Di sebuah dunia yang jauh setelah kejatuhan Raja Iblis, seorang elf penyihir bernama Frieren berjalan sendirian. Dengan rambut emas panjang yang indah dan mata biru yang dalam, ia telah melalui banyak musim, menyaksikan dunia berubah di sekelilingnya. Teman-temannya dari kelompok petualang yang sudah lama tiada, meninggalkan jejak kenangan dalam hatinya yang abadi.
Frieren telah memutuskan untuk memahami kehidupan manusia yang singkat dan penuh makna. Ia berkelana dari satu desa ke desa lain, mendengarkan cerita tentang teman-teman manusianya yang telah lama pergi. Suatu hari, ia tiba di sebuah desa kecil yang terkenal dengan festival musim semi yang meriah.
Di desa itu, Frieren bertemu dengan seorang gadis muda bernama Elara. Elara adalah anak yatim piatu yang bermimpi menjadi seorang petualang dan penyihir yang hebat seperti kisah yang selalu ia dengar dari penduduk desa. Melihat semangat Elara yang mengingatkannya pada teman-teman lamanya, Frieren memutuskan untuk tinggal sementara dan mengajarinya tentang sihir dan kehidupan.
Hari demi hari, Elara belajar dengan tekun. Frieren mengajarinya bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang sihir yang kuat, tetapi juga tentang kebijaksanaan, belas kasih, dan keberanian untuk melindungi yang lemah. Elara tumbuh menjadi gadis yang tangguh dan bijaksana, dan penduduk desa mulai melihatnya sebagai pelindung mereka.
Namun, waktu terus berjalan, dan Elara pun beranjak dewasa. Meskipun Frieren tetap muda dan abadi, ia harus menghadapi kenyataan bahwa teman-teman manusianya akan selalu beranjak tua dan meninggalkannya. Elara yang kini menjadi wanita dewasa, berterima kasih pada Frieren atas semua ajarannya.
"Frieren, aku mungkin tidak bisa bersamamu selamanya, tetapi ajaranmu akan selalu hidup dalam hatiku dan dalam hati generasi mendatang," kata Elara dengan senyum lembut.
Frieren hanya bisa mengangguk dan tersenyum tipis. Setiap perpisahan dengan teman-teman manusia selalu sulit, tetapi ia tahu bahwa warisannya hidup melalui orang-orang yang telah ia bantu. Dan dengan demikian, Frieren melanjutkan perjalanannya, membawa kenangan dan pelajaran dari Elara bersama-sama dengannya.
Setiap langkah yang diambilnya, setiap orang yang ditemuinya, adalah bagian dari perjalanan abadi untuk memahami arti kehidupan yang sejati. Frieren sadar bahwa meskipun hidupnya mungkin abadi, nilai sebenarnya terletak pada momen-momen berharga yang ia ciptakan bersama orang-orang yang ia sayangi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H