Mohon tunggu...
Nathanael Cahya
Nathanael Cahya Mohon Tunggu... Editor - penulis seputar sehari-hari

belajar untuk terus hidup

Selanjutnya

Tutup

Diary

Teman Tak Tergantikan

8 Juni 2022   06:52 Diperbarui: 10 Juli 2022   06:42 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Sebuah ruang fiksi tentang saya.

Seandainyaaaa....

Pertanyaan yang muncul  ketika menulis tulisan ini adalah soal eksistensi kecerdasan manusia yang memang ada dan saat ini dalam hal ini menurut saya bukan soal fisik tapi lebih tentang kaitan non fisik yaitu kecerdasan.

Manusia dalam tulisan ini menurut saya menitik beratkan pada kehadiran, atensi dan sisi berhubungan atau membanguh hubungan sebagai manusia. Menyadari keunikan merupakan kata kunci sebelum lebih jauh sebelum menemukan latar belakang hingga toleransi. Sederhananya, menjadi titik wujud sebagai makluk sosial; saya sangat senang memiliki banyak teman, beberapa sahabat dekat dan juga pacar. Bagi saya ada hal yang membuat hidup saya menjadi penuh, berwarna dan dinamika perjumpaan yang sangat seru. Mungkin salah satu tujuan hidup saya adalah menjadi teman. Setiap perjumpaan punya hal baik yang bisa diambil dan selalu ada dorongan untuk bisa berkumpul. Kehadiran saya dan orang yang lain yang hadir di hidup ku. Menurut saya itu menjadi bukti terhubung dengan orang lain dalam hidup  yang saya temukan dalam kehidupan sehari-hari dengan menjadi anak bagi orang tua saya, pacar bagi kekasih saya dan teman bagi yang saya jumpai. Perjumpaan bagi saya sangat erat soal terikat secara bertemu dan emosional yang terjalin. Makna yang hadir di perjumpaan itu yang menjadikan manusia tumbuh dan berkembang juga, elegi makna perjumpaan juga tidak mungkin bias karena tujuan sebagai makhluk sosial juga terpenuhi soal atensi dan afeksi. Ini menjadi poin pertama.

Poin kedua soal kecerdasan manusia dalam tulisan ini.  Bagi saya ini salah satu hal yang sangat luar biasa. Bagaimana kecerdasan yang manusia miliki bisa menciptakan sebuah benda menggunakan teknologi dengan representasi manusia bukan saja secara fisik melainkan sisi psikis. Tentu saja bagi saya sangat mencengangkan dan membawa saya juga ingin melihat jauh jika saat ini teknologi memiliki fungsi menghubungkan sesama manusia melalui berbagai kecanggihan seperti pesan singkat,sosial media, saluran telepon dan masih banyak lagi. Tidak menghilangkan kemungkinan yang ada dengan semakin berkembangnya waktu mendorong  kehadiran teman dapat digantikan dengan teks dan fitur teman di dunia maya.


Lantas sebenarnya berangkat dari tujuan awal tulisan ini, apakah kehadiran manusia bisa digantikan dengan teknologi manusia? menjadi perbincangan dan refleksi yang panjang. Bagi penulis kehadiran manusia tidak tergantikan sebagai makhluk sosial, manusia memiliki sisi ruang yang bernama nurani. 

Nurani adalah unik dan tak mungkin ada yang lain yang membedakan manusia dengan yang lainya. Saling terkait dan mungkin ini yang menjadi titik pembeda antara manusia dan kecerdasan buatan yang diciptakan. Manusia memang mungkin bisa menciptakan kecanggihan tetapi sejatinya manusia itu lahir dan hadir menjadi teman bagi sesamanya dan teknologi tidak bisa menggantikan kehadiran teman seutuhnya. 

Selamat menjadi teman dan berbagi bersama teman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun