Kala itu saya bercakap bahwa begitu indahnya fraksi atau ekskresi dari konflik bila terjadi.
Ternyata giatnya terulang dengan repetitif pola walau substansinya berbeda dan silih berganti.
Namun pendekatannya tentu sama terjadi,
Kekuatan massa melawan kekuasaan yang disalahkan menurut mereka.
Menghasilkan rasa tuntut keadilan dari kejamnya kuasa yang kian berdalih.
Membubuhkan empati warga negara terhadap negeri walau tumpang tindih.
Namun diantaranya, akankah konflik terus ditendensi guna mencapai misi?
Lantas dari berbagai misi siapa yang menjadi andil ? Apakah konflik tidak sebagaimana konflik yang terlihat? pertanyaan silih berganti namun jawabannya saya kembalikan terhadap masing-masing diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H