Mohon tunggu...
Nathan Adly
Nathan Adly Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Memahami Jurnalisme Keberagaman bersama Usman Kansong

26 Maret 2017   00:02 Diperbarui: 26 Maret 2017   00:09 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Pada 24 Maret 2017 diselenggarakan acara bedah buku Jurnalisme Keberagaman Karya Usman Kansong. Acara ini dilangsungkan di auditorium Gedung Theresa Universitas Atmajaya Yogyakarta. Dalam acara ini juga menghadirkan Lukas Ispandriarno (Dosen FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta), Widiarsi Agustina (KA Biro Tempo DIY & Jawa Tengah), Agnes Dwi Rusjiyati (Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika) sebagai penanggap. Acara ini dilakukan dengan tujuan untuk menyampaikan problematika dalam dunia jurnalistik dalam pandangan Usman Kansong.

Acara ini diawali dengan penjelasan Usman Kansong megenai buku Jurnalisme Keberagaman dan kegelisahannya dengan dunia jurnalisme saat ini. “Jurnalisme keberagaman merupakan kegiatan jurnalisme yang relatif baru”, ujar Usman Kansong. Dalam diskusi ini, isu keberagaman menjadi pembahasan utama yang dikaitkan dengan buku Jurnalisme keberagaman.

Agnes Dwi sebagai penanggap dalam acara tersebut juga menambahkan jika media saat ini belum berani menyampaikan kebenaran. Media saat ini lebih cenderung bermain aman dalam melakukan pemberitaan. “Dalam pemilihan camat di Bantul, media tidak berani menyampaikan keadaan saat itu”, ujar Agnes Dwi. Ia juga berpesan, hati-hati berbicara dengan media, karena labeling masih ada didalamnya.

Widiarsi juga mengatakan jika wartawan saat ini melihat apa yang sedang menjadi trending topic di sosial media, baru mereka akan turun ke lapangan. Ia juga menambahkan jika independensi dan sikap open minded sangat penting bagi seorang jurnalis. Widiarsi juga menyampaikan kekecewaannya kepada media yang juga ikut menyebarkan berita hoax tanpa melakukan klarifikasi.

Dalam acara tersebut juga dihadiri oleh kelompok Ahmadiah dan Gafatar, dimana kelompok tersebut dianggap kaum minor. Dengan adanya acara ini diharapkan kita memandang jurnalisme keberagaman sebagai suatu hal yang penting.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun