Mohon tunggu...
Nathanael Turangan
Nathanael Turangan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo, saya merupakan seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menilik Media Massa Dalam Mempublikasikan KKN di Desa Penari

22 Januari 2024   22:43 Diperbarui: 22 Januari 2024   22:44 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Film pada dasarnya merupakan suatu sarana hiburan bagi seluruh lingkup masyarakat yang digunakan sebagai menghibur diri dari hiruk pikuk kehidupan yang sangat padat dan membuat penat. Film juga menjadi salah satu sarana komunikasi media massa yang digunakan sebagai sebuah medium komunikasi untuk menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh sang Sutradara untuk para khalayak penonton. Perkembangan zaman dan teknologi tentunya mempengaruhi perkembangan, yang mana dahulu kita menonton film melalui layar kaca televisi maupun datang langsung ke Bioskop, sekarang dapat kita nikmati melalui Smartphone yang kita miliki, dengan membuka berbagai platform streaming film seperti Netflix, Disney+ Hotstar, Vidio, dll. Perubahan cara mengkonsumsi film dari Bioskop ke platform digital seperti Netflix tentunya memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada khalayak yang menikmati film. Beberapa artikel berita tentunya menyoroti isu mengenai konsumsi film tersebut. Oleh karena itu, Saya akan akan mengkaji beberapa artikel berita yang membahas mengenai topik konsumsi film.

Pada kajian ini, Saya akan menggunakan Teori Konsumsi Film sebagai landasan utama dalam menganalisis beberapa artikel berita tersebut. Teori Konsumsi Film memaparkan beberapa faktor dalam dalam mengkaji sebuah artikel konsumsi film, yakni pertama adalah Who : yang mengkaji Usia, Gender, dan Kelas Sosial. Yang kedua adalah Where : yang mengkaji konsumsi secara lokasi, misal Bioskop, TV, Internet, Aplikasi, dll. Yang ketiga adalah When : yang mengkaji secara waktu, misalnya waktu tayang tertentu, atau kapan film ditayangkan. Yang keempat adalah Why : yang mengkaji mengenai alasan menonton, misalnya untuk hiburan, informasi, edukatif, dll. Yang kelima adalah What : yang mengkaji mengenai apa yang ditonton, misalnya film baru atau film lama, Box Office atau tidak. Yang keenam adalah How : yang mengkaji mengenai bagaimana menonton film tersebut, misalnya melalui Bioskop atau layanan streaming digital seperti Netflix, Disney+ Hotstar, Vidio, dll (Astuti, 2022, hal 45-46). Saya menggunakan film “KKN di Desa Penari” sebagai acuan film dalam mencari artikel artikel berita mengenai konsumsi film “KKN di Desa Penari”. 

Manfaat dari kajian artikel berita mengenai konsumsi film ini bagi Saya adalah saya dapat mengetahui bagaimana media mengkaji sebuah isu mengenai konsumsi film dan menganalisis apa saja yang ada di dalam artikel tersebut sehingga saya di kemudian hari dapat membuat artikel mengenai konsumsi berita dengan baik dan benar. Kemudian, manfaat yang  bisa didapatkan oleh pembaca adalah pembaca dapat mengetahui sistematika penulisan mengenai konsumsi film sehingga pembaca dapat membuat kajian secara mandiri mengenai konsumsi film, dan manfaat lain dari kajian ini adalah pembaca mendapatkan informasi mengenai bagaimana konsumsi film yang terjadi pada realitanya. Selain itu, kajian ini juga memberikan manfaat sebagai ide untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai konsumsi film.

Dalam melakukan pengambilan data, Sumber data dari kajian ini adalah 5 artikel berita dari media yang berbeda mengenai konsumsi film KKN di Desa Penari (2022) yang disutradarai oleh Awi Suryadi dan dibintangi oleh beberapa aktor dan aktris terkenal seperti Aghniny Haque sebagai Ayu, Achmad Megantara sebagai Bima, Adinda Thomas sebagai Widya, Tissa Biani sebagai Nur, dan Aulia Sarah sebagai Badarwuhi (IMDb). Instrumen yang akan digunakan tentunya adalah saya sendiri sebagai peneliti yang akan dilakukan dengan cara membaca dan menganalisis isi dari artikel berita yang berisi mengenai konsumsi film KKN di Desa Penari tersebut.

Temuan data yang pertama adalah artikel CNN Indonesia yang berjudul “KKN di Desa Penari Jadi Film Indonesia Pertama Tembus 10 Juta Penonton”, yang mana artikel ini secara umum membahas mengenai KKN di Desa Penari yang menembus angka 10 Juta penonton. Angka  tersebut tentunya menjadi pencetak rekor sebagai film terlaris di Indonesia sepanjang masa, Mengalahkan film Pengabdi Setan (2017) yang memiliki penjualan tiket lebih dari 5 juta tiket, dan film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) yang memiliki penjualan tiket sebesar 6 juta tiket (CNN Indonesia, 2023). Temuan data yang kedua adalah artikel BBC News Indonesia yang berjudul “KKN di Desa Penari menjadi film terlaris Indonesia - mengangkat 'kisah mistis' dan 'berhasil membangun rasa penasaran'” yang mana artikel ini secara umum mau menjelaskan mengenai film KKN di Desa Penari yang telah ditonton oleh 7,5 Juta orang, mengalahkan film Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) (BBC News Indonesia, 2022). Temuan data yang ketiga adalah artikel Film On yang berjudul “Jumlah Penonton KKN di Desa Penari Luwih Dowo Luwih Medeni, Film Horor Desember 2022”. Artikel ini secara umum menjelaskan bahwa film KKN di Desa Penari menembus angka 9,23 Juta penonton dan ditayangkan di bioskop dan Disney+ Hotstar (Putri, 2022). Temuan data yang keempat adalah artikel Kompas TV yang berjudul “KKN di Desa Penari, Film Indonesia Pertama Tembus 10 Juta Penonton, Ini Alasan Genre Horor Disukai”, yang mana artikel ini secara umum membahas mengenai KKN di Desa Penari yang menembus angka 10 Juta Penonton, dan alasan psikologis mengapa orang menyukai film bergenre Horror (Nita, 2023). Temuan data yang kelima adalah artikel dari Liputan6 yang berjudul “Box Office Terkini: Jumlah Penonton KKN di Desa Penari 9,75 Juta, Film Argantara Rangkul 330 Ribuan Orang”, yang mana artikel ini secara umum menjelaskan bahwa jumlah penonton KKN di Desa Penari menembus angka 9,75 Juta Penonton, perilisan Extended Cut, dan Strategi Promosi (Diananto, 2023).

Berdasarkan analisis pada temuan data yang pertama, sesuai dengan apa yang tercantum dalam isi artikel, artikel tersebut hanya berisi capaian angka penonton yang mencapai 10 Juta penonton yang mengalahkan Warkop DKI dan Pengabdi Setan. kurang jelas tertulis data penonton berdasarkan usia maupun gender. Selain itu, tidak tertulis juga pada artikel mengenai KKN di Desa Penari yang tayang dimana saja dan capaiannya. Selain itu, pada artikel tidak tertulis motivasi penonton dalam menikmati film KKN di Desa Penari. Namun, dapat disimpulkan berdasarkan pada artikel tersebut, film KKN di Desa Penari berhasil menjadi film Box Office dengan pencapaian 10 Juta Penonton. Kemudian berdasarkan pada analisis temuan data yang kedua, artikel tersebut senada dengan artikel pertama yang memaparkan mengenai pencapaian 7,5 Juta penonton mengalahkan Warkop DKI. Artikel ini juga tidak menuliskan secara jelas mengenai data penonton berdasarkan usia maupun gender, serta penayangan film dimana saja. pembaca hanya mengetahui bahwasannya pencapaian tersebut hanya berdasar pada data penonton bioskop. Namun, dapat disimpulkan juga bahwa film KKN di Desa Penari berhasil menjadi film Box Office. Berdasarkan pada temuan data ketiga, artikel ini berisi mengenai Film KKN di Desa Penari mencapai angka 9,23 Juta penonton dan ditayangkan juga lewat platform Disney+ Hotstar. Jika dianalisis menggunakan Teori Konsumsi Film, artikel ini memenuhi faktor Where karena menjelaskan bahwasannya film ini ditayangkan di Bioskop dan platform Disney+ Hotstar, dan memenuhi faktor What karena pencapaian 9,23 Juta penonton yang dapat diklasifikasikan menjadi film Box Office. Berdasarkan pada hasil temuan yang keempat, artikel ini berisi penayangan KKN di Desa Penari yang menembus angka 10 Juta Penonton dan alasan psikologis mengapa orang menyukai film horror. Berdasarkan pada Teori Konsumsi Film, Artikel ini hanya memenuhi Faktor What yang dibuktikan dari pencapaian 10 Juta Penonton yang dapat diklasifikasikan sebagai film Box Office. Kemudian Berdasarkan pada hasil temuan yang kelima, artikel tersebut berisi jumlah penonton KKN di Desa Penari menembus angka 9,75 Juta Penonton, perilisan Extended Cut, dan Strategi Promosi. Jika dianalisis menggunakan Teori Konsumsi Film, Artikel ini hanya memenuhi faktor What yang dibuktikan oleh pencapaian 9,75 Juta Penonton yang dapat diklasifikasikan sebagai film Box Office.

Berdasarkan kesimpulan hasil analisis kelima temuan data, kelima artikel tersebut hanya memenuhi faktor What saja, yang mana pencapaian tersebut memang dapat diklasifikasikan kedalam Film Box Office. Informasi tersebut tentunya memang penting dan mengundang khalayak untuk membaca artikel tersebut. Namun, alangkah baiknya apabila penulisan topik Konsumsi Film juga harus memenuhi 5W + 1H dari faktor faktor Teori Konsumsi Film.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, R.A. V. (2022). Buku Ajar Filmologi Kajian Film. UNY Press.

BBC News Indonesia. (2022, May 20). KKN di Desa Penari menjadi film terlaris Indonesia - mengangkat 'kisah mistis' dan 'berhasil membangun rasa penasaran'. BBC. Retrieved January 22, 2024, from https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-61523039 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun