Â
Oleh : Stanislaus Nathan Setyananda
Bioteknologi modern adalah bioteknologi yang menggunakan mikroorganisme hidup. Di artikel ini, kita akan membahas salah satu bioteknologi modern. Yang akan kita bahas adalah Kultur Jaringan. Kultur Jaringan dengan nama lain Tissue Culture berasal dari kata "kultur" yang berarti membudidayakan, mengembangbiakkan dan "jaringan" yang memiliki arti kumpulan dari beberapa sel yang memiliki fungsi sama. Lalu, apakah itu Kultur Jaringan? Seperti yang sudah dijelaskan diatas, dapat kita simpulkan bahwa Kultur Jaringan merupakan suatu cara atau usaha untuk membudidayakan juga memperbanyak suatu individu baru dengan mengambil salah satu bagian sel atau jaringan dari tanaman yang ditumbuhkan dalam kondisi yang memungkinkan atau dalam keadaan steril pada media kultur yang kaya akan nutrisi. Kultur Jaringan ini ditemukan oleh ahli patologi Amerika, Montrose Thomas Burrows.Â
Kultur Jaringan semula hanya digunakan untuk penelitian dasar di bidang biologi, salah satunya adalah pembuktian totipotensi sel. Totipotensi sel adalah sel - sel yang dapat mempertahankan potensi zigot untuk membentuk semua bagian organisme matang sehingga dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu baru. Teori totipotensi ini dikemukakan oleh G.Heberland pada tahun 1898. Namun, sekarang teknik Kultur Jaringan ini dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan lainnya, terutama untuk agribisnis dan farmasi.Â
Agribisnis merupakan suatu bisnis usaha yang sebagian besar bergerak di bidang pertanian. Ada juga agribisnis yang bergerak di bidang perkebunan, peternakan dan perikanan. Dalam bidang agrobisnis, aplikasi teknik Kultur Jaringan ini tidak begitu memakan biaya produksi yang sangat banyak karena dapat menghasilkan bibit baru yang sangat banyak dalam waktu yang relatif singkat. Yang kedua, tidak memerlukan lahan atau tempat yang sangat luas untuk melakukan Kultur Jaringan ini. Dan yang terakhir adalah tidak bergantung pada iklim atau musim. Jadi, kita bebas untuk melakukan teknik Kultur Jaringan ini disetiap saat. Di Indonesia, aplikasi Kultur Jaringan telah membantu program hutan tanaman industri.Â
Prinsip Kultur Jaringan sebenarnya sama dengan prinsip perkembangbiakan secara vegetatif yaitu dengan stek, karena sama - sama memotong bagian tubuh tumbuhan dan pada akhirnya akan tumbuh menjadi satu individu baru.Â
Lalu, mengapa kita harus melakukan Kultur Jaringan ini? Sebelum kita menjawab pertanyaan ini, kita ibaratkan melakukan kultur jaringan ini seperti sewaktu kita membeli suatu produk. Pasti, tentu saja kita memilih produk yang berkualitas sangat baik dan tahan lama. Nah, Kultur Jaringan ini akan memberikan bibit tanaman yang memiliki kualitas sangat baik dan bebas dari penyakit sehingga tanaman tersebut bisa tahan lama (memiliki umur yang cukup panjang). Selain itu, kita juga tentunya ingin mendapatkan bibit tanaman yang hasilnya banyak tetapi hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat. Atau jika kita memiliki induk tanaman yang berkualitas, kita bisa melakukan Kultur Jaringan pada tanaman ini, sehingga individu baru yang dihasilkan bisa sama dengan induk tersebut, mulai dari rasa buahnya yang sama, ukuran buahnya yang sama bahkan warnanya juga sama.Â
Dari beberapa keuntungan teknik Kultur Jaringan diatas, sebenarnya ada juga beberapa kerugian dari melakukan teknik Kultur Jaringan ini. Kerugiannya adalah pada budidaya buah. Kita tidak dapat mengubah buah ini menjadi lebih manis atau pahit atau asam, lebih besar atau kecil. Warna buahnya pun juga tidak bisa kita ubah. Sebenarnya bukan hanya buah saja, tanamannya pun juga tidak bisa kita ubah. Hal itu terjadi karena teknik Kultur Jaringan ini, menggunakan teori dasar dari in vitro.Â
Teori dasar dari in vitro menyatakan bahwa setiap bagian jaringan tanaman dapat berkembang biak karena semua bagian jaringan tanaman merupakan jaringan hidup. Oleh karena itu, individu baru yang telah terbentuk, akan memiliki ciri - ciri dan sifat yang sama persis dengan induknya. Untuk Kultur Sel hewan, teknik ini tidak dapat menghasilkan individu baru karena hewan memiliki daya totipotensi yang rendah, kecuali kultur embrio pada hewan. Adapun beberapa aplikasi dari kultur embrio ini, antara lain digunakan untuk perbanyakan tanaman yang sulit berkecambah secara alami.
Untuk bisa melakukan Kultur Jaringan ini, kita memerlukan media. Media ini sangat berperan penting dalam melakukan perbanyakan individu baru. Pemberian nutrien dan hormon auksin juga sitokinin pada media pertumbuhannya, akan memicu pembelahan sel - sel sehingga terjadilah pertumbuhan. Juga biasanya diberikan arang kayu dan gula untuk merangsang pertumbuhan akar. Disni, gula berperan sebagai sumber energi di dalam media kultur. Gula ini sangat dibutuhkan karena pada umumnya bagian jaringan tanaman yang dikulturkan ini, tidak dapat membuat makanan sendiri atau mempunyai laju fotosintesis yang rendah. Ada beberapa vitamin yang paling sering digunakan dalam media Kultur Jaringan tanaman, salah satunya adalah thiamine. Thiamine merupakan vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sel.Â
Bicara mengenai media, Kultur Jaringan tidak perlu menggunakan media yang memiliki ukuran besar. Pada umumnya untuk media cair, semi padat atau padat, kita hanya menggunakan botol medium yang steril saja. Hal tersebut juga merupakan salah satu keuntungan dari melakukan Kultur Jaringan, seperti yang sudah dijelaskan diatas.Â