Untuk media padat atau semi padat biasanya berbentuk gel. Media padat dalam Kultur Jaringan merupakan media yang mengandung beberapa komponen kimia yang dibutuhkan oleh tanaman. Media padat memiliki beberapa keuntungan diantaranya tanaman dapat menompang dengan kuat, akar tanaman yang dihasilkan akan lebih kuat dibandingkan akar tanaman yang dihasilkan menggunakan media cair.Â
Sedangkan media cair dalam Kultur Jaringan merupakan media kultur yang masih berbentuk cair. Media cair Kultur Jaringan ini memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah kurang praktis dibandingkan dengan teknik menggunakan media padat dalam Kultur Jaringan. Mengapa? karena untuk menumbuhkan kalus langsung dari eksplan, itu sangat sulit dan hanya tanaman-tanaman tertentu yang dapat berhasil menggunakan teknik media cair ini. Biasanya media cair dalam Kultur Jaringan dimanfaatkan dalam suspensi sel, salah satunya untuk menumbuhkan PLB (protocorm like bodies). PLB (protocorm like bodies) adalah hasil pertumbuhan kalus yang menyerupai protokormus Langkah berikutnya adalah kita harus mengambil salah satu bagian jaringan atau sel dari tanaman induk terpilih (unggul) yang biasanya disebut dengan eksplan.
Dalam pemilihan bagian jaringan tanaman tersebut, sangat disarankan untuk memilih bagian jaringan tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh. Bagian jaringan tersebut adalah bagian jaringan meristem atau jaringan muda. Jaringan meristem adalah jaringan yang terdiri atas beberapa sel yang tetap berada didalam fase pembelahan (bersifat embrionik), memiliki dinding sel tipis, penuh dengan plasma dan memiliki vakuola yang kecil, misalnya seperti ujung batang atau ujung akar, daun yang masih muda, keping biji dan bagian - bagian muda lainnya.
Pada dasarnya, pembelahan sel dapat juga berlangsung pada jaringan lain selain meristem, misalnya seperti korteks batang. Namun, jaringan tersebut hanya mengalami pembelahan sel yang jumlahnya sangat terbatas. Jadi, tidak memungkinkan jika korteks batang tersebut digunakan untuk melakukan teknik Kultur Jaringan. Langkah selanjutnya adalah jaringan meristem yang sudah diambil dari tanaman tersebut akan ditaruh di media yang sudah disediakan tadi. Kemudian, jaringan tersebut akan mengalami poliferasi, yaitu tahapan sel, dimana sel mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan. Apabila tanaman tersebut dilukai, maka asam traumalin akan menyembuhkan luka tanaman itu. Pemberian hormon auksin pada luka tersebut, dapat menyebabkan pembelahan sel yang berlangsung cepat dan terbentuknya gumpalan halus, biasa disebut kalus yang belum terdiferensiasi. Kalus tersebut akan dipindahkan ke media diferensiasi sehingga terbentuklah individu baru yang memiliki bagian lengkap, biasanya disebut dengan planlet. Kesimpulannya, teknik Kultur Jaringan hanya butuh satu irisan kecil suatu jaringan pada tanaman terpilih (unggul). Dengan satu irisan kecil suatu jaringan tersebut, kita sudah bisa menghasilkan kalus yang menjadi planlet dalam jumlah yang sangat banyak.
Â
Setelah kita mengetahui dan memahami tentang apa itu teknik Kultur Jaringan, cara melakukan Kultur Jaringan, keuntungan dan kerugian Kultur Jaringan, aplikasi - aplikasi Kultur Jaringan dan bioetika Kultur Jaringan itu, maka sekarang saatnya kita akan membahas suatu kasus yang sangat erat hubungannya dengan Kultur Jaringan. Yang telah kita ketahui, saat ini teknologi Kultur Jaringan telah banyak digunakan untuk kelestarian makhluk hidup dan pemanfaatan Sumber Daya Alam Hayati karena kita dapat mengkloning atau memperbanyak tanaman yang unggul atau berkualitas menjadi individu baru yang sangat banyak dengan sifat dan ciri yang sama, seperti yang dijelaskan diatas. Negara - negara maju saat ini juga mulai mengembangkan teknologi Kultur Jaringan ini untuk mengambil gen plasma nutfah dari negara lain agar dapat dikembangkan di negaranya sendiri.Â
Apa itu plasma nutfah? Plasma nutfah adalah pembawa sifat keturunan. Plasma nutfah ini mencakup seluruh Sumber Daya Alam hayati yang ada di muka bumi ini sehingga sangat berperan penting dalam melakukan kloning. Menurut saya, saya setuju jika negara - negara maju ini mulai mengambil gen plasma nutfah dari negara lain agar dapat dikembangkan di negaranya sendiri. Hal ini sangat menguntungkan bagi negara - negara maju karena mereka bisa memperoleh tanaman yang unggul atau berkualitas dari negara lain kemudian dikembangbiakan dan diperbanyak agar tanaman tersebut tidak punah. Misalkan saja, negara kita sedang mengalami kondisi iklim yang sangat buruk, otomatis hal tersebut membuat tanaman - tanaman yang berkualitas atau langka di negara kita (dalam arti, jumlah spesiesnya sedikit) menjadi terancam punah (tidak bisa berkembang biak lagi). Oleh karena itu, saya setuju agar gen plasma nutfah dapat di kloning dan dikembangkan di negara - negara maju yang memiliki kondisi iklim yang memungkinkan dengan menggunakan teknik Kultur Jaringan tersebut.
 Lalu, bagaimana negara - negara maju dapat mengambil gen plasma nutfah dari suatu negara? Menurut sepengetahuan saya, negara - negara maju mengambil gen plasma nutfah bisa dengan cara membeli melalui jalan alternatif belakang, yaitu pasar gelap. Tetapi, tindakan tersebut merupakan tindakan yang tidak terpuji dan sangat berbahaya. Menurut RATNA PERTIWI,SH. (Manager Perburuhan LKBH SPSI LAMPUNG) di situs lampung.tribunnews.com, mereka bisa terkena hukuman penjara paling lama empat tahun dengan dasar hukum pasal 480 ayat (1) karena telah membeli suatu barang di pasar gelap atau yang biasa disebut black market. Apabila mereka ingin mengambil gen plasma nutfah dengan aman, mereka harus mendapatkan persetujuan dari departement luar negeri. Sebenarnya pengambilan suatu gen plasma nutfah oleh negara lain juga dapat dilakukan dengan ketidaktahuan suatu negara, yaitu pengambilan secara illegal.
 Â
Sumber :
http://belajar.ditpsmk.net/?tag=agribisnis-pembibitan-dan-kultur-jaringan-tanaman