhadap informasi yang penting dan benar tentang pemilu.
Mendorong Aktivisme Digital yang Positif
Generasi Z perlu didorong untuk memanfaatkan media sosial sebagai kampanye digital. Kampanye politik berbasis isu, seperti lingkungan dan keterlibatan sosial, dapat menjadi langkah untuk meningkatkan peran politik yang penting. Riset menunjukkan bahwa 75% dari Generasi Z lebih termotivasi untuk terlibat dalam isu yang memiliki dampak langsung pada kehidupan mereka.
Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan
Sekolah dan universitas dapat bekerja sama dengan organisasi pemilu untuk memberikan pendidikan politik yang terencana. Materi pembelajaran dapat mencakup simulasi pemilu, diskusi tentang pentingnya suara, dan dampak kebijakan publik terhadap masyarakat. Langkah ini akan membantu menciptakan generasi pemilih yang kritis dan bertanggung jawab. Penguatan Kebijakan Terhadap Disinformasi
Kebijakan yang lebih tegas terhadap penyebaran isu palsu dan disinformasi di media sosial perlu ditindak lanjuti. Pemerintah dan platform media sosial harus bekerja sama untuk memantau dan menindak akun-akun yang menyebarkan informasi palsu. Ini penting untuk melindungi Generasi Z dari pengaruh negatif selama pemilu. Upaya ini diharapkan dapat memaksimalkan kekuatan positif media sosial sambil mencegah dampak negatifnya terhadap keterlibatan politik Generasi Z dalam Pemilihan Presiden 2024 di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
•Dyahrahmawati, A., & Nurdayani, A. (2024). Pengaruh Media Sosial terhadap Partisipasi Generasi Z pada Pemilihan Presiden 2024. CESS (Journal of Communication Education and Social Studies).
•Jati, W. R. (2016). Peran Influencer dalam Kampanye Politik di Media Sosial. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
•Prasetyo, E. (2024). Analisis Pengaruh Media Sosial terhadap Partisipasi Politik Generasi Z dalam Pemilihan Presiden 2024. Jurnal Otonomi Daerah.
•Putri, A. L., & Rahmawati, F. (2024). Peran Influencer terhadap Pemilihan Presiden pada Pemilihan Umum Tahun 2024. Journal of Law, Administration, and Social Science.
•Setiawan, A. (2024). Pengaruh Media Sosial terhadap Partisipasi Politik Pemilih Pemula Siswa SMAN 15 Gowa pada Pemilu 2024. Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar.
•Suryani, N. L. P. S. (2024). Peran Media Sosial terhadap Pembentukan Persepsi Gen Z dalam Pemilihan Presiden Indonesia 2024. Jurnal Nusantara.
•Wijaya, A. F. (2024). Peran Generasi Z dalam Pemilu 2024 di Indonesia. Jurnal Pendidikan Tambusai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun