Mohon tunggu...
Nathalia Johannes
Nathalia Johannes Mohon Tunggu... -

Asal Ambon Manise, suka dengan broadcasting, staff pengajar, suka dengan segala sesuatu yang berbau puisi...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dentang Lonceng dan Senyummu yang Beku

12 Juli 2011   21:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:43 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dentang lonceng kemarin, aku mencarimu senyummu teman

Seharusnya kau dan aku berjalan bersama di senin sore seperti biasanya

kita semestinya melangkah bersama untuk mendengar cerita pengasuh

dan kau selalu tersenyum melihat tingkah para bocah Tunas Pekabaran Injil

Dentang lonceng di Selasa pagi itu tak seperti biasanya !

Apa gerangan yang terjadi? Mengapa lonceng gereja berdentang di Selasa pagi?

Bukankah kau dan aku tahu, ya kau harusnya tahu! dentang itu hanya bergema di Senin sore

Saat kita melangkah bersama memuji Tuhan di Tunas Pekabaran Injil.

Lalu mengapa semua orang berkumpul di Selasa pagi?

Teman, semuanya nampak asing hari ini.

Sejak Senin kemarin aku tak melihatmu.. aku tak menemukan senyummu

Dimanakah senyummu?

Angin bercerita padaku bahwa kau tak bisa lagi tersenyum

Burung berkicau mengisahkan padaku bahwa senyummu kini telah beku

Tapi mengapa? Mengapa sahabatku?

Bukankah kau selalu ceria? Bukankah kau selalu tersenyum?

Benarkah yang mereka katakan bahwa saat lonceng berdentang di Selasa pagi itu

Kau diam terbujur kaku dan tak bergerak?

Benarkah bahwa dentang lonceng di hari kemarin menjadi tanda akan kepergianmu?

Hari ini aku melihatmu…

Ingin sekali berteriak bahwa nyanyian angin dan kicauan burung tentang dirimu tidak benar

Namun hari ini aku melihatmu di keranda…

Banyak Bunga yang menghiasi kerandamu. Ada banyak tulisan yang tidak kumengerti…

Kau hanya diam. Kau tak lagi tersenyum.

Apa yang kau lakukan teman?

Lihat, aku datang mengunjungimu. Aku sahabatmu…

Mengapa kau memberi senyum yang beku untuk kehadiranku…

Semua orang pikir kau tak lagi tersenyum

Tapi aku tahu kepastiannya. Kau tersenyum di sana…

Aku tahu kau bahagia sekarang

Kau sedang tersenyum bersama Sang Pencipta

Kau sedang berada di pelukan-Nya. Kau didekap erat dalam kasih-Nya.

Selamat jalan untukmu teman…

Dentang lonceng di hari ini beritahukan diriku dan semua orang

Tuhan sungguh mengasihimu…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun