Mohon tunggu...
Nathanael Maria David Teddja
Nathanael Maria David Teddja Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Hobi Menulis dan Tertarik akan Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Canisius Expo, Mengingat Budaya Saat Sibuk Belajar

18 September 2024   21:55 Diperbarui: 19 September 2024   13:52 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan di sekolah telah menjadi kebiasaan membosankan bagi banyak pelajar di masa sekarang. Bagai suatu paksaan yang tak bisa dipungkiri, belajar dalam kelas kini dianggap sebagai suatu formalitas yang terpaksa dilakukan setiap hari. 

Kolese Kanisius terasa sangat berbeda dari kenyataan tersebut. Tidak hanya berkembang dalam ranah akademik, Kolese Kanisius juga mewujudkan setiap peserta didik mempunyai kompetensi non akademik yang mahir. Membangun kompetensi setiap peserta didik tidak hanya dilakukan hanya melalui ruang kelas yang begitu terbatas, tetapi ragam kegiatan dan aktivitas juga ikut membentuk jiwa kepemimpinan dalam setiap siswa, atau kerap disapa Kanisian.

Perjalanannya tersebut dari dahulu, kini, dan yang akan datang pun mirip seperti naik menuju puncak gunung Sumbing. Selama hampir 6 tahun mendaki dan mengalami formasi, ada banyak sekali pengalaman dan memori yang terlintas dalam pikiran dan hati. Kegiatan sekolah seperti belajar dan mengajar bisa saja terlupakan, tetapi yang dekat di hati pasti akan selalu diingat. Adapun berbagai macam kegiatan yang memiliki tempat tersendiri seperti itu, termasuk Live In, Jambore, dan yang paling baru Canisius Expo 2024.

Canisius Expo adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh Kolese Kanisius pada 14 dan 15 September 2024 di kampus Kolese Kanisius. Tahun ini, Canisius Expo menggabungkan dua acara besar, yaitu Canisius Talents Spotting untuk SMP dan Canisius Education Fair untuk SMA. Dengan tema "Discover the Vision and Go Beyond Borders", Kanisian pun diajak untuk melampaui batas dan meraih mimpi lewat pengalaman, eksplorasi, dan paparan presentasi.

Canisius Expo termasuk kegiatan yang sangat ambisius karena menjadi tujuan bagi lebih 11.000 pengunjung dalam jangka waktu 2 hari. Risiko yang diambil bisa saja membawa malapetaka bagi sekolah dan siswa. Persiapan yang sulit bak jalur pendakian yang curam tentunya membawa kekhawatiran dan kelelahan. Mengorganisir pameran dan seluruh pertunjukan tidaklah mudah. Banyak tenaga, sumber daya, dan waktu harus menjadi korban dari usaha mewujudkan keberhasilannya. Selain itu, kreativitas dan dedikasi juga dituntut agar kegiatan tersebut bisa sangat berdampak bagi para peserta, terutama dari aspek budaya.

Di tengah kesibukan akademik yang sering kali menyita waktu dan energi siswa, Canisius Expo pun muncul sebagai sarana yang mengingatkan kita pada pentingnya melestarikan dan merayakan budaya Indonesia yang sangat beragam. Kegiatan ini dibuka dengan penampilan tari kolosal oleh sekitar 550 penari, meliputi siswa kelas 7, 10, dan para guru dengan judul "The Legend of Jonggrang".

Diambil dari legenda Candi Prambanan, para penampil hendak menceritakan pentingnya kejujuran dan kerja keras dalam kehidupan nyata. Dalam kisah ini, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso membangun 1.000 candi semalam sebagai syarat untuk menikahinya. Namun, ketika hampir menyelesaikan tugasnya, Roro Jonggrang menciptakan ilusi bahwa hari telah pagi. Ketidakjujuran ini pun mengakibatkannya untuk diubah menjadi arca. Di sisi lain, tekad dan niat dari Bandung Bondowoso untuk mendirikan candi yang dalam jumlah banyak menjadi sesuatu yang layak dicontoh.

Tarian massal ini juga membuka wawasan bahwa pendidikan tidak hanya tentang ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga tentang memahami dan menghargai warisan budaya yang membentuk identitas kita sebagai rakyat. Pandangan akan keberagaman harus direalisasikan dengan Conscience atau kesadaran bahwa Indonesia terdiri atas suku, agama, dan ras yang bervariasi serta semangat Compassion untuk saling peduli dan menghargai perbedaan tersebut.

Pendidikan di Kolese Kanisius merupakan suatu hal yang unik. Kegiatan di luar pembelajaran seperti Canisius Expo 2024 ini membawa manfaat penting yang tidak bisa diperoleh dalam ruang kelas. Kesempatan untuk bersenang-senang dan mengenal budaya sangat penting ketika sibuk belajar untuk mempertahankan nilai. Harapannya, semakin banyak orang bisa sadar untuk menghargai budaya sesama dalam kehidupan sehari-hari sehingga pelajaran hidup yang dipetik selama mendaki di Kolese Kanisius bisa mencapai titik puncak di masa depan nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun